[50] Kenyataan Pahit

140K 12.1K 5.1K
                                    

"Sebenernya yang mau dijodohin emang Kusma, bukan sama kamu."

Zelinda terdiam sesaat mendengar ucapan Ibunya barusan itu, matanya menatap sang Ibu tajam. "Ibu gak usah becanda." Ujarnya dengan nada dingin.

Kini Ibu malah menunduk. "Maafin Ibu Zel." Zelinda membuang arah pandangannya kearah lain.

Ibu kini menatap Zelinda tulus, diambilnya tangan Zelinda lalu menggenggamnya erat. "Zelinda." Panggil Ibu sekali lagi, matanya kini sudah mulai berkaca-kaca sekarang.

Zelinda membuang nafasnya kasar, lalu melepaskan genggamannya halus. "Gak usah Ibu lanjutin, Zelinda belum siap sakit hati hari ini." Ujarnya.

Ibu menggeleng, lalu dengan cepat mencegah Zelinda yang ingin keluar dari kamarnya. "Zel, dengerin penjelasan Ibu dulu!" Ujarnya memaksa.

Zelinda memberontak. "Udah Zelinda bilang kan Bu! Zelinda nggak mau nangis hari ini! Zelinda itu udah capek! Baru pulang Ibu kasih tau perihal kayak tadi!" Tanpa sengaja Zelinda mulai membentak Ibunya.

Mungkin mendengar kegaduhan dari kamar sang Ibu membuat Kakaknya Zeen penasaran, ia membuka pintu kamar Ibunya dan melihat pemandangan mencengkeram ini.

"Apa-apaan lo Zel ngebentak Ibu begitu!" Zeen ikut membentak Zelinda, ia berlari kecil menuju Ibunya lalu langsung memeluknya.

Zelinda menatap kearah depan dengan tatapan kosong. "Lo gak tau apa-apa, mendingan diem." Ujar Zelinda dingin lalu segera keluar dari kamar Ibunya.

Namun langkahnya terhenti saat melihat diujung tangga sudah ada Mertuanya, Arjuna juga gadis disamping Mertuanya itu tengah menggandengnya, Kusma.

Arjuna nampak menatap Zelinda dengan tatapan bertanya namun segera Zelinda putuskan kontak matanya dan langsung memasuki kamarnya dengan pintu terkunci.

Arjuna mulai was-was, ia segera masuk kedalam kamar mertuanya itu untuk bertanya namun malah ditunjukkan dengan adegan tangis mertuanya di pelukan Zeen.

"Reva, ada apa toh?" Mama Arjuna langsung mendekat kearah Besannya itu dan menggantikan Zeen sebagai tumpuan pelukannya.

"Zelinda Mbak, tadi aku nggak sengaja ngomong kalo Zelinda itu sebenernya bukan orang yang bakal dijodohin sama Arjuna." Ucap Ibu dengan suara yang sedikit ditekan menahan tangis.

Semua orang nampak kaget, tak terkecuali Arjuna.

"Aku nggak ada maksud buat ngungkit ini lagi mbak, tapi aku pikir Zelinda bakal baik-baik aja kalo aku bilang kenyataan yang sebenarnya." Ibu tambah menangis kencang.

Mama Arjuna mengangguk faham." Sudah ndak papa, aku ngerti kok." Ujarnya sedikit menenangkan.

Mama menatap Arjuna. "Nduk, coba kamu bicara baik-baik sama Zelinda. Bujuk dia supaya mau dengerin penjelasan Ibunya dulu." Ujar Ibu.

Arjuna mengangguk, walaupun ia juga tidak mengerti sama sekali permasalahannya. Baru saja ia ingin pergi, tiba-tiba tangannya dicekal oleh seseorang.

"Jun." Gadis itu menatap Arjuna sedikit takut.

Arjuna menatap gadis itu lembut. "Semua bakalan baik-baik aja, kamu gak usah panik." Arjuna mengelus pelan pipi gadis itu, lalu tangannya melepas pelan cekalan yang berada di lengannya.

"Aku ke Zelinda dulu."

Kusma menatap Arjuna nanar hingga menjauh.

"Itu kamu Jun, kamu masih bisa perhatian sama wanita lain disaat Istri kamu sendiri lagi dilanda masalah. Sebenernya perasaan kamu ke aku masih sama kayak dulu kan? Kita masih sama-sama saling mencintai." Ujarnya lirih.

I LOVE U KETOS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang