PENGORBANAN

1.5K 199 1
                                    

Aku terdiam, tunggu dulu kenapa aku tidak merasakan sakit?. Jangan katakan..

Aku menatap Will dengan wajah terkejut. Dia tersenyum padaku "Sebentar lagi mereka akan datang dan menyelamatkanmu".

Will kau..

"Cell"

Aku mendengar teriakan Kenan, dan setelah itu banyak anggoga kepolisian dan bodyguard yang mengelung tempat ini. William luruh kebawah dan aku menangkapnya. Kita berdua duduk diatas tanah, aku menatapnya tak percaya.

"Will apa yang kau lakukan" tangaku sembari menatapnya.

"Aku membuktikannya Cell"

Aku beralih menatap perutnya yang terdapat pisau yang masih tertancap disana. Dia menangkup wajahku dengan kedua tangannya.

"Jangan lihat itu" katanya.

Aku menggeleng sembari menangis, kau pria gila!.

"Kenapa kau lakukan ini hiks"

Dia menggeleng dan mengusap air mataku dengan sebelah tangannya.

"Hei jangan menangis"

Hei pria bodoh! Bagaimana aku tidak menangis!.

"Aku ingin melihatmu tersenyum Cell" katanya.

Aku menatapnya dan mengangguk, berusaha tersnyum sekuat tenagaku. Walapun dadaku sangat sesak.

"Kau cantik saat tersenyum seperti ini" katanya sembari tersenyum.

Sialan kau..

"Will"

Aku mengenggam kedua tangannya di depanku, aku melihat darah yang ada ditangannya.

"Cell berjanjilah kau akan bahagia setelah ini" katanya.

Aku menggeleng, bagaimana bisa! Tanpa kau..

"Aku ingin memelukmu Cell"

Aku mengangguk dan memeluknya dan sembadi menahan tangisanku.

"Jangan membenciku"

Aku mengangguk.

"Aku tidak akan membencimu Will tidak akan.." kataku sembari menahan tangisku sebisa mungkin, walaupun air mataku sudah kembali turun.

"Cell Kenan dia mencintaimu"

Aku terdiam, apa katanya tadi?.

"Berbahagialah dengannya agar aku bisa tenang"

"Apa yang kau katakan! Hiks kau"

"Maafkan aku Cell"

Aku menggeleng aku merasakan badannya melemah, tidak jangan.

"Will hiks jangan tinggalkan akuu.. " tangisku.

"Aku mencintaimu"

"Willl" aku berteriak kencang dan melepaskan pelukanku. Aku menatap wajahnya yang pucat.

"Bodoh" bisikku lalu kembali memeluknya.

Kenapa kau malah melakukan ini! Seharusnya biarkan saja aku yang mati. Aku menangis meraung meneriaki nama Will.

Sudah selesai, terimakasih Will. Setidaknya kau berhasil mengisi kekosongan hatiku. Terimakasih.

Aku berdiri dengan wajah tertunduk menatap batu nisan di depanku. Aku bahkan sudah tidak bisa menangis lagi.

"Kau pria bodoh" gumamku.

"Cell ayo pulang"

Sudah sepuluh kali aku mendengar suara Kenan yang menyuruhku untuk pulang. Aku menghela nafas, dan berbalik.

ALSTROEMERIA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang