Ruang keluarga sedang hening saat ini.
Kedua belas remaja satu gender itu kompak diam dan saling tatap. Duduk lesehan di atas karpet, mengelilingi sebuah meja berwarna coklat muda berbentuk persegi panjang.
Padahal ada beberapa sofa di belakang mereka, tapi duduk lesehan lebih nikmat.
"Gue mau ngusul," kata Hyunsuk membuka pembicaraan sambil menatap semua orang.
Perhatian tertuju pada Hyunsuk.
"Silahkan," Jihoon menggerakkan tangannya. Isyarat agar Hyunsuk melanjutkan ucapannya.
Hyunsuk menyangga kepalanya dengan kedua tangan yang sikunya bertumpu pada meja. Menatap semua kepala dengan serius.
"Karena kita tinggal bareng, gimana kalau kita bikin jadwal tugas piket? Kalian tau sendiri kalau ART cuma dateng dua kali sehari, itupun ngambil pakaian kotor kita buat di laundry. Jadi kayaknya kita perlu bagi diri buat tugas bersih-bersih rumah tiap hari. Beres-beres rumah ya, kalau kamar kan bisa beresin sendiri." usul Hyunsuk.
Sedikit tidaknya, Hyunsuk sudah menerima dirinya tinggal bersama sebelas orang di rumah ini.
Kalau masalah tunangan, dia masih belum sreg.
Belum ya, belum.
Mashiho mengangguk. "Cio setuju sama Kak Hyunsuk. Kita harus bisa jaga kebersihan. Dengan adanya piket ini, kita bisa mastiin keadaan rumah tetap bersih dan rapi tiap hari."
"Kak, gue punya usul buat pembagian piketnya." Yedam mengangkat tangan.
"Boleh, silahkan Dam."
Yedam mengangguk kemudian mulai mengatakan idenya. "Kita kan berdua belas nih, gimana kalau kita bentuk jadi tiga kelompok? Satu kelompok piket dua kali seminggu dengan anggotanya empat orang. ART kita kan cuma dateng di hari minggu buat beres-beres rumah, sisanya cuma dateng dua hari sekali buat ngambil pakaian kotor."
Hyunsuk mengangguk. Begitupun dengan yang lain.
"Bagus Dam," katanya. "Oke! Kita pakai usul Yedam aja. Jadi, kita pecah tiga kelompok. Kelompok satu, piket hari senin sama kamis. Kelompok dua, piket hari selasa sama jumat. Terus kelompok tiga, piket hari rabu sama sabtu. Hari minggu kita libur."
Semuanya mengangguk.
"Sekarang tentuin siapa yang kelompok berapa," kata Jihoon mengambil alih.
"Biar simple dan gak ribet, kelompoknya dibuat dari pasangan aja gimana? Gak perlu segala ngundi-ngundi sama debat, si ini mau kelompok ini, gitu." kata Junkyu.
Hyunsuk mengerucutkan bibirnya. Baru mau protes, yang lain malah mengangguk setuju.
Bahkan Yoshi juga setuju.
Mau tak mau, Hyunsuk menghela nafas dan ikut mengangguk.
"Hyunsuk sama Jihoon di kelompok satu. Yoshi sama Junghwan di kelompok dua. Gue sama Mashiho kelompok tiga. Sisanya, silahkan bagi diri." kata Junkyu.
"Gue mau kelompok satu!" kata Yedam mengangkat tangan.
Doyoung di sebelahnya sudah memasang ekspresi pasrah.
Apalagi melihat raut wajah Hyunsuk yang tadinya muram, kini terlihat senyum yang menurut Doyoung mengerikan.
Sip. Doyoung pasti jadi babu kalau gini caranya.
"Asahi, kita di kelompok dua aja ya?" tanya Jaehyuk pada Asahi.
Lelaki manis itu hanya mengangguk setuju.
KAMU SEDANG MEMBACA
Home || Treasure
RandomWarn! Lapak bxb! Mpreg! Homophobic dni! *** Ketika enam cucu kesayangan Kakek Kim di jodohkan dan di perintahkan untuk tinggal di satu rumah yang sama dengan tunangan mereka. *** "INI HUBUNGAN GUE SAMA GON GIMANA DONG KALAU DI JODOHIN?!" "Terima...