Aku menatap kearah matahari yang sudah mulai turun. Kehidupanku berjalan sesuai keinginanku. Aku bisa mendapatkan hati ayah tampan. Raiden pindah ke apartemen dan hubunganku bersama mereka berdua, Kenan dan Raiden berjalan normal seperti sahabat biasa.
Aku tengah menunggu Will yang katanya akan mengajakku berjalan-jalan. Hubungan kami sudah berjalan satu bulan. Dan selama itu juga hubungan kami sangat menguntunhkan.
Aku tidak mendapatkan masalah lagi, dan dia sudah terlepas dari kejaran Rose. Saat aku dan Rose berkelahi untuk terakhir kalinya. Itu tejadi beberapa minggu yang lalu karena dia terus saja mendekati Will dan menuduhku merebutnya darinya.
Aku menghela nafas, perkelahian yang sangat epic. Aku membuatnya masuk kedalam rumah sakit dan aku sendiri hanya beberapa hari harus absen karena ayah tampan yang memaksaku.
Aku tersenyum, matahari sore ini sangat indah seperti biasanya. Tiba-tiba seseorang menutup kedua mataku. Aku sempat terkejut namun setelah aku mencium bau parfum yang sangat aku kenal aku justru tertawa.
"Will lepaskan" kataku.
Dia Will, setelah aku merasakan tangannya sudah tidak menutupi kedua mataku lagi aku berbalik dan menatapnya yang sedang tersenyum kearahku.
"Aku kira kau akan berteriak ketakutan atau membanting tubuhku kedepan" katanya sembari duduk di sampingku.
"Ck, aku bahkan hafal dengan bau parfumu yang menyengat itu" kataku sembari mendengus.
Dia tertawa, melihat tawanya kedua sudut bibirku naik keatas.
"Lihatlah aku membawa apa" katanya sembari mengangkat sebungkus brownis kesukaanku.
"Wah kau memang yang terbaik" kataku sembari merebutnya.
Aku segera membukanya dan memakan sepotong brownis coklat kesukaanku. Aku tersenyum senang saat merasakan brownis lembut.
"Kau sangat menyukainya" kata Will.
Aku mengangguk dan menatap William yang ada di sebelahku dia terlihat tersenyum dan mengusap ujung bibirku. Aku terdiam dan kembali memakan brownis di tanganku.
"Apa kau bisa menyukaiku sama seperti brownis ini?"
Aku menyerngit menatapnya bingung, apa yang dia katakan?. Saat aku ingin bersuara dia terlebih dulu berdiri dan menarikku dari sana.
"Ayo kita ketaman bermain" katanya.
Mendengar taman bermain membuatku kembali melupakan perkataannya tadi. Aku mengangguk dengan semangat dan mengemasi brownis di depanku.
Aku berdiri dengan semangat di depan pintu masuk taman bermain. Aku memang mengajak Will kesini beberapa hari yang lalu tapi dia ternyata sedang sibuk. Dan aku tidak menyangka juga kalau dia sekarang mengajakku kesini.
"Ayo" katanya sembari mengenggam tanganku. Aku mengangguk dan kita berdua mulai masuk kedalam.
Will menggenggam tanganku erat, seolah aku ini anak kecil yang bisa saja hilang setiap saat. Aku menatap sekeliling dengan berbinar tak sedikit juga yang menatap kami berdua.
"Hei belilah baju couple ini, pas untumu dan adikmu itu" kata seorang penjual baju di depan.
Aku terdiam, adikmu?. Aku dan Will?.
"Dia kekasihku" kata Will.
Penjual tadi terlihat terkejut dan meminta maaf, Will mengangguk dan kembali membawaku pergi dari sana.
"Hei apa aku terlihat seperti adikmu Will?" tanyaku.
"Tidak, bagaimana mungkin wanita secantik dirimu adalah adikku"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALSTROEMERIA [TAMAT]
Fantasy•...• Cerita ini akan mengisahkan perjuangan Daisy dalam mengubah takdir kehidupan Cellyn yang tragis. Cellyn, gadis yang memerankan peran antagonis di cerita ini. Apakah Daisy bisa mengubah takdir hidup Cell? Atau dia malah menjadi seorang yang s...