( 67 ) KAMU MILIKKU

8.2K 338 47
                                    


"Liat aku, Rill!" Aryan meraih kedua pundak gadis itu.

Arilla mengangkat wajahnya. Makin terharu mendapati wajah sembab Aryan yang masih tak menyerah.

Pemuda itu mengahapus air mata Arilla. "Kalau kamu lupa dan enggak bisa mengingatnya ... maka aku akan mengingatkan kamu sekali lagi. Aku akan yakinkan kamu, kalau aku adalah laki-laki pertama dan laki-laki terakhir yang nyentuh kamu. Aku akan jadi satu-satunya laki-laki yang kamu ingat mulai sekarang. Kamu akan lupakan yang lainnya." tegas Aryan menatap teguh pada sang kekasih.

Arilla terpaku. Menatap Aryan tak berkedip.

Aryan menghela nafas. Pandangannya bergetar dengan air mata masih menggenangi kelopaknya.

"Izinkan aku ...." Kedua tangannya menyentuh kerah seragam Arilla. Lalu membuka ikatan dasinya. Ditariknya dasi itu dan dilemparnya sembarang arah.

Arilla menahan nafas. Ia mengerti apa yang akan dilakukan Aryan. Gadis itu memejamkan mata. Mengeratkan rahangnya. Baik, jika ini cara yang bisa melenyapkan jejak mengerikan yang selalu menghantuinya, Arilla akan lakukan.

Perlahan Aryan membuka kancing kemeja Arilla satu-persatu. Setelahnya, ia menyibak kemeja itu dan menurunkannya sebatas siku gadis itu. Membiarkan tubuh bagian atas Arilla hanya berbalut bra saja.

Arilla terisak. Wajahnya gemetar. Ia masih tak berani membuka mata. Bayangan Irwan merobek kemejanya langsung terlintas dalam benaknya. Arilla ingin teriak, tapi sekuat hati ia menahan diri.

Air mata Aryan jatuh menetes. Menyaksikan wajah tersiksa kekasihnya. Wajah putus asa gadis pujaannya.

"Hk ... lakukan Yan!" Arilla membulatkan tekad. "Hapuskan semua jejak menjijikkan itu dari tubuh aku. Selamanya aku hanya ingin mengingat kamu sebagai satu-satunya laki-laki yang pernah menyentuh aku," sambungnya menguatkan diri.

Aryan merapatkan mata. Menguatkan hatinya. Pemuda itu mendekat, kedua tangannya merengkuh wajah Arilla. Dan perlahan-lahan memulainya dengan ciuman di bibir gadis itu. Tak ada hasrat, tak ada rasa lain selain keperihan mendalam yang ia rasakan. Bagaimana gurat kesakitan Arilla seakan meremuk redamkan relung hati pemuda itu. Aryan berusaha selembut mungkin mencium bibir kekasihnya. Begitu berhati-hati.

Arilla terisak lagi. Merasakan ciuman itu dengan perasaan porak poranda. Ia berusaha membangun ingatan untuk peristiwa kali ini. Berupaya  membenamkan ingatan buruknya. Menguburnya dalam-dalam dan menimbunnya dengan kenangan baru. Kenangan yang dilukis Aryan saat ini.

Nafas Arilla menyesak, saat merasakan ciuman Aryan turun ke lehernya perlahan. Sangan perlahan.
Aryan seakan merasa takut kalau tubuh Arilla akan retak karna ciumannya.

Arilla meringis, bayangan mengerikan itu muncul lagi, bayangan menjijikkan saat Irwan menerkam lehernya dengan rakus tanpa belas kasihan. Melahap dadanya seolah ingin menghabisinya.

Nafas Arilla tersengal. Sesak dan berat. "Aaaakkk ...!" Gadis itu memekik seakan merasa sangat kesakitan padahal Aryan begitu lembut memperlakukannya. Tangisan Arilla pecah, pekikannya menggema di tempat itu, terdengar memilukan. Ia tak bisa menangkis bayangan menakutkan yang kembali menguasainya.

"Haaa ...!" Raungan Arilla kian tak terkendali. Ia berontak dari rengkuhan Aryan.

"Buka mata kamu, Sayang ...," bisik Aryan saat rontaan Arilla makin menjadi. Ia mengusap wajah gadis itu penuh kasih.

Arilla membuka matanya perlahan. Dengan nafas kasar kepayahan hingga pundaknya naik turun. Air matanya sudah melinangi kedua pipinya.

"Lihat! ini aku. Bukan orang lain. Aku Aryan, kekasih kamu. Laki-laki yang sangat mencintai kamu," tukas Aryan lirih. Menatap Arilla begitu sayang.

ARYAN (tamat) Lengkap ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang