Home 55 - Daily Life

4.2K 622 57
                                    

Bisa-bisanya tlog Jeongwoo berubah jadi vlog ngedate hjw :)


***



Demam Haruto sudah turun saat ini.

Tadi pagi, Haruto baru bangun jam 9 dengan keadaan lemas. Kepalanya pusing. Mungkin efek kelamaan tidur juga. Dia kan bukan Junkyu yang bisa menolerir rasa sakit kepala pasca tidur seabad.

Jeongwoo yang sudah berganti pakaian dengan kaos abu-abu dan celana kain hitam itu senantiasa menemani Haruto.

Jeongwoo mau nangis pas Haruto bangun tadi, lelaki itu masih menyempatkan diri untuk meminta maaf padanya.



Saat ini Haruto tengah duduk bersandar pada kepala ranjang. Ada Jeongwoo yang duduk di depannya sambil menyuapi Haruto makan siang.

Rasa sakit di kepalanya mulai mereda. Apalagi ada Jeongwoo yang menjaganya.

Percayalah, obat sakitnya orang bucin ya objek bucin mereka.

"Woo,"

Jeongwoo yang sedang menyiapkan obat mengalihkan pandang menatap Haruto. Alisnya terangkat sebelah, bertanya dalam diam.

Haruto menerima obat yang Jeongwoo serahkan. Meminumnya dengan air dalam gelas yang juga Jeongwoo sodorkan.



"Maafin gue ya?"

Jeongwoo tersenyum. Ini udah dua kali Haruto minta maaf padanya hari ini.

Lelaki bermata serigala itu mengangguk pelan. Tangannya bergerak meraih satu tangan Haruto untuk digenggam.

"Iya. Maafin gue juga. Gue tau lo pasti kesel liat gue pulang sama cowok lain. Gak lagi deh! Janji!"

Haruto menggelengkan kepala lemah. Mengeratkan genggaman pada tangan itu.

"Enggak. Gue yang salah, harusnya gue dengerin penjelasan lo tanpa nuduh. Harusnya gue percaya sama lo. Maaf banget, Jeongwoo."

Jeongwoo terkekeh sambil menggelengkan kepalanya.

"Iya-iya. Kita sama-sama salah deh biar adil!"

Haruto ikut terkekeh, meski pelan karena efek masih sakit.






"Eh tapi, Kak Jooyeon ganteng. Masih jomblo lagi,"

"Woo!"



Jeongwoo tertawa puas melihat raut kesal Haruto yang wajahnya masih pucat itu.




Masalah seperti ini tidak akan membuat mereka pisah ranjang.








Eh??? Kan emang mereka beda ranjang yak???




















Kunjungan ke rumah Yedam berjalan lancar. Bahkan dua remaja itu berdiam di sana sampai malam hari, yang kemudian diantar pulang oleh Kakaknya Yedam, Bang Chan.

Home || TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang