Aryan dan kedua sahabat setianya, Joshua dan Choki tampak nongkrong di balkon lantai tiga. Menatap aktifitas sekolah di pagi itu.
"Lama-lama gue rasa ni sekolah udah kayak panti jompo aja," celetuk Joshua. Menatap ke taman di depan sekolah yang teduh dan warna warni oleh aneka macam bunga.
"Kenapa lo? Udah ngerasa tua?" tanya Choki.
"Lo liat aja Chok, untuk ukuran sekolah elit, sekolah ini kelewat tenang dan damai. Enggak ada tantangannya sama sekali. Ngebosenin," komentar Joshua.
Aryan tertawa kecil. "Lo bakar sono mobil Pak Rahardi. Dijamin heboh ni sekolah." Aryan menyebut nama kepala sekolah mereka.
Kedua sahabatnya terbahak mendengar itu.
"Murid-murid di sini pada enggak suka sama sensasi. Lurus luruuss ... aja. Enggak ada yang ikut tawuran kek, mabok kek, atau kepergok mesum gitu di sekolah ... kurang gregetnya!" sambung Joshua.
"Ya elaahh ... kemaren kan udah sempet ada simulasi cara ngadepin kehebohan berkat fotonya si Bos ama Arill. Sukses bikin guru satu sekolah kocar-kacir ngancem semua anak di sini," komentar Choki.
PLAK! Hantaman keras mendarat di tangan anak lelaki itu dan langsung membuatnya meringis. Aryan yang melakukannya.
Joshua terkekeh.
"Pelan-pelan napa Bos .. .tangan gue bisa melepuh ini." Choki mengusap-usap tangannya.
"Pas fotonya diungkit dia marah. Giliran waktu praktek adegannya, diem-diem aja ... aahh ... dasar belagak polos lo, Bos ...," ledek Joshua.
"Diem lo! Pada sirik lo sama gue. Ngiler kan, lo berdua? Ha?" Aryan menendang bagian belakang Joshua pelan.
Joshua menghindar sambil terbahak. "Kasih tau dong Bos, gimana rasanya? Hehee ...." Joshua mencibir Aryan seraya memainkan alisnya.
Aryan bersiap kembali menendangnya tapi kemudian Choki berseru.
"Eh, eh ... liat, liat!" Choki menepuk pundak Aryan.
Menatap tegang ke arah parkiran. Joshua dan Choki langsung mengalihkan perhatian mereka ke arah tempat itu.
"Widiihh ...!" seru Joshua antusias.
"Berani banget tuh si Galang?" tambah Choki.
"Aaahh ... emang setan tu anak! Tau aja kalo sama cewek kece. Langsung main sambar. Yaahh ... keduluan start dah gue sama dia," komentar Joshua melihat Arill turun dari boncengan motor Galang.
Aryan tersentak melihatnya. Matanya membundar tak percaya. Tiba-tiba darahnya mendidih hingga kepalanya terasa mengepul. Apa-apaan itu? Arill diantar Galang? Seterunya? Ke sekolah? Terang- terangan? Di depan matanya?
Terlihat Arilla bercakap- cakap sesaat dengan Galang, sebelum akhirnya Galang pergi meninggalkan parkiran, keluar dari gerbang PUTRA BANGSA.
Wajah Aryan merah menyala melihat semua itu. Tangannya mengepal kuat menekan ke sisi balkon. Tanpa ba bi bu lagi pemuda itu beranjak dari tempatnya. Membuat Joshua dan Choki terheran melihatnya.
"Bos!!" panggil Choki.
"Kenapa tu anak?" tanya Joshua yang kebingungan.
Sementara itu Arilla melangkah menuju kelasnya. Di koridor lantai dua, dari kejauhan ia melihat Aryan berjalan tergesa berlawanan dengannya. Wajah pemuda itu masam luar biasa. Terlihat memendam amarah. Arilla menengok kanan kiri. Mencari apa atau siapa yang dituju laki-laki itu. Tapi kemudian dia sadar, melihat tatapan Aryan tertuju pada satu titik. Tak lain dan tak bukan, sasaran Aryan adalah dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARYAN (tamat) Lengkap ✅
Teen Fiction18+ Mengandung adegan kekerasan, hotkiss, vulgar. Yang di bawah umur tidak dianjurkan untuk membaca. Cerita pasaran tentang benci jadi cinta. Ini cerita pertama gue di wattpad. Aryan. Cowok dingin dan arogan yang bertemu gadis judes bernama Arilla...