Kini Arjuna tengah berada di kamar rawat inap Kusma, setelah tak sadarkan diri lamanya hampir tujuh jam akhirnya ia sudah sadar.
"Juna". Panggil Kusma.
Juna menoleh, ia beranjak dan berjalan mendekatinya. "Kenapa? Ada yang sakit?". Tanyanya penuh perhatian.
Kusma tersenyum manis mendengar perhatian dari Arjuna lalu ia menggeleng. "Kamu udah baikan sama Zelinda?". Tanya Kusma.
Arjuna menghela nafasnya panjang lalu menggeleng. "Ketemu aja belum". Katanya.
"Jun kamu gak boleh gitu, kamu udah janji sama aku bakalan ngelupain masa lalu kita. Aku ikhlas kamu menikah sama Zelinda walaupun itu ngorbanin perasaan aku sendiri. Tapi kamu harus terima Jun, kita gak bakalan bisa bersatu kaya dulu lagi. Kamu udah punya kehidupan baru sekarang, prioritas kamu ya cuman satu Zelinda". Kusma meraih tangan Arjuna dan menggenggamnya erat.
Arjuna menatap tajam Kusma. "Kenapa kamu ngomong gitu? Kamu emang bener-bener gak mau kita bareng-bareng lagi kaya dulu? Kamu mau nyerah gitu aja? Kamu gak inget seberapa beratnya kita dulu ngelewatin tantangan buat minta restu Mama?". Tanya Arjuna bertubi-tubi.
Kusma menggeleng. "Juna, kamu pantes dapetin perempuan yang lebih baik. Nggak kaya aku penyakitan, umur aku aja udah bisa ditebak sama dokter. Aku nggak mau nantinya kamu malah sendiri, Zelinda udah cocok buat kamu. Dia perempuan baik, bahkan dia rela belajar masak demi kamu tapi kenapa kamu nggak ngebuka hati sedikit pun buat dia?". Mata Kusma kini sudah mengeluarkan setetes demi setetes air matanya.
"Kamu percaya sama omongan dokter yang gak ada benernya itu? Kita usaha, aku bakal cari rumah sakit yang termahal sekalipun buat kamu sembuh tapi tolong jangan nyerah, aku sayang sama kamu". Arjuna mengangkat tangannya yang digenggam Kusma lalu ia tempelkan kebibirnya.
Tangis Kusma kini pecah, air matanya sudah mengalir deras membasahi pipinya. "Maafin aku Jun, kalo aja aku nggak penyakitan kita pasti bakal bersatu, dan nggak bikin kamu kayak gini. Semua ini karna aku, aku yang udah buat mimpi kita berantakan". Ujarnya.
Arjuna menggeleng, ia mengusap pipi Kusma lembut lalu dibawanya tubuh mungil itu kedalam dekapannya. "Aku bakal usaha biar kita sama-sama lagi. Gimana pun caranya".
.
.
.
."Lo yakin La?". Tanya Amanda.
Kini mereka sedang berada didepan gedung apartemen ternama di Jakarta, karna saat Lala ingin pergi ke rumah sakit katanya ia sempat melihat seseorang yang selintas mirip dengan Zelinda.
"Gue yakin banget Nda, nggak mungkin gue salah liat. Tadi dia masuk ke gedung itu sama cowok". Ujarnya heboh.
Kini Amanda, Naya juga Lala masih didalam mobil. Ia masih ragu untuk masuk kedalam gedung itu.
"Awas lo ya kalo salah liat! Gue sampe gak jadi nyamperin Raka gara-gara omongan lo itu, padahal gue penasaran banget sama cerita dia". Katanya.
Memang benar, saat Naya dan Amanda ingin menghampiri Raka ia mendapat telfon dari Lala itu. Akhirnya ia memilih berbalik dan tidak jadi menemui Raka, tentu ia sudah mengirim pesan sebelumnya kepada pacarnya itu.
"Yaudah kenapa masih pada diem, lo gak mau pada masuk?". Tanya Naya menatap kedua temannya ini aneh.
"Yaudah lo duluan aja sana masuk". Suruh Lala.
Naya menggeleng. "Kok gue? Yang liat kan elo, ya lo lah yang masuk". Jawabnya.
"Tapi gimana kita nyarinya? Pasti disitu nggak cuma ada satu apartemen, yakali kita ngecek satu-satu". Mata Lala masih menatap pintu masuk gedung itu tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE U KETOS!
Teen FictionMenikah? Dengan teman seangkatannya sendiri? Orang yang biasa dijuluki bad boy? Dikenal banyak orang? Disegani wanita? Bahkan beberapa guru pun ada yang tertarik dengan ketampanan wajahnya? Inilah yang dirasakan seorang Zelinda Ifdia Pratama saat in...