KENAN

3.8K 596 22
                                    

Setelah mandi aku memutuskan untuk menonton televisi di ruang tengah. Aku kemudian melihat Yuri berjalan menuju dapur.

"Aunty" panggilku.

Dia berhenti dan berbalik, aku segera berlari menghampirinya dan menatap sekantung belanjaan di tangannya.

"Aunty mau membuat apa?" tanyaku.

"Aunty akan membuat kue, Cell suka kue apa? nanti aunty buatkan"

Mataku berbinar, sudah lama tidak memakan kue brownis!.

"Kue brownis!" ucapku dengan semangat.

"Baiklah, apa kau mau ikut membuatnya sayang?" tanyanya.

Aku mengangguk, sudah lama juga aku tidak membuat kue. Akhirnya kami berdua masuk kedalam dapur. Di sela-sela Yuri menyiapkan bahan-bahannya Kenan datang.

"Mom apa yang sedang mom buat?" tanyanya.

Yuri berbalik dan melihat anak pertamanya. Ia mengangkat loyang diikuti aku yang mengangkat tepung.

"Kau mau membantu membuat kue kesukaan Cell?" tanya Yuri.

Aku menatap Kenan menantikan jawaban yang akan di lontarkan pria itu. Mengingat di dalam novel dia menolak ajakan ini. Melihat tidak ada respon aku kembali fokus menatap Yuri di sampingku. Namun tiba-tiba Kenan ikut beridiri di sampingku.

Jika kalian bertanya kenapa aku bisa menggapai meja jawabannya adalah bangku kecil yang aku injak sekarang. Oke aku memang pendek dan hal ini jangan ditertawakan!.

Aku melihat Yuri menyampurkan semua bahan, andai saja ibu Cell masih hidup. Astaga, jangan berfikir seperti itu Daisy. Kau seharusnya berbahagia sekarang karena ada Yuri disini.

"Apa sebelumnya kau pernah membuat kue Cell?"

Aku menggeleng, Em tidak pernah membiarkanku berkeliaran di area dapur. Dia bahkan sampai menatapku tajam. Saat kakiku menyentuh lantai dapur.

"Biasnya Em dan pelayan lain yang membuat" kataku sembari menghisap jari yang berlumur coklat.

Yuri tersenyum, dia sedih dan aku tau itu. Aku mencoba ikut tersenyum, melihatnya sedih aku menjadi tidak tega.

"Baiklah aku kan membuatkanmu brownis paling enak di dunia ini" katanya.

Aku mengangguk dengan cepat sembari turun dari bangku. Kenan terlihat menatapku lama, aku tidak memperdulikannya yang menjadi fokusku adalah coklat ditanganku ini.

Setelah matang, Yuri menyajikannya diatas piring. Dia menawarkannya padaku terlebih dulu. Brownis coklat yang sangat menggiurkan ini akhirnya masuk kedalam mulutku. Rasanya enak, sangat enak. Aku tersenyum dan mengangkat dua jepolku ke udara.

"Baiklah aku akan menyajikanya untuk paman dan ayahmu. Tunggu disini dan jangan menyentuh apapun" katanya.

Setelah Yuri pergi aku kembali memakan brownis ditanganku. Melihat kearah Kenan yang terdiam sembari menatapku aneh, mungkin karena aku makan terlalu lahap jadi dia menatapku dengan wajah aneh itu.

Aku menyodorkan satu potong brownis pada Kenan. Kenan memakannya kemudian aku turun berniat mencuci tanganku namum sebuah piring terjatuh tepat di sapingku. Aku tergelonjak kaget, astaga bahkan sampai memerah menahan tangis.

Kenan buru-buru menghampiriku dan membawaku menjauh dari tempat kejadian. Para pelayan yang mendengar suara tadi segera masuk dan membereskan pecahan piring tadi.

"Apa kau terluka?" tanya Kenan.

Aku menggeleng namun aku masih ketakutan, mungkin ini efek dari tubuhku yang kecil ini. Kenan menggenggam tanganku dan mengajaku keluar dari dapur.

ALSTROEMERIA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang