( 50 ) TRAGEDI

6.5K 261 57
                                    

Peringatan keras!!!

Mengandung adegan dewasa dan kekerasan!!!

Skip sekarang bagi kalian yang tak cukup kuat mental.

Part inilah yang membuat penulis mencantumkan konten dewasa pada cerita ARYAN. Tidak untuk ditiru! Harap bijaksana!

Baca, lalu lupakan.

****

Arilla tengah bersiap-siap untuk ke rumah sakit, dua jam lagi ibunya akan dioprasi. Gadis itu ingin berada di sana saat tindakan dilakukan.

Tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu depan. Arilla bergegas untuk membuka pintu itu.

"Om?" Gadis itu terperanjat.

"Selamat siang Arilla! Bagaimana kabar kamu?" Om Irwan yang datang.

"B-baik Om? Ada perlu apa, ya?" tanya Arilla agak terkejut melihat kedatangan lelaki itu.

"Oh ... Om dengar musibah kecelakaan yang menimpa Ibu kamu. Om hanya ingin membicarakan masalah santunan dari kantor. Walau  mengundurkan diri, Ibu kamu sudah cukup lama bekerja dan kinerjanya sangat baik selama ini. Boleh Om masuk?"

Arilla berpikir sejenak. "Silahkan Om!"

"Terima kasih." Irwan masuk ke dalam rumah. Arilla mempersilahkannya untuk duduk.

"Tadinya Om mau ke rumah sakit. Tapi kata beberapa karyawan kantor yang sudah lebih dulu berangkat, kamu tidak ada di sana. Sementara Om harus bicara dengan perwakilan keluarga Ibumu," jelas  Irwan.

"Iya Om. Arill baru saja mau berangkat," jawab Arilla. "Om mau minum apa? Biar Arill buatkan," lanjutnya.

"Kopi boleh."

"Sebentar ya, Om." Arilla beranjak menuju dapur.

Irwan mengiyakan. Menatap kepergian Arilla.

Gadis itu segera membuatkan kopi untuk tamunya. Agak tergesa sebab ingin segera pergi ke rumah sakit. Hingga tak sengaja menjatuhkan panci kecil berisi air yang akan ia rebus. Suara benda itu jatuh membuatnya kaget sendiri.

"Astaga!" Arilla jengkel pada kecerobohannya. Cepat ia berjongkok untuk mengambil benda itu.

"Ada apa, Rill? Kamu enggak apa- apa?" Tiba-tiba Irwan muncul mengagetkannya.

"Om?" Arilla terperanjat. Melihat lelaki itu sudah ada di belakangnya. "Arill enggak apa-apa kok." Perasaan Arilla mulai tak nyaman melihat keberadaan Irwan yang nekat menyusulnya ke dapur.

Lelaki itu mendekat. Menatap Arilla dengan mata menakutkan.

"Kamu mau kemana? Kelihatannya sangat buru-buru?" Irwan mengendurkan ikatan dasinya.

Arilla mulai mendapat firasat buruk, menyadari tatapan menakutkan laki-laki itu. Secara spontan, ia mundur ke belakang perlahan-lahan.

"Om masih di sini. Tapi kelihatannya, kamu sudah tak sabar untuk pergi. Apa Om membuat kamu takut?" Wajah  Irwan makin tidak ramah. Menatap Arilla seolah ingin menerkamnya. 

"O-Om mau apa?" Arilla semakin curiga. Wajahnya menegang, menatap  Irwan yang kian dekat padanya.

"Jangan takut. Om enggak akan nyakitin kamu. Om suka sama kamu. Sejak pertama melihat kamu. Kamu cantik Arilla. Tadinya Om ingin kamu jadi anak Om. Tapi Ibu kamu menolak Om dengan angkuhnya. Berani sekali dia?" Air muka Irwan mulai berubah. Kini lelaki itu tampak memendam kemarahan.

ARYAN (tamat) Lengkap ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang