Home 38 - Permintaan Terakhir

5.5K 862 168
                                    

Chapter ini, dan lima chapter kedepan bakal fokus sama masing-masing pasangan.

Seperti chapter ini, aku khususkan untuk pasangan Doyoung dan Yedam.


Enjoy!




***






"Kak Yedam,"

Yedam yang tengah mengecek buku di dalam tas untuk dia bawa ke sekolah hari ini, terperanjat kaget saat Doyoung tiba-tiba berdiri di sebelahnya dan memanggil namanya dengan pelan.

Masalahnya Doyoung ini deket banget posisinya sama dia. Kan Yedam jadi kaget.

Please banget, ini masih pagi.

"E-ekhm. I-iya, ada apa Doy?"

Setelah berdehem pelan, Yedam kembali ke kegiatannya setelah bertanya pada Doyoung.

Tak menjawab pertanyaan Yedam, Doyoung malah berpindah posisi jadi ke belakang Yedam.





Menyadari tidak ada suara menjawab pertanyaannya, Yedam menoleh ke tempat awal Doyoung berdiri di sebelahnya tadi.

Gak ada Doyoung di sana.

Yedam kebingungan.

Kemana anak itu?

Baru aja Yedam mau balik badan, ada sesuatu dibahunya yang terasa berat. Membuat gerakan Yedam membeku seketika.

Yedam bahkan diam kaku dengan mata terbelalak lebar. Gak berani buat sekedar menolehkan kepala sedikit saja. Apalagi waktu ngedenger deru napas halus di dekat telinganya.

"Kak Yedam,"

Kembali, panggilan itu terdengar dari mulut Doyoung.

Yedam hanya melirik dari ekor mata. Namun hanya sedetik, karena tak sanggup melihat wajah Doyoung yang begitu dekat.


"A-apa?"

Gugup banget pokoknya Yedam saat ini.



Sekali lagi, Yedam tuh gak bisa diginiin.


Doyoung yang lagi nyenderin dagunya di bahu Yedam, terkekeh gemes apalagi liat pipi Yedam merah begitu.

Lucu banget anjir.

Tanpa rasa bersalah, Doyoung malah gerakin dagunya bikin tubuh Yedam membeku kembali.



Sebenarnya, ada rasa geli di bahunya karena ulah Doyoung. Tapi Yedam gak bisa gerakin badan atau sekedar negur Doyoung dan nyuruh dia buat berhenti.

Pokoknya otak Yedam yang biasanya bekerja cepat itu, kini seperti kehilangan fungsi.


Sini kasih aku aja, Dam, otakmu.








"Gue masih punya sisa satu permintaan. Inget kan?"

Yedam mengangguk kaku.

Mana mungkin dirinya lupa? Jika setiap hari sejak acara ultah sekolah selesai, Doyoung selalu mengingatkannya?

Namun berkali-kali Yedam bertanya tentang apa yang Doyoung inginkan untuk permintaan terakhirnya, berkali-kali juga Doyoung hanya diam tak menjawab.

Yedam merasa di permainankan, serius.


Ini udah seminggu berlalu setelah acara ulang tahun sekolah. Dan selama itu pula Doyoung selalu mengingatkan Yedam tentang permintaan terakhirnya.

Home || TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang