( 54 ) KEMBALI

5.6K 261 15
                                    

Kirani menatap kosong ke depan. Masih duduk di kursi roda meski ia sudah bisa berjalan walau harus menggunakan tongkat.

Ini sudah hari ke lima Arilla dirawat. Namun belum ada perubahan berarti. Gadis itu masih sering berhalusinasi. Histeris tiba-tiba. Dan sering mengamuk di tengah malam karna mimpi buruk.

Arilla juga tak mau berinteraksi dengan orang lain. Dia menutup diri dari teman-temannya. Bahkan seringkali tak bisa mengenali seseorang. Terutama laki-laki. Seringkali laki-laki yang ingin menemuinya termasuk Dokter dan Psikiater ia usir karna melihatnya sebagai Irwan.

Semua itu membuat Kirani merasa hancur. Begitu sakit melihat penderitaan yang dialami putri semata wayangnya.

"Kamu di sini Ran?" Ray menghampiri wanita itu yang sedang termenung menatap ke luar jendela kamar perawatannya.

"Apa yang sedang kamu pikirkan?" tanya lelaki itu.

Kirani menghela nafas berat. Tak mengalihkan pandangannya.
"Nikahi aku Ray!" celetuk wanita itu datar.

Raynold terperanjat. Menatap Kirani penuh tanda tanya.

"Nikahi aku. Secepatnya!" ulang Kirani. Kali ini menatap Ray sungguh-sungguh.

"Apa kamu srius?" tanya lelaki itu.

"Ya. Aku srius."

"Pikirkan baik-baik. Aku tak mau kamu menerima lamaranku karna terpaksa."

"Enggak Ray. Aku sudah tak mau berfikir apapun. Aku sudah lelah. Arilla juga. Aku menyerah. Hidup ini terlalu melelahkan untuk aku dan Arill. Aku butuh seseorang untuk bersandar. Dan Arilla, dia juga butuh kamu," jelas Kirani.

Ray tertegun mendengarnya.

"Aku tak bisa menjaga dan melindungi Arill sendirian. Aku sudah gagal. Karna diriku, Arill sampai mengalami kejadian mengerikan ini. Dia butuh kamu. Butuh perlindunganmu," lanjut Kirani. Ia sudah menimbang keputusannya ini matang-matang.

Ray berjongkok di sampingnya. Menatap wanita itu lekat-lekat.
"Kamu tak akan menyesal?" Ray ingin memastikan.

Kirani tersenyum pahit. "Aku akan menikahi Ayah dari anakku. Dan aku sudah mengenalmu dengan sangat baik. Apa yang akan aku sesali? Justru aku yang ingin memastikan, apa kamu tak akan menyesal menikahi aku lagi?"

"Aku menghabiskan waktu delapan belas tahun bersama kenanganmu dalam diriku. Apa juga yang akan aku sesali?" jawab Ray pasti.

Kedua anak manusia itu saling pandang.

"Kirani Almira, bersediakah kamu menikah denganku?" Ray mengulurkan tangannya. Melamar Kirani secara langsung sama seperti belasan tahun silam.

Kirani memantapkan hatinya. "Ya. Aku bersedia." Wanita itu menyambut uluran tangan Ray.

Mantan suaminya itu tersenyum samar. Menatapnya teduh ....
"Jika kamu benar-benar sudah yakin. Mari kita menikah. Di sini,
hari ini juga!" tegas Ray pasti.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ARYAN (tamat) Lengkap ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang