HAPPY READING!
.
.
.
."Lo yang ngomong buruan!"
Zelinda menyerahkan ponselnya pada Arjuna membuat laki-laki itu memandang Zelinda sebal. Bisa-bisanya dia lupa kalo lagi pesen makanan malah main tinggal aja.
Arjuna akhirnya menerima ponsel Zelinda lalu ia berusaha menghubungi driver yang ternyata sudah menghubungi nomer Zelinda puluhan kali. Hingga beberapa menit Arjuna tampak berbicara, mungkin sang driver sudah mengangkat.
Setelah selesai Arjuna memberikan panselnya pada sang pemilik kembali. "Gimana katanya?" Tanya Zelinda sambil berharap cemas.
"Ya dia sedih lah, katanya tadi bingung bakal di kemanain makanannya. Makanya kalo apa-apa tuh jangan ceroboh, kayak gitu bisa merugikan orang lain tau gak?" Omel Arjuna pada Zelinda yang memandangnya sebal.
"Ya gue kan lupa! Kok lo jadi marah-marah gitu sih?! Gak ikhlas gue mintain tolong tadi?!" Jawab Zelinda ngegas.
Arjuna memandang Zelinda aneh. "Udah deh gak usah mulai, gue anterin ketemu sama drivernya. Tapi mandi dulu." Arjuna bangkit lalu masuk kedalam kamarnya.
Zelinda memandang laki-laki itu sebal, rasanya ingin sekali menendang tubuhnya dari belakang sekarang. Namun segera ia tepis niat baiknya itu, matanya beralih kearah depan, dimana sebuah layar yang menyiarkan drama ku menangis.
Kurang lebih duapuluh menit Zelinda menunggu, akhirnya Arjuna sudah siap dengan gaya santainya. Ia hanya memakai celana pendek dan hodie saja.
"Lama banget si lo! Kan kasian drivernya nunggu lama." Celoteh Zelinda sambil menatap Arjuna tajam.
Arjuna hanya menghela nafas mendengarnya, padahal disini yang salah siapa? Tapi marah-marahnya sama siapa.
Arjuna mengambil kunci mobil Zelinda yang tergeletak di meja ruang tamu, lalu ia menyusul Zelinda yang sudah keluar duluan.
.
.
.
."Dimana Jun?" Tanya Zelinda gemas saat Arjuna hanya membawanya muter-muter saja diarea taman yang katanya drivernya sedang berada disini.
"Sabar! Ini juga gue lagi nyari." Sentak Arjuna.
Mata mereka berdua benar-benar fokus dengan jalan sekarang. Drivernya bilang jika dirinya sedang berada taman yang sekarang ia datangi, namun Zelinda tidak melihat tanda-tanda adanya driver itu sekarang.
"Eh eh! Jun itu ya?!" Teriak Zelinda heboh.
Ia menunjuk seorang pria tua yang sedang duduk dipinggir jalan dengan tangan yang sedang memegangi plastik. Wajahnya terlihat sangat letih, bahkan matanya terlihat memerah.
"Coba lo turun." Suruh Arjuna setelah meminggirkan mobilnya.
Zelinda menggeleng. "Lo aja, gue malu." Jawabnya.
Arjuna menatap Zelinda tak percaya, jika saja Zelinda bukan perempuan sudah Arjuna tinggalkan ia disini sendiri.
Karena tak ingin menyita banyak waktu akhirnya Arjuna menuruti Zelinda, ia keluar lalu menghampiri pria tua itu dengan sopan.
"Permisi Pak."
Pria itu menoleh menatap Arjuna, raut wajahnya terlihat sangat senang saat melihatnya. "Ini yang pesan nasi Padang ya? Atas nama Mbak Zelinda?" Tanya pria itu girang.
Arjuna mengangguk. "Sebelumnya saya minta maaf atas kejadian itu Pak, istri saya lupa kalo dia lagi pesen makan dan pergi gitu aja." Ujar Arjuna.
Pria itu tersenyum. "Tidak apa-apa, saya senang karena kamu masih mau bertanggung jawab untuk mengambil. Karena biasanya beberapa orang ada yang tidak bertanggung jawab dan tanpa meninggalkan pesan sedikit pun, bahkan ada yang lebih tega membatalkan karena driver-nya lama." Curhat laki-laki itu, tangannya terulur untuk memberikan pesanan Zelinda tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE U KETOS!
Teen FictionMenikah? Dengan teman seangkatannya sendiri? Orang yang biasa dijuluki bad boy? Dikenal banyak orang? Disegani wanita? Bahkan beberapa guru pun ada yang tertarik dengan ketampanan wajahnya? Inilah yang dirasakan seorang Zelinda Ifdia Pratama saat in...