[51] klarifikasi Ibu

136K 11.6K 3.3K
                                    

Note : Tadinya emang mau nge-up besok tapi iman ku lemah liat komentar kalian yang bener-bener nunggu cerita ini up, seneng aja gitu liat banyak yang nungguin <3

Happy Reading!

Arjuna mengelus pelan pipi Zelinda sambil menghapus jejak air matanya yang masih basah, ia menatap dalam Zelinda yang masih menunduk.

"Kita masuk, dengerin dulu penjelasan Ibu." Ucap Arjuna mengangkat kepala Zelinda agar mau menatapnya.

Zelinda menatap Arjuna dengan penuh keraguan namun Arjuna langsung menggenggam tangan Zelinda erat, mencoba menenangkan. "Gue disini." Ujarnya, tangannya mengangkat tangan Zelinda yang masih digenggamnya lalu mengecupnya singkat.

Akhirnya Zelinda luluh, ia pun mengekori Arjuna yang berjalan didepannya dengan genggaman tangan yang tidak dilepaskan.

Arjuna membawa Zelinda untuk duduk diruang tamu, mereka menunggu Ibunya turun, juga Ayah Zelinda yang belum pulang.

Namun tak lama Ayah Zelinda datang, beliau langsung duduk dihadapan Arjuna dan Zelinda. Begitu pula dengan Ibunya yang datang dituntun dengan Zeen juga mertuanya. Dan duduk disebelah Ayahnya.

Zelinda nampak acuh, bahkan tidak menatap orang tuanya yang jelas-jelas ada didepannya. Untuk sekarang sendalnya jauh lebih menarik.

"Zelinda." Panggil Ayahnya.

Zelinda hanya bergumam tanpa melihat kearah Ayahnya. Membuat Arjuna langsung menyenggol paha Zelinda dan Zelinda pun langsung menatap Arjuna dengan alis terangkat satu. Arjuna menunjuk kearah orang tua didepannya dengan dagunya, tidak lupa tatapannya yang sudah berganti tajam.

Zelinda memutar bola matanya malas, namun tak urung ia langsung menatap Ibu dan Ayahnya yang ternyata sedang menatap dirinya.

"Mau denger penjelasannya?" Tanya Ayah.

"Zelinda bilang nggak pun pasti bakal Ayah paksa kan?" Sinisnya membuat Arjuna kembali menyenggol paha Zelinda.

"Apaan sih?!" Zelinda menatap kesal kearah Arjuna.

"Sama orang tua yang sopan!" Ujar Arjuna sedikit tegas.

Zelinda kembali menatap orang tuanya dengan raut wajah kesalnya. "Yaudah buruan jelasin!" Sentak Zelinda keras.

Ayahnya hanya bisa menghela nafasnya sabar melihat anak gadisnya yang kini sudah marah.

"Biar Mama aja yang jelasin." Zelinda mengalihkan pandangannya kearah sampingnya, dimana mertuanya berada.

Mama berjalan mendekat kearah Zelinda, lalu duduk disampingnya membuat Arjuna sedikit mundur agar Mamanya bisa duduk dengan nyaman.

"Maafin Mama nduk, ini semua terjadi karena Almarhum Papa Arjuna tidak setuju kalau Arjuna dengan Kusma." Ucap Mama Arjuna lalu menunduk, tangannya mengambil tangan Zelinda lalu menggenggamnya.

Beliau kembali mendongak dengan mata yang sudah berkaca-kaca sekarang. "Papa Arjuna nggak setuju karena niatnya kita mau ngadopsi Kusma." Zelinda ingat, dulu Kusma juga pernah memberitahu tentang ini ke dirinya.

"Kita ndak tahu kalau ternyata Arjuna dan Kusma ini memang sudah saling suka. Dulu Papa Arjuna ingin mengadopsi Kusma karena orang tuanya kurang mampu buat menghidupi anaknya sendiri. Papa Arjuna ada niatan untuk menyekolahkan Kusma hingga kuliah. Itu karena Papa Arjuna menepati janjinya untuk membantu orang tua Kusma."

Zelinda jadi ikut menangis saat Mama menangis didepannya. "Namun takdir berkata lain, orang tua Kusma dan Papa Arjuna kecelakaan saat ingin membahas tentang hak adopsi itu."

"Saat dirumah sakit Papa Arjuna sempat selamat. Tapi tidak dengan orang tua Kusma, mereka meninggal ditempat kejadian nduk. Papa Arjuna syok denger kabar itu, dan membuat penyakit jantungnya kambuh."

"Niat awal kita untuk membantu malah tambah membebani. Tapi sebelum meninggal Papa Arjuna minta Mama buat tetap meneruskan niatnya untuk mengadopsi Kusma, dan menjodohkan kalian hingga seperi ini."

"Sebelum Mama menikahkan kalian pun Mama sudah memberi Arjuna pilihan. Mama nggak sanggup kalau Arjuna menikah dengan terpaksa, Mama tidak apa-apa jika Arjuna memilih menikah dengan Kusma tetapi anak itu tetap mau menikahi kamu. Tentu Mama setuju, karena itu juga perintah Papanya."

Air mata Mama turun lebih deras sekarang, bahkan bisa Zelinda liat Ibunya dan Arjuna menangis dibelakangnya.

"Mama nggak tau kalau Arjuna ternyata masih menyimpan rasanya untuk Kusma waktu itu, Mama kira dengan Arjuna mau menikah dengan kamu Arjuna sudah mau membuka hatinya untuk kamu nduk. Ternyata Mama salah."

Zelinda langsung membuang arah pandangannya kearah lain, hatinya sangat sakit mendengar itu tiba-tiba.

"Ma itu dulu."

Arjuna tiba-tiba menyauti.

Mama Arjuna mengangguk. "Iya, itu dulu nduk. Dan sekarang, melihat banyak perubahan sifat Arjuna ke kamu Mama yakin kalau sekarang dia sudah jatuh cinta dengan kamu."

Zelinda diam tak menyahut, walaupun sudah banyak perubahan sifat dari Arjuna bukan berarti hatinya juga berubah bukan? Bisa saja hatinya masih lebih memilih Kusma dibandingkan dirinya.

"Jadi yang pelakor itu Zelinda atau Kusma Ma?!" Zelinda akhirnya membuka suaranya, bibirnya bergetar mengucapkan kata-kata itu.

"Zelinda!" Ayah Zelinda meneriakinya tiba-tiba.

Zelinda menatap Ayah dan Ibunya. "Apa?! Ayah pikir perasaan Zelinda cuma buat mainan begini?! Ayah pikir denger itu semua tadi nggak bikin Zelinda sakit hati?!" Air mata Zelinda sudah tambah mengalir deras.

"Sakit Yah." Zelinda memegang dadanya sendiri, mungkin efek menangis terlalu kencang membuat dadanya sakit sekarang bahkan suaranya pun ikut melirih.

"Zelinda, bukan begitu maksud kita sayang." Ibu Zelinda mencoba menenangkan.

"Terus maksud kalian apa?! Ayah sama Ibu itu egois tau nggak! Cuma mentingin diri sendiri! Nggak mikirin gimana perasaan Zelinda sekarang!" Teriak Zelinda frustasi, keadaan rumah sudah semakin mencengkram sekarang.

Tangis Ibu Zelinda semakin kencang sekarang, dan Arjuna mencoba menenangkan Zelinda namun segera ditepis oleh Zelinda.

"Selama ini perlakuan lo ke gue itu cuma buat pelampiasan kan?! Lo bikin sifat lo seolah-olah udah cinta sama gue! Nyatanya lo cuma mau bikin Kusma ilang dari pikiran lo doang!" Tuduh Zelinda menghadap Arjuna.

Tentu Arjuna menggeleng tidak setuju. "Sifat gue ke elo itu tulus! Dulu kan gue udah pernah bilang ke lo buat bantu gue supaya gue bisa ngelupain semuanya, lo ingetkan?" Arjuna menatap Zelinda dalam.

"Zeen, panggil Kusma kesini." Suruh Ayah kepada Zeen yang sedari tadi hanya diam. Zeen mengangguk lalu pergi keatas kamar yang ditempati perempuan itu.

"Terus? Kenapa tadi lo cuma beli oleh-oleh buat cewek itu doang Jun?! Lo pikir gue bodoh hah?! Lo nyempetin waktu lo sendiri cuma buat beli oleh-oleh satu!" Ujar Zelinda terus memojokkan Arjuna.

"Itu karena emang diantara kita semua dia lebih butuh!" Arjuna mulai tersulut emosi, ia tidak sengaja membentak Zelinda.

Zelinda tentu terkejut, sama dengan Arjuna. Ia tidak bermaksud ingin membentak namun emosinya yang tidak tertahankan, baru saja Arjuna ingin meminta maaf, namun teriakan nyaring yang berasal dari atas menundanya.

"ARJUNA! KUSMA PINGSAN!"

Dan seketika, semua orang yang berada diruang tengah langsung beranjak meninggalkan dirinya yang masih menangis menuju lantai atas.









Ya ampun, kok aku ikut nyesek sii😭
Mbak Zel, sini aku peluk! Ayo teman-teman kita kasih semangat ke Zelinda supaya dia kuat😭

Komentar dan vote kalian membantu kecepatan update ya kawan.

Seeyouu dear❤️

I LOVE U KETOS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang