"Gue heran deh sama si Aryan. Masa' tadi dia marah-marah ke gue gara-gara gue enggak ngasih tau dia soal kedatangan Olivia?" Revina menggerutu. Mengaduk-ngaduk sarapannya dengan sendok.
"Dia syok kali Re ...," komentar Celsea.
Arilla hanya mendelik. Menyimak saja gerutuan Revina.
"Gue kirain dia bakalan seneng ngeliat mantannya balik. Gue malah kena marah. Olivia sendiri yang pengen ngasih kejutan buat dia," sambung Revina masih kesal.
"Mungkin Aryan udah lupain Oliv Re." Pinkan menimpali.
"Ya enggak usah marah ke gue lah. Yang gue tau kan dia enggak pernah pacaran lagi sejak pisah sama Oliv. Gue kira dia masih ngarep." Revina tampak kesal.
"Si Oliv cuma liburan doang, atau mau balik ke sini?" tanya Pinkan.
"Enggak tau. Dia bilang sih katanya liat situasi dulu. Gue rasa dia masih belum bisa lupain Aryan deh," jawab Revina.
"Lagian ni ya, dulu mereka putus tanpa ada masalah sama sekali. Cuma karna enggak bisa pacaran jarak jauh. Kalo sekarang mereka balikan, sesuatu hal yang sangat mungkin. Eh si Aryan malah ngomel- ngomel ke gue," sambungnya.
Arilla terhenyak. Kembali tak nyaman mendengar jawaban Revina.
"Tuh, mereka nongol." Celsea memberi isyarat dengan gerakan matanya.
Mereka berempat melihat ke arah pintu masuk kantin. Tampak Aryan dan Olivia baru tiba di sana.
"Hai Re ...!" Olivia menyapa saat melihat ada Revina di salah satu meja kantin. Gadis itu menghampiri sambil menggandeng Aryan mesra.
Arilla jengah melihat pemandangan itu.
"Kita boleh gabung di sini ya?" tanya Olivia. Membuat Aryan salah tingkah karna melihat ada Arilla di sana.
"Boleh kok. Ayo duduk!" ajak Revina.
"Hai ... Celsea sama ...." Olivia tampak mengingat-ingat. "Pinkan ya?" tunjuknya.
"Waahh ... kirain lo udah lupa sama kita," ujar Celsea tersenyum ramah.
"Ya enggak'lah. Dan ini?" Olivia mengarahkan pandangannya pada Arilla.
"Kenalin Liv, ini teman baru kita. Namanya Arill. Dia belum lama pindah ke sekolah ini." Revina memperkenalkan.
"Hai, Olivia." Olivia menyalami Arilla dengan ramah.
Arilla balas tersenyum seraya melirik Aryan yang tampak salting. Mereka duduk bersama. Dan kebetulan kursi yang diduduki Aryan bersebelahan dengan Arilla.
"Enggak banyak berubah ya, kantinnya. Masih sama kayak dulu. Ini meja favorit kita kan Yan?" Olivia melirik Aryan.
"A-apa?" Aryan tergagap. "Masa' sih?" lanjutnya dengan tatapan khawatir ke arah Arilla.
"Diiihh ... kok kamu bisa lupa gitu sih Yan. Tiap makan bareng, kita kan selalu pilih meja ini." Olivia pura-pura kecewa.
"Maklum lah Liv ... sejak lo pindah, teman makan Aryan kalo enggak si Jojo, ya si Choki. Jadi enggak ada kenangan manisnya." Revina nimbrung.
Olivia tersenyum. Cukup senang mendengar tak ada yang menggantikan posisinya di dekat Aryan selama dua tahun ia di Jepang.
"Oh ya, liburan gue di sini ... barengan sama tanggal ulang tahun gue. Nanti gue adain perayaan kecil-kecilan'lah khusus buat temen-temen deket aja. Kalian semua jangan lupa datang yah. Lo juga ya Rill!" Olivia bersemangat.
Arilla mengiyakan. Olivia memang luar biasa ramah. Sangat bersahabat meski baru mengenalnya.
"Waahh ... asyik banget tuh. Kita ditraktir makan ni kayaknya." Revina menyambut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARYAN (tamat) Lengkap ✅
Teen Fiction18+ Mengandung adegan kekerasan, hotkiss, vulgar. Yang di bawah umur tidak dianjurkan untuk membaca. Cerita pasaran tentang benci jadi cinta. Ini cerita pertama gue di wattpad. Aryan. Cowok dingin dan arogan yang bertemu gadis judes bernama Arilla...