Arilla keluar dari sebuah Distro sore itu. Menjinjing satu paper bag. Dia sudah mendapatkan gaun yang akan dipakainya ke ulang tahun Olivia.
Sebenarnya Revina dan teman- temannya yang lain mengajaknya mencari baju bersama. Tapi Arilla tau, Revina berlangganan di salah satu Distro ternama yang tentu saja harganya tak kan sesuai dengan kondisi keuangannya. Jadi dia berdalih telah memilikki gaun di rumah. Agar tak perlu ikut dengan mereka.
Berjalan belum jauh dari Distro, Arilla melihat sebuah kafe yang cukup ramai. Ada yang menarik perhatian dari kafe tersebut. Yaitu sebuah papan tulisan yang berbunyi, gratis es krim.
Gadis itu tertarik. Dengan penuh semangat ia menghampiri tempat itu. Ternyata benar. Kafe itu sangat ramai. Beruntung Arilla masih mendapati kursi kosong di pojok ruangan.
Setelah memesan makanan, ia pun menunggu di mejanya. Memperhatikan sekeliling. Para pekerja kafe sangat sibuk. Berlalu lalang di antara padatnya pengunjung.
Tapi tunggu. Arilla seperti mengenal salah satu dari mereka. Ia memperhatikan dengan seksama.
"Galang?" Arilla tak percaya.
Melihat pemuda itu ikut melayani pengunjung. Meski Galang tak memakai seragam seperti pekerja lainnya. Tapi jelas dia menjadi bagian dari pegawai. Memakai celemek berwarna biru. Ikut mengantar pesanan dan tampak cekatan.
"Lang!" Arilla menyapa saat posisi Galang lebih dekat padanya.
Pemuda itu menoleh. "Hai Rill!" serunya berbinar melihat Arilla. Cepat ia menghampiri.
"Lo ngapain? Lo kerja di sini?" tanya Arilla.
Galang tersenyum. "Enggak sih ... kebetulan Kafe ini usaha orang tua gue. Ya ... karna kalo sabtu minggu gini suka rame, jadi gue sering bantu-bantu," jawabnya.
Arilla amat terkesan mendengarnya. Tak ia sadari menatap Galang penuh rasa kagum. Membuat Galang menjadi salting.
"Lo sendiri? Sendirian aja?" Galang mengalihkan perhatian Arilla.
"Oh ... iya. Kebetulan gue habis dari Distro deket sini. Dan gue liat ada promo es krim gratis di sini. Jadi gue mampir."
Galang terkekeh. "Ternyata promonya efektif ya?"
Arilla balas tertawa. "Semua orang suka yang gratis-gratis Lang."
Galang mengangguk- angguk. "Lo udah pesan sesuatu?"
"Iya. Udah."
"Kalo gitu bentar ya. Biar gue bawain," ujar Galang kemudian beranjak dari meja Arilla.
Beberapa saat kemudian Galang kembali. Membawa nampan berisi pesanan Arilla.
"Ini dia tiramisu pesenan lo, ini kopi lo. Dan ini eskrim gratisnya." Galang menurunkan menu satu persatu.
"Karna gue ada di sini. Biar gue yang traktir semua pesenan lo," tambah Galang seraya duduk di hadapan Arilla.
"Waahh ... beneran ya? Gue bisa pesen banyak ini," kelakar Arilla riang.
Galang tertawa. "Iya. Beneran. Lo boleh pesan apa aja."
Arilla tersenyum. Ia benar-benar tak menyangka. Galang tak pernah cerita tentang ini sebelumnya.
"Enggak kerja lagi? Malah nemenin gue di sini. Gue jadi enggak enak." Arilla merasa sungkan. Karna kehadirannya terasa mengganggu pekerjaan Galang.
"Ga papa, biarin aja. Ada lo di sini, masa' gue anggurin? Kalau sengaja ngajakin lo jalan belum tentu lo bakalan mau, kan? Jadi anggap aja ambil kesempatan," canda Galang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARYAN (tamat) Lengkap ✅
Novela Juvenil18+ Mengandung adegan kekerasan, hotkiss, vulgar. Yang di bawah umur tidak dianjurkan untuk membaca. Cerita pasaran tentang benci jadi cinta. Ini cerita pertama gue di wattpad. Aryan. Cowok dingin dan arogan yang bertemu gadis judes bernama Arilla...