Home 88 - UAS

1.9K 247 11
                                    

Paginya, perang dingin antara Yoshi dan Junkyu benar-benar terjadi. Keduanya enggan menatap satu sama lain, apalagi berbicara. Para penghuni rumah trejo jadi ikutan canggung. Terlebih kemarin sore, ketika pengumuman SNMPTN keluar, hanya Yoshi yang lolos sedangkan Junkyu harus mengikuti UTBK bulan depan.

Hyunsuk sebagai yang paling tua, inisiatif buat mencairkan suasana. "Kalian udah siap buat ujian akhir, belum? Jangan bilang kemarin pada gak belajar?"

Yang merasa ditanya, menggelengkan kepala.

"Belajar dong, meski soal yang muncul udah pasti beda sama yang dipelajari, tapi tetap harus menyiapkan diri. Betul kawan-kawan?" Haruto menaikkan kedua alisnya dengan senyum lebar, sembari menatap semua partnernya yang hari ini akan melakukan penilaian akhir semester. Padahal ini baru bulan April.

Sebenarnya, sekolah mereka ini memang memiliki jadwal UAS lebih awal dari sekolah-sekolah lain, terutama dari sekolah negeri. Biasanya sekolah lain memulai UAS pada bulan Mei, atau akhir April namun  sekolah mereka melakukan penilaian akhir semester pada awal April. Katanya sih karena selalu ada kegiatan rutin setiap pergantian semester di sekolah ini.

Nanti bakalan ada banyak kegiatan, pokoknya.

"Betul sekali kawan!" Junghwan menyahut dengan semangat, jempolnya teracung ke atas dengan apik.

Mereka itu kumpulan manusia-manusia yang belajar ngikutin sks, alias sistem kebut semalam. Dibaca aja materi sama beberapa soalnya pada malam hari. Eits, tapi gini-gini mereka tuh sama-sama bagus di bidang masing-masing. Jangan ragukan isi otak mereka yang emang lebih sering menunjukkan keanehan itu.

"Asal jangan nyontek aja, dosa." Petuah Jihoon kemudian.

"Aman Bang! Lelaki sejati gak pernah nyontek diluar tugas-tugas negara, hehehe." Jawaban Haruto bikin yang lain geleng-geleng kepala.

"Kelas dua belas masih pada masuk Bang?" tanya Doyoung saat keadaan hening kembali.

Meja makan pagi ini memang lebih banyak heningnya, kan udah dijelasin alasannya kenapa.

"Kagak. Libur kita seminggu. Tapi nanti gue nganter kalian ke sekolah. Gak mungkin cuma Jaehyuk yang nyetir." Jawab Jihoon.

"Eh, biar gue aja yang bawa mobil Bang. Kasian lo bolak-balik gitu. Ntar isi jemput lagi juga. Mending gue sama Jaehyuk yang bawa. Aman nih, punya SIM kok." Yedam menampilkan senyum lebar. Disebelahnya, Mashiho menoleh takjub.

"Yedam bisa nyetir mobil? Woah, keren! Nanti ajarin Cio dong!" Yedam menahan diri agar tidak mencubit pipi gemas Mashiho di depan banyak orang. Ugh, lelaki ini sangat lucu.

"Nanti Cio belajar sama Kakak aja," aduh Tuan Muda kayaknya cemburu nih.

Yedam terkekeh pelan. "Tuh, Cio belajarnya sama Bang Ajun aja. Pasti lebih pro,"

"Ya udah deh. Tapi nanti Cio naik di mobil Yedam ya?" mata Mashiho yang penuh binar itu buat beberapa manusia di sana hampir kehilangan kendali.

"Iya, Cio. Nanti Cio di mobil gue bareng sama Doyoung sama Junghwan. Biar yang lain di mobil Jaehyuk,"

Yang dimaksud hanya mengangguk setuju. Meski Jeongwoo sebenarnya ingin berada di mobil Yedam. Tapi gak papa lah ya bareng mas tunangan juga.

"Nah, mending kalian berangkat sekarang aja biar gak telat." Hyunsuk berkata sembari tersenyum menatap yang lain. "Biar piring-piring ini dicuci Junkyu sama Yoshi."

"Apaan? Kok malah gue? Kan bukan gue yang piket senin?" Junkyu berseru protes.

"Gue juga bukan piket senin. Kan lo sama Jihoon yang piket senin selain Doyoung sama Yedam," Yoshi  ikut protes. Sebenarnya gak papa dia yang nyuci piring, tapi kalo sama Junkyu dia gak mau. Kan lagi perang dingin. Apalagi koala jadi-jadian itu lagi sensitif karena gak lolos SNM.

Home || TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang