Hari ini sepulang sekolah, Arilla langsung menuju alamat kantor yayasan yang sudah ia dapat dari nomor yang ia hubungi semalam. Setelah memikirkan matang-matang, Arilla memutuskan untuk mencoba pekerjaan paruh waktu sebagai Cleaning service ini. Ia butuh uang. Ia tak ingin berpangku tangan saja di rumah.
Di kantor tersebut, sudah ada beberapa orang yang menunggu giliran interview. Setelah mendaftar dan menunggu beberapa lama, akhirnya tiba juga giliran Arilla.
"Maaf. Saya tidak bisa menerima kamu," tegas wanita paruh baya yang berhadapan dengan Arilla. Menyodorkan kembali selembar kertas yang diberikan gadis itu.
"Kenapa Bu?" Arilla tak mengerti.
"Baca baik-baik persyaratannya! Pekerjaan ini untuk usia minimal delapan belas tahun. Dan kamu? Tujuh belas aja kurang. Enggak bisa!" tolak wanita itu.
"Bu, saya mohon! Saya sangat butuh pekerjaan ini. Lagi pula saya hanya akan bekerja sepulang sekolah. Tolong kasih saya pengecualian. Tolong Bu!" Arilla memohon.
Wanita itu terdiam. Menatap Arilla lekat-lekat.
"Kamu butuh uang?" Tanyanya.
Arilla mengangguk samar.
"Ke mana orang tua kamu? Mereka tak bekerja?"
"Ayah saya sudah enggak ada. Dan Mama belum dapat pekerjaan." Arilla berterus terang.
Wanita itu menghela nafas, nampak berpikir keras. "Sebenarnya ini ilegal. Saya bisa kena masalah jika ada yang tau kalau saya mempekerjakan anak di bawah umur. Tapi karna kamu bilang ini hanya sebentar, saya akan kasih kamu kesempatan."
Arilla nampak lega mendengarnya.
"Kapan kamu bisa mulai bekerja?"
"Besok pun saya sudah bisa mulai bekerja Bu," yakin Arilla.
"Baiklah. Kamu akan saya tempatkan di Hotel XX. Besok datang ke sini sepulang sekolah. Jam emapt sore kamu akan berangkat dengan beberapa orang teman," Jelas wanita itu.
"Jadi ... saya diterima?" Arilla tak percaya.
"Ini pekerjaan harian lepas. Saat sudah tidak dibutuhkan, kami akan langsung memberhentikan kamu."
"Iya Bu. Saya mengerti."
"Ya sudah. Kamu boleh keluar."
"Terima kasih, Bu." Arilla tampak gembira. Tak berapa lama kemudian gadis itu pamit dan meninggalkan tempat itu.
Ia senang. Akhirnya bisa mendapatkan pekerjaan ini. Meskipun upahnya tak seberapa, setidaknya ia bisa mengisi waktu luang sepulang sekolah dengan kegiatan yang bisa menghasilkan uang. Karna ia sangat butuh itu sekarang.
Ulangan smester sekolah masih cukup lama, begitu pula acara kelulusan kelas dua belas. Jadi, Arilla punya banyak waktu luang.
Yang ia pikirkan kini, bagaimana cara memberi tahu ibunya perihal pekerjaannya. Semoga ibunya tak keberatan dan memberinya izin.
****
"Enggak! Mama enggak ngizinin kamu! Kamu ini apa-apaan sih? Kenapa ambil keputusan tanpa izin Mama?" Kirani tampak geram. Menatap tajam pada Arilla.
"Ma ... Arill mohon. Hanya selama liburan. Arill 'kan enggak ada kegiatan. Enggak apa-apa kalo cuma kerja jadi cleaning service. Enggak berat kok Ma!" Arilla bersikeras.
"Dengar! Jangan membantah. Mama sudah ada wawancara kerja, lusa. Jadi kamu enggak perlu ikut-ikutan kerja."
"Ma! Arill mohon! Arill sudah keterima lho? Anggap aja cari pengalaman. Itung-itung ngisi waktu luang aja. Arill bosen di rumah terus, sendirian, enggak ada temen. Arill stress, Ma! Kali iniii ... aja." Gadis itu terus meyakinkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARYAN (tamat) Lengkap ✅
Teen Fiction18+ Mengandung adegan kekerasan, hotkiss, vulgar. Yang di bawah umur tidak dianjurkan untuk membaca. Cerita pasaran tentang benci jadi cinta. Ini cerita pertama gue di wattpad. Aryan. Cowok dingin dan arogan yang bertemu gadis judes bernama Arilla...