Jole mendorongku sampai aku mendengar suara seorang wanita yang tengah marah-marah.
"Astaga apa yang terjadi dengan adik tampanku itu" guamamku pelan.
Jole mendorongku mendekat ke segerombol pria dan wanita di depan.
"Hei kau ini jual mahal sekali, aku hanya meminta nomor ponsel apa susahnya?"
Aku melihat seorang wanita berdiri dengan baju kekurangan bahan di depan Cris yang hanya diam.
"Apa karena kau anak angkat dari tuan Gael?" tanyanya.
"Cih, hanya anak angkat saja sudah sangat sombong" lanjutnya pelan.
"Wah... Sepertinya dunia memang sudah terbalik ya" seruku sembari mendekat.
Jole memberhentikan kursi rodanya di sebelah Gael. Aku menatap wanita di depan dengan senyuman manis. Lalu beralih menatap seorang gadis di sebelahnya.
"Demi apapun kita memang berjodoh, Irene" kataku padanya.
Dia mendelik dan bersedekap dada.
"Kenapa kau harus pulang? Mengotori pandanganku saja" kata Irene pelan.
Aku tertasa pelan "Astaga aku sangat merindukan patner berkelahiku selama 11 tahun bagaimana aku tidak pulang" kataku.
Dia berdecak pelan, lalu aku beralih menatap gadis di sebelahnya. Dia tengah menatapku dari atas sampai bawah dengan wajah mengejek.
"Kau ini cantik tapi sayang sekali cacat" ucapnya.
"Kau"
Aku menarik sebelah tangan Cris karena pria itu akan maju kedepan. Hei tenang lah, aku suka bermain-main.
"Apa? Memang benar bukan dia cacat. Dan kau pria sombong kau ini hanya beruntung karena Cell cacat jadi tuan Gael mengangkatmu menjadi penerus perusahaannya" katanya lalu tersenyum mengejek.
Aku menatap orang di sekitar yang hanya diam sembari menonton. Aku melihat ada Yuki yang tersenyum miring di sebelah kanan.
"Ahh.. Sayang sekali... Aku ini tidak suka drama televisi murahan yang sangat membosankan itu" kataku pelan.
"Hei wanita cantik yang sangat sempurna di depan" panggilku padanya.
"Kau ini tidak tau malu hm? Menggoda adik sekaligus kakakku ini di depan umum? Kau mengatakan hal jelek seperti ini apa mulut wanita jaman sekarang emang seperti itu?" tanyaku.
"Kau!" bentaknya.
Aku tertawa pelan "Ah maafkan aku, aku lama berada di luar negri dan baru saja pulang langsung melihat adegan yang menjijikkan. Seorang wanita meminta nomor pada seorang pria dan ditolak, dia tidak terima lalu marah-marah. Dimana harga dirimu?" tanyaku.
Dia terdiam dengan wajah memerah.
"Kau itu cacat! Apa lebih buruk dari pada diriku yang bisa berdiri ini?" tanyanya.
"Kalian juga hanya diam saja, Cris bilang kalian adalah temannya, bukannya membantu malah hanya diam mengamati" kataku pada beberapa pria di sekitar.
"Baiklah kemari akan aku perlihatkan siapa yang cacat disini" kataku lalu menyibakkan rambutku kebelakang.
"Sudah lama aku tidak memberikan pelajaran untuk wanita tidak tau malu sepertimu"
Aku berdiri dan membuang selimut di pangkuanku, aku melangkah maju dan menampar sebelah pipinya.
*Plak*
Semua orang terdiam, wanita tadi menatapku dengan wajah terkejut namun dia segera mengangkat sebelah tangannya. Aku dengan cepat mencengkramnya erat lalu menariknya kebelakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALSTROEMERIA [TAMAT]
Fantasy•...• Cerita ini akan mengisahkan perjuangan Daisy dalam mengubah takdir kehidupan Cellyn yang tragis. Cellyn, gadis yang memerankan peran antagonis di cerita ini. Apakah Daisy bisa mengubah takdir hidup Cell? Atau dia malah menjadi seorang yang s...