( 11 ) RUSUH

10.7K 477 33
                                    


Ini hari pertama Arilla kembali ke sekolah setelah masa skors-nya habis. Selama tiga hari ini, ia terpaksa membohongi ibunya. Ya, Arilla tiap pagi bersiap- siap pergi sekolah. Untung ibunya selalu berangkat kerja lebih dahulu. Sehingga setelah yakin ibunya pergi, Arilla akan melepas seragam sekolahnya dan seharian mengurung diri di rumah. Itu sangat membuatnya merasa bersalah, karna telah menipu ibunya.

Hari ini Arilla lega. Bisa kembali menikmati makanan kantin sekolah, yang terasa begitu istimewa dari biasanya.

"Riilll ...." Revina menghampiri.

"Ya ampuun ... gue kangen sama lo ...." Gadis itu langsung memeluk Arilla.

"Gue juga. Gimana kabar lo? Pinkan sama Celsea mana?" tanya Arilla.

"Mereka belum dateng kali. Gue seneng banget bisa liat lo lagi. Jujur, gue ikut merasa bersalah."

"Apaan si lo? Gue baik- baik aja kok," kilah Arilla.

"Maafin si Aryan ya? Dia emang agak kekanak- kanakan Rill. Gue juga enggak nyangka, dia bisa nekat kayak gitu. Gue kepikiran terus sama lo." Revina nampak sungguh- sungguh.

Arilla tersenyum. Revina memang selalu peduli dan ia sangat menghargai itu.

"Seisi sekolah masih terus mengawasi gue, mereka enggak bakal buru- buru lupa sama foto- foto itu." Arilla melihat sekeliling. Semua murid yang ada di kantin terlihat menatapnya sambil berbisik-bisik.

"Aryan emang konyol," sesal Revina. "Sifatnya enggak pernah berubah. Gue enggak enak banget sama lo Rill. Tapi lo harus percaya, dia anak baik kok. Emang terkadang suka rada- rada sableng sih. Maklum lah ... dia kurang kasih sayang. Jadi enggak bisa bertindak dengan kasih sayang juga," jelas Revina.

"Kurang kasih sayang? Maksud lo?" Arilla tak mengerti.

"Aryan enggak punya ibu. Ibunya meninggal saat dia berumur satu tahun. Bokapnya Aryan, Om Raynold adalah adiknya mama gue. Om Ray enggak nikah lagi sampai saat ini. Aryan cuma diurus sama Mbok Sami, hingga sekarang. Jadi anaknya seenaknya banget. Yahh ... semacam banyak cari pelampiasan gitu." Revina memaparkan.

Arilla menyimak sungguh- sungguh.

"Kenapa bokapnya enggak nikah lagi?" tanya Arilla kemudian.

Revina mengangkat bahu. "Gue enggak tau pasti. Om Ray awalnya tinggal di Australia, dan Aryan lahir di sana. Setelah ibunya Aryan meninggal, Om Ray bawa Aryan balik ke Indonesia dan tinggal di sini."

Arilla mengangguk- angguk.

"Semoga setelah ini, Aryan berhenti gangguin lo ya?"

Arilla hanya tersenyum. Ia tak menyinggung masalahnya dan Aryan yang sempat tidur berdua di tempat kost Choki semalam. Arilla tak ingin ada yang tau tentang itu.

Nadia dan Jessica muncul di sana, dan langsung menuju ke meja Arilla dan Revina.

"Masih punya muka juga lo di sekolah ini?" cibir Nadia.

"Nat, lo apa- apaan sih?" Revina menegur.

"Aaahh. .. Revina ... lo mau aja ya, temenan sama dia? Malu- maluin." Nadia mencibir.

"Nat, lo enggak tau masalahnya. Mendingan lo enggak usah ikut campur. okay?" Revina mulai jengah.

"Enggak tau? Lo bilang enggak tau? Seisi sekolah juga tau apa masalah dia!" Nadia menunjuk Arilla. Tapi Arilla masih kelihatan tenang.

"Dia, cewek murahan ini, lagi keganjenan sama Aryan. Sampai ngobral diri tanpa punya rasa malu!"

BRAK!!!

ARYAN (tamat) Lengkap ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang