BERKELAHI

2.5K 462 5
                                    

Aku berdiri di depan sekolah, huh hari ketiga aku berada di sekolah ini. Eve masih belum pulang dia mengatakan akan kembali besok. Aku melangkahkan kaki menuju kedalam.

"Jim kenapa bersama Irene" gumamku.

Mereka terlihat berjalan berdua, wah apakah mereka sudah dekat?. Mereka terlihat tertawa bersama. Apa aku boleh mencap Jim sebagai penghianat?.

"JIN TOMANG"

Aku berlari menghampiri mereka, Jim terlihat terkejut. Ah sudah pasti dia suka dengan Irene.

"Kau kenapa bersama dengan dia?" tanyaku.

Berniat ingin mengetahui reaksi Jim saat aku mengejek Irene. Jim justru tertawa pelan dia merangkul bahuku.

"Apa kau cemburu Cell?"

"Yang benar saja! Aku hanya bertanya kenapa kau berjalan bersama dengan musuh bebuyutanku heh"

"Hei aku juga bersekolah disini wajar saja jika kita berdua bertemu" kata Irene.

"Tumben sekali kau tidak mengajakku berkelahi"

"Aku malas saja" kata Irene kemudian membuang muka.

"Ohh atau kau takut Ayah tampanku memusnahkan Keluarga Mior?"

"KAU CELLYN"

Aku berlari ke kelas sembari tertawa "Aku hanya bercanda Irene" teriakku. Aku masih malas berkelahi saat pagi hari. Lebih baik aku tidur di dalam kelas bukan.

*Sret*

Aku tertarik kesamping, seseorang menarik tanganku. Setelah tenang dari keterkejutanku aku membuka mata dan menatap Raiden di depan.

"Kau mau membuatku jantungan!"

Dia justru tersenyum kecil, sangat menyebalkan sekali. Aku melepaskan tangannya dan bersedekap dada.

"Apa?" tanyaku.

"Berikan tanganmu"

Aku menyerngit namun segera memberikan sebelah tanganku. Aku melihat Raiden mengeluarkan sesuatu dari sakunya dan ternyata dia memberiku gelang?.

"Apa ini?"

Terlihat sebuah gelang kain indah sudah terpakai di pergelangan tangan kananku.

"Gelang persahabatan" katanya.

Aku mengangguk, dia mengadahkan sebelah tangannya kearah temannya. Dan ia langsung mendapat sekotak susu.

"Aku bukan anak sapi, kau tidak usah memberiku susu lagi" kataku.

"Kau harus tumbuh tinggi Cell" katanya.

Aku mendelik dan segera menyambar sekotak susu di tangannya.

"Kenapa memangnya!"

Ah aku baru ingat kalau Raiden menyukai gadis tinggi. Aku mendengus dan menatapnya sendu.

"Kalau kau suka gadis tinggi, cari saja yang tinggi" kataku sebelum berbalik dan pergi dari hadapan Raiden.

Aku mengerutkan dahiku, perkataan macam apa tadi. Oke lupakan setidaknya dia harusnya paham dengan maksud perkataanku tadi.

"Aku akan menunggumu sampai tinggi" katanya.

"TIDAK USAH" teriakku.

Namun aku justru mendengar gelak tawa dari arah belakang. Memang menyebalkan sekali pria tampan yang satu ini.

Sekarang aku berdiri di lapangan, kerja bakti. Sangat membosankan aku mencabuti rumput dengan tanganku sendiri.

*Bruk*
Aku berbalik dan melihat Yuki terjatuh, bersama dengan Irene?. Ah ini adalah pertama kalinya mereka bertemu kan?.

ALSTROEMERIA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang