( 65 ) SAKIT HATI

5.6K 262 51
                                    


"Boss, ayo main basket!" Kedatangan Aryan di sekolah disambut lemparan bola basket oleh Choki yang sudah berada di lapangan depan dengan teman-temannya yang lain.

"Gue enggak bawa baju ganti!" Aryan melempar balik bola tersebut.

"Ada di loker gue! Ayolah Boss!" Kali ini Joshua yang meminta.

Aryan menatap Arilla. Seolah meminta persetujuan.

"Sana! Kamu bakal kangen lho saat-saat kayak gini," ujar Arilla memberi pendapat.

"Jangan jauh-jauh ya? Aku ganti baju dulu," pamit Aryan kemudian.

Arilla mengiyakan. Mereka berpisah di tangga utama sekolah. Arilla melanjutkan langkahnya menuju kelas.

Suasana sekolah sangat ramai. Ulangan smester sudah berakhir. Kebanyakan para murid sudah tak memakai seragam utama. Mereka lebih banyak yang menggunakan seragam kaos gabungan siswa.

Di koridor, Arilla sempat berpapasan dengan Julio. Lelaki itu tampak tersenyum menyapanya. Senyum yang dirasa Arilla sangat berbeda kali ini.

Cepat-cepat ia menghindari Julio. Arilla yang sedang tak menyukai berada di keramaian, memilih menuju perpustakaan sekolah. Ia ingin membaca buku saja seraya menunggu Aryan selesai bermain basket.

Dan benar saja, saat menginjakkan kaki di sana, tempat itu memang sepi. Hanya ada seorang siswi tengah membaca di sudut ruangan. Itupun tak lama, siswi tersebut kemudian keluar dari ruangan itu saat ponselnya berbunyi.

Arilla melangkah di antara deretan rak buku. Mencari buku yang ingin ia baca. Gadis itu berhenti di deretan agak dalam, dan menemukan buku yang ia inginkan.

Saat tengah fokus membaca itulah, Arilla dikejutkan kedatangan seseorang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat tengah fokus membaca itulah, Arilla dikejutkan kedatangan seseorang.

"Julio?" Arilla memergoki lelaki itu melangkah pelan seakan mengendap-endap.

"Eh? Maaf Rill. Gue gangguin lo ya?" Julio menggaruk tengkuknya.

Arilla menoleh kanan kiri, menyadari suasana perpustakaan begitu lengang. Mengapa Julio ada di sini? Apa lelaki itu sengaja membuntutinya sejak dari koridor tadi?

Merasa tidak aman, cepat Arilla meletakkan bukunya. Dengan tenang ia melangkah dari hadapan Julio. Tapi lelaki itu menahan tangannya.

"Tunggu, Rill. Ada yang harus gue omongin sama lo."

Arilla tercekat. "Kita cari tempat lain. Jangan di sini."

"Enggak!" Julio mengeratkan pegangannya di tangan Arilla.

"Aryan enggak pernah ngebiarin gue deketin lo, walau gue cuma pengen nyapa lo." Wajah Julio srius kali ini.

"Jul, mau lo apa sih? Meski lo kesel sama Aryan, tapi enggak gini juga caranya. Lo bikin gue takut, tau enggak?" Arilla mulai kesal.

ARYAN (tamat) Lengkap ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang