Home 46 - Sweet

4.7K 752 84
                                    

"Kak Yoshi tidur?"

Jeongwoo bertanya pada Junghwan ketika lelaki yang paling muda diantara penghuni rumah trejo itu, membuka pintu kamarnya dan kembali menutupnya dengan pelan.

Saat ini, sepuluh penghuni rumah trejo sedang berkumpul di ruang santai lantai dua.

Junghwan berjalan mendekat sembari mengangguk.

"Wajahnya masih agak pucat. Oh iya, Mommy Jinan jadi nginep di sini?"

Haruto mengangguk. "Nanti agak sore baru Mommy ke sini,"

"Oke."

Junghwan duduk di samping Doyoung.

"Jadwal terapi Yoshi mulai kapan?" tanya Junkyu yang sedang memakan kripik pisang.

"Minggu depan terapi pertama. Katanya sih sebulan sekali. Gimana kalo nanti kita giliran nemenin Yoshi?" Hyunsuk memberi usul sambil menatap sepuluh orang lainnya.

"Boleh. Cio setuju Kak Hyun!"

"Setuju,"

Yang lain menyetujui usul Hyunsuk.

Mereka kemudian melanjutkan perbincangan, dari yang ringan sampai berat.

Seberat badanku.





















"Doy,"

Doyoung menolehkan kepala. Kegiatannya membuka pintu akses menuju balkon kamar, terhenti saat Yedam memanggil dirinya.

Doyoung sedikit mengernyit saat melihat Yedam seperti ragu untuk bicara. Bahkan lelaki manis itu nampak gugup, kentara sekali dari sikapnya.

Maka Doyoung memilih mendekati sang tunangan yang sedang duduk di depan meja belajarnya.

Padahal ini hari sabtu, rajin banget dah duduk di depan meja belajar.

"Kenapa Kak?" Doyoung menarik kursi meja belajarnya agar berpindah tepat di depan Yedam.

Yedam menatap Doyoung sebentar, lalu menggigit bibirnya. Kembali ragu untuk melemparkan pertanyaan-pertanyaan di dalam kepala.

"Gak papa. Jangan dipaksa kalo belum bisa ngutarain. Aku di sini kok,"

Anjai.

Jantung Yedam kayak abis dibawa lari marathon.



Yedam menarik dan menghembuskan napasnya beberapa kali. Lalu menatap mata Doyoung tepat.

"Gue mau nanya,"

Doyoung menarik sudut bibirnya. Tersenyum menatap Yedam.

"Silahkan. Bakalan aku jawab sebisanya,"

Yedam menghembuskan napasnya sekali lagi.

"Maaf kalo bikin lo tersinggung, gue cuma penasaran sama orang yang bikin lo susah move on?"

Senyum Doyoung menghilang. Hanya sedetik wajahnya berubah, dan kembali menampilkan senyum.

Namun Yedam melihat hal itu.

Dia semakin menggigit bibir bagian dalamnya. Merasa bahwa rasa penasarannya pasti mengganggu Doyoung.


"Ga usah dijawab kalo lo ga nyaman!"

Doyoung tidak bisa untuk tidak terkekeh.

Gemas sekali manusia di depannya ini. Doyoung kan jadi gak tahan.

Kemudian, saat tawanya mereda, Doyoung menghela napas pelan. Pandangannya teralih menatap pintu balkon kamar mereka.



"Namanya Dohwan. Seumuran sama gue, Haruto. Sahabat pertama gue dari kita baru beranjak jadi anak SMP,"

Home || TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang