Home 85 - Tumben

1.9K 274 19
                                        

“Hoam.”

Junkyu mengacak rambutnya, sambil menguap lebar dan melirik satu sosok yang masih tertidur pulas di ranjang sebelah.

Lelaki itu tersenyum lebar. Ada sekitar sepuluh menit dia duduk diam di atas kasur untuk memandangi Mashiho yang masih tidur.

Melirik jam dinding, Junkyu agaknya bingung sendiri kenapa bisa bangun pagi-pagi begini.

Tumben.

Padahal kemarin mereka baru masuk ke kamar masing-masing jam sebelas malam. Dan dia baru bisa tidur jam dua belas lewat. Kok bisa ya kebangun jam lima pagi begini?

Kemana Junkyu yang tidur hampir sepuluh jam itu?


Junkyu menggelengkan kepala pelan. Udara pagi ini dingin menusuk sampai ke tulangnya, meski lelaki September itu sudah memakai hoodie kesayangannya yang tebal bukan main, rasanya tetap dingin.

Mari kita sama-sama kebingungan kenapa Junkyu mau-mau aja bangun di pagi yang dingin ini. Mana cowok itu rajin banget udah masuk ke kamar mandi. Tentu saja cuma mencuci wajah dan gosok gigi.

Saat keluar dari kamar mandi, Junkyu mendekat ke arah ranjang Mashiho. Membungkuk sedikit dan kemudian diam-diam memberi kecupan singkat pada kening yang lebih muda.

Si sulung anaknya Papa Namjoon itu kemudian ngelus pelan rambut Mashiho, sambil senyum lebar karena tunangannya ini imut banget pas tidur begini.

Sumpah gengs. Kalo dia dikasi waktu seumur hidup cuma menatap Mashiho, dia mau kok. Asal nanti kalo makan disuapin sama tunangannya itu. Hehehe.




“Oke, pagi-pagi dingin begini enaknya bikin yang anget-anget.” Memasukkan dua tangan ke dalam saku hoodie, Junkyu mulai berjalan menjauhi ranjang Mashiho.

Niatnya mau ke lantai bawah, tepatnya dapur, buat bikin minuman yang anget.

Coklat di pagi hari? Hmmmmm, boleh sih.





Rumah mereka terasa sepi. Junkyu yang melangkah sendirian mulai merinding, dingin banget guys. Bukan merinding karena takut kok, Junkyu kan lempeng kalo masalah begituan.

“Rajin banget dah gue. Heran. Bakalan ada kejadian apa nih, hari ini?”

Mulai menuruni anak tangga, lelaki itu kembali ngacak rambutnya yang memang sejak tadi sudah berantakan. Males ngambil sisir. Toh gak bakal keluar rumah.


“Hah? Siape tuh?” mata Junkyu menyipit, saat dia melihat ada sosok di dapur.

Posisi dia masih di tangga, tapi area dapurnya keliatan kok. Makanya sewaktu Junkyu tak sengaja melihat bayangan di dapur, dengan suara berisik pelan, lelaki itu cukup kaget.

Gak mungkin ada hantu di rumah mereka, kan?

Kalo ini Hyunsuk yang ada diposisi Junkyu, bisa dipastikan dia pingsan duluan saat baru saja melihat bayangan di dapur.

Junkyu mengendikan bahu. Lanjut berjalan ke arah dapur, masih memandangi punggung sosok yang sedang diam di depan kulkas. Kulkas nya di buka dong, apa gak dingin ya itu?


“Si anjir, kirain siapa.” Junkyu memutar matanya malas saat sosok itu menolehkan kepala, mungkin dia mendengar suara langkah mendekat tadi.

Sosok itu tersenyum. Namun kemudian mengernyit heran.

“Tumben bangun pagi?”

Junkyu hanya berdehem menjawab, melangkah mendekati Yoshi–si oknum yang dia kita penampakan. Lelaki itu mengambil satu cangkir dan kemudian satu sachet chocolatos drink rasa matcha. Gak jadi yang coklat.

Home || TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang