( 56 ) PULANG

5.7K 290 56
                                    

"Hallo, Pah ...."

"Iya, Nak. Kamu sedang apa sekarang?" tanya Ray.

"Aryan sudah di kampus, Pah. Wawancara terakhir. Ada apa Pah? Papa kedengeran khawatir. Ada apa?"

Ray terdiam sejenak. "Jam berapa kamu selesai wawancara?"

"Mungkin jam sebelas atau dua belas siang. Ada apa sih, Pah?"

"Yan, apa kamu bisa pulang hari ini juga setelah selesai wawancara, Nak?"

"Kenapa Pah? Semuanya baik-baik aja, kan?" Aryan langsung terdengar cemas.

Ray memijit pangkal hidungnya. Ragu-ragu untuk mengatakan yang sesungguhnya pada Aryan.

"Pah ... ada apa? Kok Papa enggak jawab? Ada apa Pah?" desak Aryan tak sabar.

"Papa minta, segera pesan tiket penerbangan ke Jakarta. Setelah selesai wawancara, kamu segera pulang."

"Tapu ada apa, Pah? Tolong kasih tau Aryan! Apa yang terjadi?"

"Papa enggak bisa cerita di telfon. Yang pasti, saat ini Arilla sangat membutuhkan kamu. Segera pesan tiket untuk pulang. Kamu akan tau saat tiba di Jakarta."

"Arill kenapa? Apa yang terjadi sama Arill, Pah?"

"Berhati-hatilah ... Papa tunggu kabar berikutnya dari kamu." Ray langsung menutup sambungan telfon.

Ia menghempaskan nafas berat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia menghempaskan nafas berat. Akhirnya dia memang harus meminta Aryan segera pulang. Ray terpaksa harus egois sekarang. Membuat Aryan khawatir dengan kabar buruk ini.
Dia tak punya pilihan. Hanya Aryan orang terakhir yang dekat secara emosional dengan Arilla. Ia harap, bertemu dengan Aryan dapat membuat kondisi putrinya membaik.

Tak berapa lama ponselnya berbunyi. Kirani yang menelfonnya. Istrinya itu pasti khawatir, karna Ray tak sempat pamit saat pergi ke rumah sakit pagi buta begini.

****

Teman-teman Arilla sudah berada di rumah sakit pagi ini. Kabar tentang percobaan bunuh diri yang dilakukan Arilla membuat mereka kompak datang untuk melihat keadaan gadis itu.

Namun seperti biasanya, mereka hanya bisa melihat dari balik kaca. Tak bisa bertemu langsung. Mereka saksikan sahabat mereka itu terbaring lemah, terlelap dalam pengaruh obat penenang.

Revina tak kuasa menahan kesedihan. Begitu pula Indri dan yang lainnya. Tak menyangka, Arilla akan ditimpa kemalangan seperti ini.

"Kapan Aryan pulang?" tanya Raffi.

"Gue denger, Aryan udah dikasih tau sama Om Ray. Dia majuin jadwal pulangnya. Mungkin, nanti malam pesawatnya udah bisa nyampe," jawab Revina.

"Semoga dengan ketemu Aryan, kondisi Arill bisa membaik," timpal Pinkan sendu.

ARYAN (tamat) Lengkap ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang