Ini hari kedua Arilla membersihkan ruang ganti tim basket sekolahnya. Ia sengaja datang pagi-pagi. Karna tak mau ada yg memergokinya seperti Joshua dan Choki kemarin. Namun gadis itu salah. Kali ini justru Aryan yang datang paling awal ke ruangan itu.
Aryan tersenyum sengit melihat seterunya tengah sibuk mengepel lantai dengan srius. Hingga tak menyadari kehadirannya di ambang pintu.
Tiba-tiba muncul ide untuk mengerjai gadis itu. Melihat ember berisi air campuran pembersih lantai ada di dekatnya, dengan sengaja ditendangnya ember tersebut hingga semua isinya tumpah.
Arilla terlonjak kaget. Menoleh kebelakang, dan mendapati Aryan tengah melipat tangan seraya menatapnya dengan senyuman mencibir.
Kemudian mata gadis itu beralih pada ember tumpah di hadapan Aryan.
"Sorry. Gue enggak sengaja," ujar Aryan tanpa dosa.
Arilla menghela nafas. Rahangnya mengeras menahan amarah. Niatnya menghindari seseorang memergokinya, justru malah membuatnya langsung bertemu dengan iblis terkutuk itu.
Gadis itu tak merespon. Tak mau memulai keributan. Ia berusaha sabar.
"Rajin bener pagi-pagi udah stay di sini? Lo emang pekerja keras," celetuk Aryan. Melangkah menuju lokernya.
Arilla masih diam. Tetap melanjutkan aktifitasnya. Itu membuat Aryan sedikit kesal. Karna ia berharap Arilla akan marah seperti biasa.
Setelah mengambil sebungkus snack dari lokernya, Aryan duduk di deretan kursi. Bersandar ke dinding. Memainkan ponselnya seraya menikmati snack. Melihat Arilla yang masih cuek, ia kembali mengganggu gadis itu dengan sengaja menumpahkan snacknya ke lantai hingga semua isinya tumpah berserakan.
Arilla kembali menoleh.
"Sorry ... enggak sengaja lagi." Aryan nyengir saja menatap gadis itu.
"Mau lo apa sih? Ha?" Akhirnya kesabaran Arilla habis juga. Bertolak pinggang menatap kesal pada Aryan.
Aryan tersenyum. Mendapati apa yang ia mau. Arilla marah.
Gadis itu mengambil sapu di pojok. Lalu melemparkannya ke hadapan Aryan.
"Tuh! Bersihkan sendiri!" ketusnya.
"Eh, enak aja! Siapa lo, berani nyuruh-nyuruh gue?" sahut Aryan.
"Ya Tuhan ...," batin Arilla tak percaya.
"Gue enggak keberatan lo nyuruh gue ngepel di sini tiap pagi. Tapi bisa enggak, lo ngebiarin gue kerja dengan tenang? Ha?"
"Enggak," jawab Aryan na''if.
Arilla menatap jengah tak percaya.
"Gue enggak akan ngebiarin lo hidup tenang. Enak bener? Setelah lo bikin gue dipermalukan si Galang, lo pengen hidup tenang? Jangan mimpi!" lanjut Aryan.
Arilla makin kesal. Dibantingnya tongkat pel di tangannya. Kemudian beralih ke sapu yang tadi ia lempar. Dan mau tak mau membersihkan tumpahan snack yang berserakan di lantai.
Aryan menyingkir dari tempatnya. Membiarkan Arilla membersihkan area itu. Ia berdiri di dekat pintu. Masih dengan tawa tertahan. Merasa puas melihat wajah kesal Arilla.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARYAN (tamat) Lengkap ✅
Teen Fiction18+ Mengandung adegan kekerasan, hotkiss, vulgar. Yang di bawah umur tidak dianjurkan untuk membaca. Cerita pasaran tentang benci jadi cinta. Ini cerita pertama gue di wattpad. Aryan. Cowok dingin dan arogan yang bertemu gadis judes bernama Arilla...