Arjuna kini menatap Mamanya lekat. Mamanya memang kini berada dirumah sakit, tetapi beliau terlihat masih sangat marah dengan dirinya. Bahkan untuk melirik Arjuna saja nampaknya enggan, ia hanya perduli dengan gadis yang terbaring di brankar ini.
"Ma". Panggil Arjuna berusaha mencari simpati.
Sang Mama tak berkutik, ia masih sibuk dengan buah ditangannya yang sedang dikupas.
"Kalo gak pengin makan bubur kamu makan buah aja gakpapa". Tutur Mama Arjuna pada Kusma.
Kusma hanya mengangguk kaku, ia sendiri jadi ikut canggung sekarang.
"Mama". Panggil Arjuna lagi.
Dan syukurlah kali ini Mama menoleh, beliau menatap Arjuna malas. "Kenapa?".
Arjuna kini mendekati Mamanya dan berjongkok untuk mensejajarkan tingginya karna sang Mama tengah duduk. "Maafin Juna Ma". Ujarnya sambil menunduk.
Sang Mama menghela nafasnya. "Kesalahan mana yang mau dimaafin?". Tanya Mama sambil menatap Arjuna dalam.
Arjuna meringis, apa segitu banyaknya kesalahan yang ia perbuat sampai-sampai Mamanya sendiri susah untuk memaafkannya.
Arjuna kembali menunduk, ia memegang erat tangan Mamanya itu. "Semuanya, semuanya. Maafin Arjuna udah bikin Mama kecewa, bikin Mama malu". Jawabnya menyesal.
Mama memejamkan matanya pilu, tak tega melihat sang anak melakukan ini. "Nggak perlu minta maaf, nggak ada kesalahan yang perlu dimaafin Jun. Semua udah terjadi, kamu mau usaha gimana pun ini udah terlanjur". Ujar sang Mama sambil mengelus puncak kepala Arjuna sayang.
"Kita bisa urus itu semua nanti. Sekarang mending kamu berangkat sekolah aja, biar Mama yang jaga Kusma". Lanjutnya.
Arjuna menatap sendu wajah Ibunya, dan akhirnya ia mengangguk dan keluar dari kamar inap.
.
.
.
.Kini Abay menatap Zelinda tak percaya karna permintaan Zelinda yang ingin tetap mau berangkat sekolah.
"Lo yakin?". Tanya Abay sekali lagi.
Zelinda memutar bola matanya malas. "Iya Abay ku sayang, lo udah nanyain itu lima kali!". Ujarnya kesal.
Abay nyengir. "Yakan cuma memastikan, kali aja gue salah denger". Ujarnya.
Zelinda berdecih, kini ia sedang merapikan seragam barunya yang semalam dibelikan oleh Abay.
Setelah selesai menyisir rambutnya ia berdiri tepat didepan Abay yang sedang duduk disofa. "Udah cantik belum?". Tanya Zelinda sambil mengibas-kibaskan rambut sepinggangnya yang terurai.
Abay memutar bola matanya malas. "Cantik, cantik banget malah ngalahin titisannya mimi peri".
Zelinda menatap Abay tajam lalu mendengus. "Udah yuk buruan berangkat". Ujar Zelinda sembari menarik Abay keluar apartemen, dan Abay yang ditarik paksa pun hanya bisa pasrah.
Hanya butuh waktu limabelas menit kini mereka sudah sampai sekolah, Zelinda tampak melihat-lihat dulu sebelum keluar membuat Abay yang berada disampingnya terlihat bingung.
"Lo ngapain sih nyet? Ngendap-ngendap gitu, kayak baru ke sekolah aja". Ujarnya.
Zelinda mendengus. "Li bacot mulu sih dari pagi? Gak capek apa tuh mulut nyerocos terus". Ujarnya kesal.
Zelinda mengambil tasnya yang berada kursi belakang, saat ia hendak keluar tiba-tiba tangan Abay mencegah. "Jaga baik-baik tas gue, itu mahal, impor dari Amrik asal lo tau". Ucapnya.
Zelinda menatap Abay tajam. "Gue buang nanti pulang sekolah". Ujarnya asal lalu segera keluar dari mobil Abay dengan perasaan kesal, berbeda dengan Abay yang tertawa puas.
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE U KETOS!
Teen FictionMenikah? Dengan teman seangkatannya sendiri? Orang yang biasa dijuluki bad boy? Dikenal banyak orang? Disegani wanita? Bahkan beberapa guru pun ada yang tertarik dengan ketampanan wajahnya? Inilah yang dirasakan seorang Zelinda Ifdia Pratama saat in...