Note : Sepertinya banyak pembaca baru yang datang, WELCOME MY FRIENDS! Semoga suka dengan cerita yang entah bagaimana ini ya:)
HAPPY READING!!
.
.
.
."Zel."
Zelinda diam, ia membuang arah pandangannya kesamping. Menghindari tatapan Arjuna yang mengarah padanya.
"Gue harus ngapain supaya lo maafin gue?" Tanyanya sendu.
Zelinda hanya menghela nafas, lalu tatapannya kini mengarah pada Arjuna. "Kan tadi udah gue bilang, gue udah maafin lo." Jawabnya.
Arjuna mengusap wajahnya kasar. "Terus kenapa lo masih minta cerai?" Tanyanya gemas.
Zelinda melipat tangannya didepan dada. "Gue cuma masih kecewa sama lo, gue gak mau ngerasain itu lagi sama lo. Bayang-bayangan lo ngelantarin gue tuh bener-bener gak bisa dilupain, gue cuma mau hidup sendiri. Gue masih mau nikmatin masa muda gue Jun, dari awal tuh emang seharusnya anak seumuran kita gak menikah. Kita masih terlalu dini buat dapet masalah kayak gini, kita belum siap buat ngerasain liku-liku masalah rumah tangga. Harapan kita tuh masih jauh, masa depan kita itu masih panjang Jun. Mungkin orang mikir nikah muda tuh enak, karena ya mereka cuma mikirin enaknya doang. Coba kalo udah dapet masalah kayak kita gini, siapa yang kuat Jun gue tanya? Menikah gak segampang itu, tanggung jawab kita besar. Jadi istri, jadi suami. Tapi kalo salah satu dari kita masih ada yang egois? Belum bisa berfikir dewasa? Kita cuma main-main doang akhirnya." Jelas Zelinda.
Beberapa menit mereka terdiam, Arjuna menatap Zelinda dalam sendu, dan sekarang matanya sudah berkaca-kaca. "Beneran gue gak dapet kesempatan lagi buat ngeperbaikin semuanya?" Tanyanya lirih.
Zelinda menangkup kedua pipi Arjuna lalu tersenyum didepannya. "Kita masih perlu waktu buat introspeksi. Dari masalah ini kita ambil hikmahnya, bahwa pernikahan itu status yang bukan buat main-main. Maka dari itu kita jalanin sendiri-sendiri dulu, jadikan pengalaman ini sebagai ilmu buat masa depan." Ujarnya.
Tak sadar perkataan Zelinda tadi membuat air mata Arjuna menetes, ia segera membawa Zelinda kedalam pelukannya dan memeluknya erat.
"Sekali lagi gue minta maaf, gue emang bodoh waktu itu. Gue juga gak ngerti kenapa gue bisa sebodoh itu, gue cuma mau ngeperbaikin semuanya Zel." Ucapnya.
Awalnya Zelinda terkejut dengan pelukan tiba-tiba Arjuna, namun setelah mendengar keluhannya Zelinda langsung membalas pelukan itu. Tangannya terangkat lalu mengelus pelan punggung Arjuna. "Perbaiki semuanya di masa depan, jangan ulangi kesalahan yang sama buat istri lo nanti." Pesan Zelinda.
Hati Arjuna langsung mencelos mendengarnya, ia benar-benar sudah hilang kesempatan untuk bersama Zelinda. Tangisnya semakin menjadi sekarang, ia benar-benar merasa bersalah. Masa bodoh dengan harga dirinya didepan Zelinda, hatinya benar-benar hancur saat ini.
"Kemarin gue udah urus semuanya, surat itu bakal dateng pas kita selesai ujian nanti. Gue harap lo bisa rubah sikap lo yang egois itu, jangan nyuruh orang yang udah mencintai lo buat nyari yang lebih baik seperti yang lo lakuin dulu ke gue. Buat sekarang mungkin kita belum berjodoh, dan nanti pasti hati lo bakal dibuat sembuh sama seseorang yang ngerti lo dengan benar." Ujar Zelinda.
Arjuna melepaskan pelukannya, matanya benar-benar merah sekarang. Hidungnya pun terlihat memerah. "Kalo gue masih berharap sama lo gimana?" Tanya Arjuna.
Zelinda sempat diam beberapa saat namun ia segera menegakkan lagi kepalanya lalu tersenyum manis dihadapan Arjuna. "Mencintai seseorang itu hak kita semua, tapi memiliki seseorang yang kita cintai tanpa ikatan resmi nanti bukan hak kita. Intinya buat sekarang kita gak boleh takut buat melepas sesuatu yang kita miliki, semuanya bakal kembali kalo tuhan takdirkan itu buat kembali juga atau kalau enggak pun pasti bakal diganti sama jauh yang lebih baik dari yang sekarang." Jawabnya membuat Arjuna ikut tersenyum.
Mereka berpelukan kembali, Zelinda sekarang ikut menangis. Walaupun ia sebenernya tidak ingin menangis, namun ia baru merasakan perpisahan yang sesungguhnya.
"Untuk momen terakhir, gue bakal bersikap seolah-olah kita gak ada masalah. Satu minggu, gue kira itu waktu yang cukup buat ngerekrat waktu terakhir kita." Ujar Zelinda, mungkin nanti akan menjadi perpisahan yang baik?
Arjuna mengangguk, kepalanya mendekat lalu mencium dahi Zelinda sedikit lama. "Sekarang masuk, udah malem." Suruhnya.
Zelinda mengangguk, ia berjalan lebih dulu dan masuk kedalam kamar lalu disusul Arjuna disampingnya.
Dihati yang paling dalam pun Zelinda sangat berat menjalani semuanya, tidak ada catatan di kehidupannya untuk menikah muda dan bercerai juga. Namun sepertinya takdir berkata lain, mereka masih sama-sama keras kepala untuk menjalani semuanya. Dan untuk nanti, biarlah tuhan yang mengatur takdirnya, masa depannya, dan jodohnya.
Arjuna menyuruh Zelinda untuk segera berbaring disampingnya dan Zelinda pun menurut. Ia mendekat lalu memeluk Arjuna erat, wajahnya ia tenggelamkan di dada bidang Arjuna.
"Sekarang tidur." Arjuna menarik selimutnya hingga batas pinggang, lalu tangannya beralih untuk mengelus puncak kepala Zelinda agar gadis itu segera terlelap.
Tanpa disadari kelakuan Arjuna barusan membuat Zelinda tersenyum getir. Ia yakin keputusannya sudah sangat benar, tidak ada yang benar disini. Mereka berdua sama-sama salah, dan Zelinda berharap kejadian ini adalah kejadian untuk yang terakhir kalinya.
Tiba-tiba air matanya keluar, Zelinda akui ia sedikit berat untuk melakukan semuanya. Namun tekadnya sudah kuat, hal yang wajar bukan menangis diakhir perpisahan? Zelinda yakin setelah semua ini selesai ia akan kembali seperti biasa.
Arjuna pun begitu, walaupun didalam hatinya sangat berat untuk menerima kenyataan. Namun ia sadar kesalahannya, semua ini terjadi karena ulahnya sendiri. Setidaknya Zelinda tidak membencinya, itu sudah cukup membuat Arjuna sedikit tenang.
Semua penyesalan memang datang di akhir. Tidak ada yang perlu ditangisi sebenarnya, tuhan sudah mengatur jalan yang terbaik untuk hambanya. Untuk itu kita sebagai manusia hanya perlu menikmati, menerima semua yang ada. Tidak perlu mengeluh, karena itu sudah takdirnya dan jalan hidupnya. Semua akan baik pada waktunya, ingat jika roda kehidupan itu berputar. Jangan pernah merasa jika kamu tidak berguna, suatu saat nanti pasti akan ada seseorang yang bangga memiliki kamu.
Jadi jika ada kata-kata yang menyakitimu menunduklah, dan biarkan itu semua melewatimu. Belajar jadi pemaaf, dan berhenti jadi pembenci. Mengalah bukan berarti kalah, meminta maaf bukan berati salah. Bukan tentang siapa yang benar dan siapa yang menang, tetapi tentang bagaimana kita bisa mengecilkan ego dan memperbesarkan hati untuk tahu bahwa amarah pada akhirnya tidak akan bisa menyelesaikan masalah apapun.
Kamu menyuruhku untuk percaya, namun kamu sendiri yang menghancurkan kepercayaan ku. Merusaknya hingga tidak bisa membangun kepercayaan itu kembali
-ZelindaIP
Part ini pendek, udah gitu kebanyakan kata-kata lagi. Gakpapa ya teman, jadikan semua itu sebagai motivasi:)
Gimana untuk part ini? Kurang menyayat hatikah?
Ayo berikan saran yang membangun untuk dua couple diatas ini, menurut kalian nantinya bakal gimana?🤣
Kutunggu spam komen dan vote dari kalian hahaha.
Seeyouuu next chap chingu❤️
![](https://img.wattpad.com/cover/192447394-288-k336780.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE U KETOS!
Teen FictionMenikah? Dengan teman seangkatannya sendiri? Orang yang biasa dijuluki bad boy? Dikenal banyak orang? Disegani wanita? Bahkan beberapa guru pun ada yang tertarik dengan ketampanan wajahnya? Inilah yang dirasakan seorang Zelinda Ifdia Pratama saat in...