[82] Lah kok sekarang?

71.7K 6.7K 2.3K
                                    

Note : Thank you so much for all the support you gave me, kalian bener-bener baik bgt sama aku bahkan masih ada pembaca dulu yang masih setia nunggu aku update. Sehat selalu orang baik<3

HAPPY READING!!!
.
.
.
.
.

"Tadi abis beli apa aja sama Naya?" Tanya Arjuna, ia melepas sepatu lalu meletakkannya di rak sepatu.

Ia duduk disebelah Zelinda, menidurkan badannya dengan paha Zelinda yang menjadi bantalan kepalanya.

Wajahnya menghadap dimana perut Zelinda yang sudah sangat membesar itu lalu ia kecup berkali-kali agar anaknya merasakan jika papanya sedang berada dihadapannya.

"Acil yang sehat ya, papa gak sabar banget ketemu sama kamu. Jangan bikin sakit mama oke? Cukup papa aja dulu yang udah nyakitin mama kamu." Ujarnya mengajak bicara pada calon bayinya, ia tersenyum lalu memeluk perut Zelinda.

Wanita itu hanya bergumam malas, masalahnya hanya kata itu yang terus keluar dari mulut Arjuna saat berbicara pada calon anak mereka Zelinda sampe bosan mendengarnya.

Zelinda memilih melanjutkan chattingannya dengan Abay, laki-laki itu sedang bercerita jika dirinya akan melamar Kusma dua bulan mendatang. Tentu Zelinda sedikit senang mendengarnya, inget ya dikit, dikit doang.

Zelinda hanya bisa mendoakan jika pilihan Abay saat ini adalah jalan yang terbaik, bisa menuntun gadis itu agar lebih menghargai laki-laki yang sudah memiliki hak milik. Lagi pula Zelinda juga lumayan akrab dengan wanita itu akhir-akhir ini, beberapa kali bertukar kabar lewat sosmed.

"A'udzubillahiminasysyaithonirrojim."

Zelinda langsung mematung saat tiba-tiba Arjuna melafalkan bacaan taawudz, ia langsung mematikan ponselnya lalu beralih menatap wajah Arjuna yang sedang menutup mata dengan tangannya yang terus mengelus perutnya.

"Bismillahirrahmanirrahim."

Zelinda terus memperhatikan wajah Arjuna yang tampak khusyuk membacakan surah yang entah untuk apa manfaatnya.

"Rabbanaa waj ‘ainaa muslimaini wa min dzurriyyatinaa ummatam muslimatal laka wa arina manaasikanaa wa tub ‘alainna innakan antattawwaabur rahiim."

"Sodaqallohul'adziim."

Arjuna mengecup kembali perut Zelinda, ia membuka matanya dan tatapannya langsung bertabrakan dengan mata istrinya itu yang sedang menatapnya dengan senyuman manisnya.

Arjuna ikut tersenyum, ia bangkit lalu duduk disebelah Zelinda. "Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau, dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang patuh terhadap engkau, dan tunjukilah kami tata cara melaksanakan ibadah, dan terimalah taubat kami, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang." Lanjut Arjuna tiba-tiba dengan kedua tangan mengusap wajahnya sambil berucap aamiin.

Zelinda ikut meniru apa yang Arjuna lakukan. "Aamiin." Ujarnya.

Arjuna tersenyum mendengarnya. "Kamu tau gak itu surat apa?" Tanyanya, tangannya membawa kepala Zelinda agar bersandar di dadanya.

Zelinda hanya menurut lalu ia menggeleng-gelengkan kepalanya. "Emang apa?"

"Zel, gak baik menjawab pertanyaan orang dengan pertanyaan lagi." Ujar Arjuna.

I LOVE U KETOS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang