[84] Do not leave me!

73.5K 6.4K 1.9K
                                    

Kubuka album oren
Penuh debu dan usang
Kupandangi semua komenan readers
Pada ngegas karena aku gak pernah update

Happy reading!!!
.
.
.
.
.

Arjuna kini memandangi anaknya yang sedang tertidur di dalam box NICU khusus untuk bayi baru lahir. Perlahan wajahnya menatap penuh haru, bibirnya yang sedikit melengkung namun tak urung air matanya jatuh saking terharunya.

Ia tak pernah menyangka di umur yang ke 19 tahun ini ia akan menjadi seorang ayah, bahkan memiliki istri tak pernah ada di dalam pikirannya dahulu apalagi menikah muda.

Memasuki masa-masa sulit saat emosinya masih belum stabil atau ia masih terlalu dini untuk menerima kenyataan bahwa dirinya sudah menikah, selalu ribut bahkan sampai hampir ke batas sidang perceraian. Namun lagi-lagi tuhan sudah membuat jalan hidupnya sendiri hingga ia bisa seperti sekarang.

Dengan semua pengalaman yang sudah ia rasakan kini membuat Arjuna sudah sedikit bersifat dewasa, mencoba selalu mengalah dan tidak mengambil keputusan disaat dirinya sedang dilanda emosi yang tinggi.

Kepalanya menoleh keruangan sampingnya yang hanya terhalang oleh kaca berhordeng, menatap penuh kasih dan cinta yang mendalam kepada istrinya yang sudah mengorbankan nyawa hidup dan matinya demi melahirkan putranya tadi.

Arjuna perlahan berjalan mendekat box dan sedikit membungkuk. "Jadi anak yang baik ya nak, jangan pernah kecewain Mama mu. Dia satu-satunya wanita yang kita punya, Papa harap kamu bisa jadi pribadi yang baik nantinya." Ujarnya sambil mengelus pelan kepala putranya.

Setelah selesai mengajak anaknya berbicara kini Arjuna berpindah tempat menghampiri Zelinda yang masih terbaring lemah di ruangannya dengan selang infus dan beberapa alat bantu medis di tubuhnya. "Yang kuat Zel, kamu baru liat anak kita tadi. Bertahan demi anak kita Zel." Arjuna menggenggam erat tangan istrinya itu lalu menciumnya beberapa kali dengan air mata yang terus menetes.

"Cepet bangun ya sayang, emang kamu gak mau ngasih nama anak kita? Aku udah siapin nama yang bagus loh, kamu mau denger kan? Makanya ayo bangun, biar kita bisa kasih nama jagoan kita bareng-bareng." Arjuna menenggelamkan wajahnya ke ranjang dimana Zelinda terbaring itu, ia benar-benar tidak kuat rasanya melihat wanita tercintanya terbaring tak berdaya seperti ini.

Selesai memberi asi untuk pertama kalinya tadi tiba-tiba kondisi Zelinda langsung ambruk dan lemah saat itu, saat pemeriksaan tadi dokter menjelaskan bahwa Zelinda mengalami perdarahan pasca melahirkan. Istrinya kehilangan hampir 500 mililiter lebih darah karena kurangnya enzim trombin, yaitu enzim yang membantu proses pembekuan darah dalam tubuhnya.

Arjuna hampir gila saat mendengar efeknya bisa sampai kehilangan nyawa, laki-laki itu bahkan langsung berteriak dan meminta penangan khusus dari dokter-dokter terbaik di rumah sakit untuk menangani istrinya terlebih dahulu.

Ia tak menyangka ketakutan istrinya saat masa hamil dulu benar-benar terjadi, namun Arjuna terus berfikir positif untuk menyemangati Zelinda agar tidak takut dan lancar saat proses persalinan nantinya. Ia sangat senang karena tahu putranya lahir dengan lancar, namun kesenangan itu hanyut saat keadaan Zelinda berubah drastis seperti saat ini.

Hingga 8 jam sudah berlalu saat Zelinda selesai melahirkan bahkan sudah mendapat perawatan khusus, perdarahannya memang sudah bisa ditangani namun kondisi Zelinda yang masih belum normal dan terus melemah karena kehilangan banyak darah.

I LOVE U KETOS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang