[55] Prioritas (?)

162K 11.8K 5.6K
                                    

Zelinda menggeliat saat merasakan pergerakan disampingnya, ia membuka matanya dan melirik tempat disampingnya yang ternyata kosong.

Zelinda mencoba untuk duduk, badannya benar-benar terasa sakit sekarang. Apalagi diarea intinya sangat perih, benar-benar tidak punya hati memang Arjuna. Zelinda langsung mengeratkan selimut ditubuhnya saat tiba-tiba pintu kamar mandi yang terbuka, dan nampak lah Arjuna yang hanya memakai handuk.

Ia diam, bahkan tidak melirik Arjuna sama sekali. Mengingat bagaimana laki-laki itu memperlakukannya seperti wanita rendahan tadi, ia benar-benar sakit hati. Kecewa, sedih menjadi satu.

Arjuna mendekat kearah Zelinda duduk disampingnya. "Maaf." Ujarnya dengan nada rendah.

Zelinda masih diam, mulutnya tiba-tiba membisu untuk berbicara dengan Arjuna.

Arjuna tak tinggal diam, dia mengambil sebelah tangan Zelinda lalu mengecupnya berkali-kali. "Zel maaf, gue bener-bener minta maaf. Gue gak bisa nahan emosi gue tadi." Ujarnya sambil menatap Zelinda.

Zelinda langsung membalas tatapan Arjuna dengan tatapan sengitnya. "Dengan lo minta maaf emang ngembaliin semuanya? Bikin gue bisa perawan lagi? Hah?!" Air mata Zelinda kembali lolos.

Arjuna hanya diam menunduk, ia benar-benar khilaf tadi. Benar-benar sangat susah mengontrol emosi jika dihadapkan dengan Zelinda.

"Dasar egois! Brengsek! Gue nggak ngerti gimana cara otak lo itu buat mikir! Lo ngelampiasin semuanya ke gue, menyudutkan gue seolah-olah gue paling bersalah disini! Lo nggak ngaca? Lo pikir lo suci banget?! Gak pernah ngelakuin kesalahan sama sekali gitu?! Hah?!" Tangis Zelinda semakin menjadi, jika diingat itu kejadian paling memilukan dihidup Zelinda.

"Gue minta maaf, gue ngerti gue yang salah disini." Ujarnya membuat Zelinda langsung membuang arah pandangannya.

"Baru sekarang lo ngakuin kalo lo salah? Segede itu gengsi lo buat ngakuin kesalahan? Lo emang orang ter-anjing yang pernah gue temuin tau gak!" Ujar Zelinda mengumpat.

Ia kembali menatap sengit Arjuna. "Besok gue urus surat perceraian kita." Ucapnya membuat Arjuna langsung menatap tajam Zelinda.

"Sampai kapan pun gue gak bakal cerai sama lo." Ujarnya dengan nada dingin.

Mereka menoleh kearah nakas saat ponsel Arjuna tiba-tiba berbunyi, Arjuna mengambil dan langsung mengangkatnya.

"Iya?"

"Baik, saya ke rumah sakit sekarang."

Entah siapa yang menelfon Arjuna tadi, namun Arjuna langsung bangkit dan memakai bajunya untuk bersiap. Saat ingin mengambil kunci mobil disamping Zelinda ia pun bertanya.

"Mau kemana lo?"

"Ke rumah sakit, Kusma koma." Ujarnya tanpa menatap kearah Zelinda sama sekali.

Zelinda tertegun namun segera ia tepis. "Lo pergi kita beneran cerai." Ucapnya.

Langkah Arjuna langsung terhenti saat mendengar kata-kata itu, ia berbalik badan lalu menatap Zelinda yang sedang menatapnya juga.

"Gak usah kaya anak kecil." Jawabnya lalu kembali meneruskan langkahnya untuk keluar kamar.

Zelinda menunduk melihat itu. "Lo emang gak pernah serius sama gue Jun." Lirihnya, ia bangkit dan berjalan dengan tertatih menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dari laki-laki brengsek yang sialnya suaminya itu.

.
.
.
.

Arjuna masuk kedalam lorong rumah sakit itu dengan sedikit terburu-buru, bahkan beberapa kali ia menabrak seseorang dengan tidak sengaja. Pikirannya hanya pada satu titik sekarang, kondisi Kusma.

I LOVE U KETOS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang