[71] Kesempatan Kedua

206K 18.6K 15.5K
                                    

Note : Ada yang kangen momen keuwuan mereka gak sih? Aku kok kangen bgtt:((

HAPPY READING!!
.
.
.
.

Apa yang diharapkan saat mereka berdua sudah didalam kamar seperti ini? Adegan tangis-menangis? Atau saling mengucapkan kata maaf? Atau mungkin menjelaskan secara rinci masalah yang sedang dialami? Nyatanya tidak semua itu, bahkan mereka berdiri tanpa mengobrol sedikit pun. Seperti inikah rasanya menjadi mantan?

Zelinda berdiri dengan gelisah, sudah hampir duapuluh menit mereka tidak berbicara dan hanya berdiam-diam seperti ini. Apa yang harus Zelinda ucapkan? Tolooonggg Ibuuu!

Zelinda melirik Arjuna yang kini tengah duduk di sofa, dengan kaki terangkat satu. Jadi kesannya tuh disini Zelinda jadi kaya pembantu tau gak?

Zelinda menghela nafas beratnya. Oke, bukankah dia yang harus memulai? Ya memang harus seperti itu, kalau tidak mau sampai kapan seperti ini?

"L-lo mau minum apa?"

Bodoh!

Apa tadi yang Zelinda tanyakan?

Minum?

Dari sekian banyaknya pertanyaan yang ada, mengapa harus itu? Tamu mana yang singgahnya dikamar seperti ini?

Akhirnya Arjuna mengalah, ia bangkit lalu berdiri didepan Zelinda yang menunduk. Oke, memang sepertinya harus ia duluan yang memulai. Awalnya ia ingin Zelinda sendiri yang bicara dan menjelaskan tentang dirinya sendiri, namun sepertinya dugaan Arjuna salah. Satu yang perlu kalian ingat, Zelinda benar-benar jual mahal.

"Kenapa lo gak bilang ke gue?" Tanya Arjuna, tangannya terulur menyentuh dagu Zelinda agar mau menatap wajahnya.

"Hah?" Zelinda ngecosplay jadi orang bego sekarang, padahal dia sendiri mendengar. Namun otak sulit untuk mencerna, maklum.

Arjuna menyentuh perut Zelinda dengan sedikit ragu, lalu mengelusnya pelan. "Sejak kapan?" Tanyanya lembut.

Zelinda langsung salting, apa kalian tau rasanya perut di elus gini? Dahla jangan bayangin yang belum sah, apalagi jomblo hwhw.

Zelinda menunduk menatap perutnya juga, rasanya benar-benar menenangkan perutnya di usap Arjuna begini.

"Kenapa lo gak bilang sama gue?" Tanya Arjuna lagi lemah.

Zelinda memalingkan wajahnya. "Emang lo bakal nerima kalo gue bilang?" Ujarnya.

Arjuna menatap Zelinda tak percaya. "Sebegitu bencinya lo sama gue? Sampe-sampe lo punya pikiran gue gak bakal nerima anak gue sendiri?" Zelinda diam tidak menjawab.

Tiba-tiba Arjuna terduduk didepan Zelinda, menyamai tingginya dengan perut Zelinda. Tentu Zelinda kaget bukan main, ia langsung buru-buru menoleh kearah Arjuna yang terduduk dibawah.

Arjuna sedikit menyingkap kaos rumahan yang Zelinda pakai, lalu perlahan bibirnya mengecup pelan perut Zelinda.

"Halo anak Papa."

Zelinda hanya mampu tersenyum sekarang, walaupun ia sendiri tidak yakin sebenarnya jika Arjuna benar-benar akan menolak anaknya sendiri. Namun entah mengapa pikirannya selalu buruk jika mengenai Arjuna.

I LOVE U KETOS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang