Aku duduk di mobil dengan sekotak brownis di pangkuanku. Di sebelahku ada Kenan yang tengah menyetir, dia akan pergi ke perusahaannya dan karena aku tidak memiliki pekerjaan maka aku akan mengikutinya.
Setelah kejadian tadi kami kembali ke ruangan Raiden dan membahas rencana liburannya. Setelah itu Kenan berpamitan pulang dengan membawaku.
"Apa tidak papa jika aku ke kantormu?" tanyaku.
"Tidak papa lagi pula itu bisa membuatku tidak bosan, kau bisa menonton drama di ruangan istirahat" kata Kenan.
Aku mengangguk dan ia memarkirkan mobilnya. Aku segera turun mengikuti Kenan, dia berjalan di sebelahku dengan tatapan dingin.
Berubah sedrastis itu? Tapi memang dia dingin kan sebelumnya. Kami berdua masuk kedalam lift dan Kenan menarikku agar merapat kearahnya.
Padahal hanya kami berdua yang ada di dalam sini. Aku menatap polos pantulan diriku dan Kenan di depan.
"Ck padahal dulu aku hampir sama tingginya denganmu" gerutuku pelan.
"Tidak papa kau terlihat mungil seperti ini" kata Kenan sembari menahan tawanya.
Aku mendengus sebal lalu pintu liftnya terbuka, kamu berdua keluar dari sana. Tatapan para karyawan memang sedikit terkejut namun mereka sepertinya sudah mengenalku.
"Woahh ruanganmu sangat errr..." kataku sembari berdecak kagum.
Bayangkan saja ada kolam renangnya, ini bukan hotel bukan?.
"Pantas saja kau betah di kantor, lihat saja ini seperti penginapan bukan ruangan kerja" kataku.
Kenan tersenyum dan menarikku untuk duduk diatas sofa, aku menatap keluar yang sulapisi tembok kaca. Terlihat air kolam yang sangat jernih, pemandangannya langsung menuju ke hutan.
"Kau senang Cell?" tanyanya.
Aku mengangguk, tentu saja ini seperti sedang liburan di hotel mewah.
"Kenapa kau mendesain ruangan kantormu seperti ini?" tanyaku sembari berdiri dan menghampiri sepot tanaman hijau.
"Agar kau tidak bosan nantinya"
"Hm?" aku berbalik dan menatapnya dengan wajah kebingungan.
"Kenapa aku? Kan kau yang akan bekerja disini" kataku agak bingung, kenapa malah diriku.
Kenan mendekat, aku memegang daun pohon entah apa namanya di sebelahku sembari melihatnya berdiri tepat di depanku.
"Tentu saja kau"
Dia menunduk membuatku mundur sedikit kebelakang. Aku mengerjapkan kedua mataku melihatnya dengan jarak sedekat ini.
*Chup*
Aku terdiam, Kenan kauu....
Bibirnya masih menempel di bibirku, sangat err lembut... Arggghhh...
Aku segera mundur dan menatapnya dengan tatapan tajam.
"Kenan kau... " geramku padanya.
Dia justru tersenyum tak bersalah, aku bersedekap dada dan menatap keluar dengan wajah memerah.
"Menyebalkann" gerutuku.
"Kenapa hm?"
Aku meliriknya, tidakkah dia berfikir! Aku bukan siapa-siapanya hanya teman!. Kenapa dia sampai melakukan ini!.
"Kau tidak boleh menciumku lagi" kataku.
Dia mendekat dan aku bergerak menjauh darinya.
"Kenapa tidak boleh?" tanyanya dengan wajah berpura-pura polos yang ingin aku tendang ke antartika.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALSTROEMERIA [TAMAT]
Fantasy•...• Cerita ini akan mengisahkan perjuangan Daisy dalam mengubah takdir kehidupan Cellyn yang tragis. Cellyn, gadis yang memerankan peran antagonis di cerita ini. Apakah Daisy bisa mengubah takdir hidup Cell? Atau dia malah menjadi seorang yang s...