Masih suasana hari minggu.
Setelah sarapan siang para penghuni rumah trejo di jam 12, sosok koala berkedok manusia akhirnya bangun saat jarum panjang jam menunjuk angka satu bersamaan dengan jarum pendeknya.
Junkyu bangun dengan keadaan kepala pusing. Selain karena tidur sampai siang begini, juga efek maraton kemarin.
Padahal jujur aja nih, mereka nonton gak sepenuhnya mantengin TV kok. Mereka gak sepenuhnya memasang mata dari awal film dimulai sampai akhir.
Mereka kadang istirahat sebentar sambil membiarkan TV tetap menyala sehingga mereka bisa mendengarkan meski tak terlalu fokus menonton.
Tapi tetep aja, itu melelahkan. Apalagi bagi seorang Kim Junkyu.
Yang biasanya saat weekend tiba, hanya hibernasi seharian di dalam kamar. Keluar saat merasa lapar doang.
Bangun-bangun dia ilang ingatan.
Pintu kamar terbuka saat Junkyu masih mengumpulkan nyawa dengan duduk di atas ranjangnya, menampilkan sosok manis yang menguasai tempat tidur di sebelah ranjang miliknya.
Mashiho tersenyum melihat Junkyu ternyata sudah bangun. Dirinya ke sini untuk membangunkan sang tunangannya itu.
"Mandi dulu sana Kak. Abis itu turun buat makan," Mashiho berjalan mendekat. Entah dorongan dari mana dia inisiatif membenarkan rambut Junkyu yang acak-acakan. Bikin bukan cuma rambut si koala itu yang acak-acakan, namun hatinya juga.
"Ah iya, mau Cio masakin apa?" tanya lelaki manis itu, masih tersenyum menatap Junkyu yang sedang menormalkan detak jantung.
Bener-bener simulasi sebelum nikah ya ini.
Apa nanti pas udah nikah, perasaan jantung berdebar seperti ini masih akan Junkyu rasakan?
Junkyu yang masih mencoba menormalkan detak jantungnya, mengangguk dan menjawab. "Boleh minta masakin capcay gak?"
Mashiho mengangguk juga. Senyumnya makin lebar. "Boleh dong. Nanti Cio masakin. Sana mandi dulu. Langsung kebawah ya nanti!"
Junkyu tersenyum kemudian bangkit dari ranjangnya.
"Cio, aku ijin meluk kamu ya?"
Mashiho membulatkan matanya. Meski dia polos begini-- eh tapi gak juga, dia tetap saja terkejut mendengar perkataan Junkyu. Apalagi, jantungnya udah ngadain disko balik dadanya.
Dengan kaku, Mashiho mengangguk.
Mashiho kira, dia akan dipeluk dari depan oleh lelaki yang berstatus tunangannya itu, tapi ternyata Junkyu berjalan ke belakangnya dan memeluknya dari belakang.
Makin ambyar jantung Mashiho.
Junkyu meletakkan dagunya di atas kepala Mashiho, menggerakkannya pelan sambil mengeratkan pelukan.
Mashiho itu pelukable banget. Apalagi dengan tubuhnya yang termasuk kec--gak tinggi, terasa begitu pas dalam dekapan.
Coba aja deh, tapi tinggimu ya harus minimal setara sama Junkyu gitu atau Haruto bisa juga tuh. :')
Mashiho diam-diam tersenyum. Menutup kedua matanya sambil menikmati pelukan hangat Junkyu.
Tapi kok, dia ngerasa ada yang aneh ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Home || Treasure
RandomWarn! Lapak bxb! Mpreg! Homophobic dni! *** Ketika enam cucu kesayangan Kakek Kim di jodohkan dan di perintahkan untuk tinggal di satu rumah yang sama dengan tunangan mereka. *** "INI HUBUNGAN GUE SAMA GON GIMANA DONG KALAU DI JODOHIN?!" "Terima...