[57] Keluar Dari Alam?

149K 12.2K 6.5K
                                    

Note : Mana nih yang udah nunggu cerita ini up? Sini coba absen dulu biar gak ada yang alpa hahaha.

HAPPY READING!
.
.
.
.

Pagi ini Zelinda sudah siap dengan seragam sekolahnya. Karena memang setelah piknik ke Bali kemarin semua siswa diberikan waktu istirahat satu hari, dan hari ini mereka sudah mulai kembali masuk seperti biasa.

Ujian Nasional pun sudah semakin dekat, sekitar satu mingguan lagi. Dan Zelinda sudah siap dengan itu semua.

Ia turun kebawah untuk sarapan, Ayah dan Ibunya sudah kembali dari semalam. Beberapakali mereka berdua bertanya tentang masalah apa yang sedang dia alami namun Zelinda enggan menjawab dengan alasan ia malas untuk membahas masalah itu kembali. Dan ia juga sudah lelah jika akan menangis lagi, cukup kemarin saja satu hari ia menangisi seseorang yang tidak berguna. Laki-laki itupun entah kemana sekarang, karena semalaman tidak pulang.

"Mau makan apa Zel? Ibu tadi beli nasi kuning, tapi Ibu masak nasi goreng juga." Tanya Ibu saat melihat Zelinda sudah duduk di kursi makan.

"Kenapa Ibu beli kalo udah masak?" Tanya Zelinda heran.

"Tadi Zeen minta dibikinin nasi goreng, terus Ayahmu tadi minta nasi kuning jadi Ibu beli." Jelasnya.

Zelinda mengangguk faham. "Zelinda nasi goreng aja Bu, kangen masakan nasi gorengnya Ibu juga." Guraunya.

Ibu tertawa. "Halah kamu, biasanya kalo pagi dibikinin nasi goreng juga marah-marah. Bilangnya nasi goreng mulu." Ujar Ibu.

Zelinda mencibir. "Ya kan dulu, udah tiga bulan lebih Zelinda nggak makan masakan Ibu. Jadi kangen lah." Ucapnya sambil menyendokkan nasi goreng ke mulutnya.

"Ada apa nih rame-rame."

Zelinda menoleh kearah kursi sampingnya, terlihat Zeen yang sudah rapih dengan setelan kampusnya. Zelinda juga baru ingat jika Zeen akan segera lulus semester ini.

"Kepo!"

Zeen mendengus kesal lalu mengambil sarapannya sendiri. Rasanya Zelinda kangen sekali suasana ini, dimana Ibunya akan memasak sarapan untuk dirinya juga Zeen yang akan ke kampus, dan rindunya terobati sekarang.

"Zelinda? Kamu tidak menyusul Arjuna dirumah sakit?"

Mood Zelinda langsung hancur seketika saat Ayahnya mengucapkan kata itu.

"Ayah..." Melihat raut wajah Zelinda yang berubah Ibu langsung menegur Ayah.

"Ayah tidak tahu tentang masalah kamu, tapi Ayah hanya ingin kamu mengambil langkah yang terbaik. Putuskan pilihan terbaik dengan kepala dingin, Ayah harap kamu bisa menjadi dewasa." Ujar Ayah menasehati.

Zelinda langsung dongkol setengah mati, nafsu makannya tiba-tiba hilang begitu saja. Diliriknya jam tangan yang bertengger di lengan kirinya. "Udah jam setengah tujuh, Zelinda berangkat dulu ya Bu." Zelinda mengambil kunci mobilnya yang berada di samping piring lalu segera pergi dari ruang makan.

Ibu Zelinda menatap anaknya itu dengan teduh. "Yah, jangan begitu sama Zelinda. Harusnya kita dukung keputusan dia, Ibu gak mau dia tertekan karena paksaan kita begini." Lirih Ibu Zelinda pada Ayahnya.

.
.
.
.

Zelinda memarkirkan mobilnya diarea parkir yang terlihat sudah lumayan ramai, ia keluar lalu berjalan menuju kelasnya berada.

"Zelinda!! Aaaaaa!! Gak nyangka banget kita bakalan lulus gak lama lagi!!" Teriak Amanda girang saat melihat Zelinda yang masuk kedalam ruang kelasnya.

I LOVE U KETOS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang