Aku menatap Kenan dan Raiden dengan wajah bingung. Mereka berdua berdiri di depanku dengan sepeda di tangan mereka masing-masing. Sekarang jam 9 pagi dan sekolah mengadakan acara bersepeda. Setelah Ayah tampan pergi aku kembali kekelas dan langsung digiring menuju lapangan.
"Cell ayo naik" kata Kenan.
"Tidak dia akan bersamaku"kata Raiden.
Aku menghela nafas kemudian terlihat Yuki datang dengan sepedanya. Aku lupa hari ini ada acaea bersepeda jadi aku tidak membawa sepeda seperti yang lainnya.
"Cell dimana sepedamu?" tanya Yuki.
Aku tersenyum "Aku tidak membawanya" kataku.
"Ah kalau begitu kau bisa bersamaku" katanya.
"Tidak" ucap Raiden dan Kenan secara bersamaan. Mereka berdua kemudian saling menatap dan menghela nafas.
Ah kalau begini maka lebih baik aku berpura-pura pingsan saja. Baru ingin menutup mata suara Jim terdengar.
"Cell kau pakai sepedaku, aku tidak ikut karena dipanggil oleh guru di kantor" teriak Jim.
Aku tersenyum senang dan menghampiri Jim, dia memberikan sepedanya dan berlari kembali masuk kedalam sekolah.
"Cell" panggil Kenan.
"Sudah lah aku akan bersepeda sendiri, ayo Yuki" kataku sembari mengayuh sepedanya.
Akhirnya kita berempat mengikuti para murid yang sudah bersepeda di depan. Kita akan bersepeda mengelilingi kota melewati jalan setapak di hutan sekitar sekolah.
Aku tersenyum senang setelah menghirup udara yang sangat sejuk. Disampingku ada Yuki, sedangkan Kenan dan Raiden ada di belakang kami.
Kami berempat terpisah karena pemandu di depan memisahkan kami. Aku melewati jalur kanan bersama beberapa orang di depan sedangkan Yuki dia mengikuti jalur tengah.
Aku menatap takjub hutan di samping kanan dan kiriku. Jarak antara murid satu dan yang lainnya cukup jauh. Dan Aku mengayuh sepedaku pelan.
"Dulu aku jarang bersepeda seperti ini, ck karena harus bekerja dan bekerja" kataku.
Aku bukan anak yang hanya tinggal diam sembari membiarkan orangtuanya bekerja. Aku ikut bekerja di cafe milik ibuku.
Setelah itu aku bekerja mengantarkan paket dan pulang malam, pagi bersekolah, siang bekerja di cafe, malam mengantar paket. Sudah siklus hidupku hanya berulang seperti itu saja setiap harinya.
Hutan disini sangat rindang. Sebenarnya aku masih bisa melihat Raiden di sebelah kananku tak terlalu jauh. Aku tersenyum, setidaknya aku akan menikmati waktu sendiri seperti ini.
*Bruk*
Aku menatap seorang pria yang terjatuh di depan. Aku mengayuh sepedaku cepat dan menghampirinya.
"Hei kau tidak papa?" tanyaku.
Pria itu mengangguk dan segera berdiri terlihat rantai di sepedanya terlepas, tidak bahkan itu sampai patah!.
"Rantainya" aku bergumam sembari menatap malang kearah sepeda pria itu.
"Hah aku sudah menyuruh seseorang untuk menggantinya namun dia tidak menggantinya" katanya.
Aku menghela nafas, sepedaku tidak memiliki boncengan di belakangnya namun ada dua sisi di roda belakang yang dibuat menjadi pijakan.
"Kalau begitu kau ikut denganku saja" kataku.
"Tapi kau yamg bersepeda! Aku mana kuat membawamu" kataku sembari tersenyum kecil.
Pria di depanku mengangguk, aku segera turun dan menyerahkan sepedaku. Tapi bagaimana dengan sepedanya?.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALSTROEMERIA [TAMAT]
Fantasy•...• Cerita ini akan mengisahkan perjuangan Daisy dalam mengubah takdir kehidupan Cellyn yang tragis. Cellyn, gadis yang memerankan peran antagonis di cerita ini. Apakah Daisy bisa mengubah takdir hidup Cell? Atau dia malah menjadi seorang yang s...