Note : gawat bgt ges, kemarin aku kena semprot Zelinda gara-gara ngumbar foto Arjuna yang Shirtless. Padahal niat aku kan baik ingin berbagai keindahan:(
HAPPY READING!
.
.
.
.Kini mereka sudah kembali ke rumah Zelinda, mengingat hari ini orang tuanya akan kembali berangkat ke Bandung. Mama Arjuna pun sama, beliau akan kembali ke Solo malam nanti. Kesepian deh Zelinda.
"Nanti sering-sering main ke Bandung ya Zel, terus juga kalo jadi kita bakalan ngadain tujuh bulanan di Solo nanti." Ujar Ibu.
Kening Zelinda mengerut. "Tujuh bulanan?" Tanyanya.
Ibu mengangguk. "Iya, ini kan anak pertama kamu. Lagian juga yang ngusulin Mamanya Arjuna, kamu tau kan adatnya orang Jawa gimana? Terus juga Arjuna kan anak satu-satunya pasti lah dia pengin kamu digituin." Jawab Mama.
Zelinda hanya manggut-manggut cantik mendengarnya, kini tangannya ikut membantu Ibu yang sedang memindahkan baju kedalam koper. "Zeen iku Ibu ke Bandung?" Tanya Zelinda.
"Iya, dia bakal kerja di sana. Gak tau deh mau kerja apa, cuma katanya ada temennya juga." Ujar Ibu.
Setelah selesai membereskan kopernya mereka pun bergegas keluar dari kamar menuju ruang tamu, dimana Arjuna, Zeen dan Ayahnya sedang duduk di sofa.
"Zeen udah semua barang-barang yang mau dibawa?" Tanya Ibu pada Zeen, beliau menghitung kembali koper yang akan dibawanya.
Zeen mengangguk. "Udah, orang Zeen kesini juga gak bawa apa-apa kok." Ujarnya.
Mereka semua pun bangkit dan berjalan menuju teras rumah, Arjuna membantu Ayah dan Zeen memasukkan barang-barang yang akan dibawa di bagasi mobil.
"Ibu tinggal lagi gak papa kan?"
Zelinda tersenyum sambil mengangguk, namun tak bisa di sembunyikan jika matanya berkaca-kaca sekarang. "Gak papa, yang penting Ibu sering hubungin Zelinda." Jawabnya.
Ibu tertawa melihatnya. "Udah dong jangan nangis, malu sama anak kamu. Masa udah mau jadi Mama masih nangis aja ditinggal Ibu." Ledek beliau.
Tangis Zelinda malah bertambah kencang sekarang. "Udah Zelinda tahan, tapi gak bisa. Air matanya keluar sendiri." Ujarnya.
Ayah, Zeen dan Arjuna ikut tertawa mendengarnya. "Utututuuu, bumil cengeng." Ledek Zeen yang langsung dibalas tatapan maut oleh Zelinda.
"Diem!" Sentaknya.
Ayah Zelinda tiba-tiba mendekat lalu memeluk putri kesayangannya itu. "Sudah tidak apa-apa, kalau kangen gampang kamu datang ke Ibu sama Arjuna. Jaga kesehatan kamu, sekarang kamu gak sendiri didalam perut kamu sudah ada jabang bayinya. Makan yang sehat-sehat seperti apa yang dokter katakan, jangan banyak pikiran. Kalau ada apa-apa langsung telfon Ayah saja, oke?" Ujar Ayah berusaha menenangkan.
Tangis Zelinda perlahan berhenti, lalu ia mengangguk pelan menjawabnya.
Ayah melepas pelukannya, beliau mengelus puncak kepala Zelinda pelan lalu beralih ke Arjuna. "Ayah titip Zelinda ya Jun, jaga dia baik-baik. Jangan kamu sakiti lagi." Ucapnya sambil menepuk bahu Arjuna pelan.
Arjuna mengangguk menjawabnya. "Pasti Yah."
Kini giliran Ibu Zelinda yang memeluk putrinya itu. "Ibu tinggal ya, jaga kesehatan kamu." Ujarnya.
"Sehat-sehat lo, awas aja sampe ponakan gue kenapa-napa." Sinis Zeen sambil berjalan melewati Zelinda.
Tentu Zelinda kesal mendengarnya, ia menendang kaki Zeen itu dari belakang. Membuat sang empu meringis kesakitan. "Ck, mau ditinggal bukannya baik-baik lo sama gue!" Kesalnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE U KETOS!
Teen FictionMenikah? Dengan teman seangkatannya sendiri? Orang yang biasa dijuluki bad boy? Dikenal banyak orang? Disegani wanita? Bahkan beberapa guru pun ada yang tertarik dengan ketampanan wajahnya? Inilah yang dirasakan seorang Zelinda Ifdia Pratama saat in...