KENAN

3K 518 19
                                    

Kenan masih tidak mau berbicara denganku, kini aku sudah berganti pakaian dengan pakaian santai. Kami berdua duduk di ruang tengah. Ayah baru saja berpamitan akan pergi ke kantornya.

Aku memakan keripik singkong sembari menatap kearah ponsel. Melihat berapa adegan film action yang tengah berlangsung.

"Cell"

"Hmm"

Kenan menghela nafas kemudian mengambil paksa ponselku. Aku menatapnya malas, apa yang akan ia katakan sebenarnya.

"Kemana kau tadi?" tanyanya.

"Ke bazar, Raiden mengajakmu ke sana membeli makanan." kataku sembari mencoba meraih kembali ponselku yang masih di pegang Kenan.

"Kau tau membolos di hari pertama itu tidak di perbolehkan"

"Aku juga tidak mau, tapi dia memaksaku"

"Kau bisa menolaknya"

"Dia menculikku Ken"

"Kau bisa berteriak"

"Ken"

"Kenapa kau tidak menolaknya Cell?"

"Ken ak-"

"Kau tau perbuatan kalian berdua membuat seisi sekolah geger!"

Aku terdiam, hah baiklah.. Memang hal ini sudah aku kira. Pasti akan banyak rumor yang beredar.

"Kenapa kau selalu membuat masalah di hari pertamamu"

"Aku tidak membuat masalah Ken!"

"Kau menginjak ular! berkelahi dengan Rose, membolos dengan Raiden! Apa itu bukan masalah Cell?"

Aku menatapnya tak percaya, asal kau tau saja Kenan aku juga tidak ingin itu semua terjadi!. Tapi aku harus bagaimana?! Mengikuti alur dan mati begitu saja?!.

"Kalau aku tidak menginjaknya aku akan tergigit Ken! Berkelahi dengan Rose juga bukan sesuatu yang aku inginkan! Dia yang memulainya terlebih dulu" kataku sembari menatapnya.

"Dan membolos bersama Raiden, aku hanya ingin melupakan sesuatu! Dia yang mengajakku dan... Hah... Dengan kau berdekatan denganku kau juga membuat seisi sekolah gempar!"

Aku merebut ponselku paksa setelah dia terdiam. Aku menatapnya dengan mata berkaca-kaca. Entah mengapa mengatakan semua ini mampu menguras emosiku.

"Lebih baik kita tidak saling menyapa saja lupakan semuanya anggap saja kita saling kenal satu sama lain. Itu juga berlaku untuk Raiden. Dengan begitu kau tidak perlu memikirkan rumorku di sekolah!"

Aku segera berbalik dan pergi dari sana, menahan tangisku sekuat tenaga. Kenapa aku menjadi sangat cengeng ya Tuhan!.

"Cell buka pintunya"

Aku menggeleng mentap kearah pintu kamarku yang tertutup. Melemparkan satu bantal dengan keras sembari berkata "KAU LEBIH BAIK PULANG SAJA!"

"Cell maafkan aku, tolong... Buka pintunya"

"Pergilah Kenan! Aku tidak mau melihatmu!"

"Cell maafkan aku"

"Aku mohon Cell buka pintunya"

Menjadi seorang remaja yang kembali labil memang sangat menguras tenaga. Aku merebahkan diri diatas kasur kembali menutup kepalaku dengan bantal saat pintunya terbuka.

"Sayang jangan seperti ini, bicarakan sesuatu dengan baik-baik"

Itu suara ayah tampan. Aku menggeleng dan semakin menekan kuat bantal di kepalaku.

ALSTROEMERIA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang