HAPPY READING!!
.
.
.
.Kini Arjuna dan Zelinda sudah kembali ke Jakarta, mengingat Arjuna yang tidak bisa berlama-lama untuk izin karena kuliahnya juga kerjaannya. Mereka hanya menginap empat hari di sana, dan lagi mereka harus berpisah kembali dari keluarga.
Zelinda kini duduk di ranjang setelah menyelesaikan ibadah sholat isya tadi, walaupun rasanya agak bagaimana gitu ya perut diajak sujud jungkir balik begini tapi ya kelebihannya setelah melakukan itu hatinya terasa lebih tenang.
Tangannya terulur lalu mengelus perutnya pelan. "Papamu emang kalo ke kamar mandi lama banget, nyebelin." Ujarnya.
Tak lama Arjuna keluar dari kamar mandi dengan pakaian yang sudah berubah, ia memakai kaos putih polos dengan celana training warna hitam selutut. Laki-laki itu berjalan menuju ranjang, dimana Zelinda sedang asik dengan dunianya.
"Susunya udah diminum?" Tanya Arjuna, ia berbaring disebelah Zelinda yang sedang bersandar.
Zelinda mengangguk. "Udah kok, tadi abis makan langsung aku minum." Jawabnya, Zelinda meletakkan buku hamilnya yang ia dapat dari posyandu saat itu. Tubuhnya ikut berbaring dan memeluk Arjuna dari samping.
"Kurang lebih dua bulan lagi aku lahiran, kok cepet banget ya?" Ujarnya tiba-tiba, ia sangat ingat dimana saat itu dirinya menolak untuk memberitahu Arjuna tentang kehamilannya dan sekarang tiba-tiba anaknya sudah akan keluar saja.
Arjuna memandang wajah Zelinda dari samping, tangannya terulur membenarkan letak daster Zelinda yang sedikit melorot. "Iya, gak nyangka bakal ada suara tangisan baby disini." Sahut Arjuna.
Zelinda menolehkan wajahnya menghadap Arjuna, matanya menatap pekat manik hitam didepannya ini. "Kalo aku takut wajar gak sih?" Tanyanya pelan.
Kening Arjuna mengerut tak paham. "Takut? Takut kenapa?" Tanyanya, ia mengambil tangan Zelinda yang berada di pahanya lalu mengecupnya pelan.
"Kalo aku bilang aku gak siap lahiran kamu marah nggak?" Tanyanya lagi, namun suaranya semakin terdengar mengecil. Kepalanya menunduk tak berani menatap Arjuna lagi, padahal ia ingin tahu bagaimana reaksinya.
Arjuna merubah posisinya menjadi ikut bersandar di kepala ranjang, ia membawa kepala Zelinda agar menyandar di dadanya. "Wajar kok, aku gak akan marah." Jawabnya tiba-tiba.
Zelinda mendongak menatap wajah Arjuna kembali. "Kenapa?" Tanyanya.
Arah pandangan Arjuna kini beralih ke depan dengan tatapan kosong. "Semua wanita pasti ngerasain itu kalo waktunya udah makin deket, aku bisa rasain apa yang kamu rasain sekarang." Ujarnya.
Zelinda tergelak. "Kamu pernah ngerasain?" Tanyanya bodoh.
Arjuna langsung mendengus kesal mendengar pertanyaan aneh yang keluar dari istrinya itu, yang bener aja dia pernah ngerasain. "Bukan gitu, maksudnya aku tau gimana paniknya kamu sekarang. Rasa takut buat memperjuangin anak kita yang bakal keluar nanti." Jelasnya, ia mengacak rambut Zelinda dengan gemas.
Zelinda mengangguk paham. "Ooooo, yang jelas dong makannya jelasinnya. Akukan jadi salah paham gini." Gumamnya.
Arjuna langsung menghela nafasnya sabar.
"Aku takut gak kuat buat ngelahirinnya Jun, aku takut tenaga aku tuh gak bisa diajak kompromi nanti. Aku takut ngerasain rasa sakitnya, aku takut mules-mulesnya. Baru tujuh bulan sekarang aja mules-mules yang biasa aku rasain itu udah sakit, gimana nanti lahirannya?" Ucapnya, sudah lama ia ingin mengeluarkan unek-unek yang ada di hatinya sedari dulu. Namun ia tidak berani untuk menyatakannya pada Arjuna.
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE U KETOS!
Teen FictionMenikah? Dengan teman seangkatannya sendiri? Orang yang biasa dijuluki bad boy? Dikenal banyak orang? Disegani wanita? Bahkan beberapa guru pun ada yang tertarik dengan ketampanan wajahnya? Inilah yang dirasakan seorang Zelinda Ifdia Pratama saat in...