1.2K 179 2
                                    

Efek dari keinginanku yang ingin mengubah nasib Cell ternyata sangat besar. Tentu saja, mulai dari Raiden yang tiba-tiba menjadi kakak tiri Yuki. Kenan yang menyukaiku, dan kini ayah yang meninggal.

Di dalam cerita aslinya ayah akan hidup lama, dia tidak akan meninggal sekarang. Tapi lihatlah ulahku sendiri, aku bahkan belum merayakan ulang tahunnya. Aku sudah menyiapkan perayaan ulang tahunnya bersama Cris.

Aku menatap nisan di depanku dengan air mata yang terus menetes. Maafkan aku ayah tampan, maafkan aku.

"Cell"

Itu suara Kenan, dia berdiri di sebelah kananku sedangkan Cris ada di sebelah kiriku. Raiden dan Irene ada di depanku mereka semua menatapku dengan iba.

"Kau harus mengikhlaskan nya" kata Kenan.

Aunty Yuri baru saja pergi bersama suaminya, dia nampak terpukul dengan berita ini. Dia menatapku dengan wajah sedih, dia pasti mengkhawatirkan ku.

Aku mengangguk dan meletakkan setangkai mawar diatas nisan ayah tampan.

"Ayo Cell kita pulang" kata Cris.

Setelah pemakaman mansion kami menjadi sepi, semua orang berduka. Aku sendiri tengah menatap keluar jendela menatap pemandangan sore yang indah.

"Cell"

Aku menatap Cris yang datang dan duduk di depanku. Dia mengambil sebelah tanganku dan mengenggamnya.

"Aku tidak papa" kataku sembari menatapnya dengan mata berkaca-kaca.

"Tidak papa bagaimana" ucapnya lalu menarikku kedalam dekapannya.

"Seharusnya aku tidak mengijinkan ayah pergi hiks..." Tangisku.

"Tidak, jangan salahkan dirimu sendiri. Bagaimanapun ini sudah takdir Cell" katanya.

Aku menggeleng, ini bukan takdir ini kesalahanku Cris. Lagi-lagi aku menangisi kebodohanku sendiri.

"Cris terimakasih sudah menjadi kakak dan adikku" lirihku padanya.

"Seharusnya aku yang berterimakasih padamu"

Aku tersenyum dan memeluknya erat semoga kita bertemu lagi.

"Kau jangan takut walaupun ayah sudah tidak ada masih ada aku yang akan menjagamu" kata Cris dengan sebelah tangan mengusap kepalaku.

"Katakan saja siapa yang berani menganggumu maka akan berurusan denganku" katanya.

Dia memang mengerikan namun aku menyayanginya sebagai kakakku. Aku mengangguk, dia tidak akan membohongiku saat ini karena dia adalah tokoh buatanku.

"Kenan masih ada di luar kau mau bertemu dengannya?" Tanya Cris.

"Temui dia dan suruh dia pulang" tambahnya.

"Kau mengusirnya?" Tanyaku, dan dia menggeleng pelan.

"Dia terlihat lelah, atau kau mau dia menginap disini? Aku akan memerintahkan pelayan membereskan kamar tamu"

"Nanti aku akan mengatakannya sendiri jika perlu" kataku.

Dia mengangguk dan melepaskan pelukannya, terimakasih Cris.

"Matamu jadi bengkak, jelek sekali" sindirnya.

Ck, aku tetap cantik walaupun menangis seperti ini.

"Aku akan menemui Kenan" kataku dan dia mengangguk, aku tersenyum sebelum pergi aku berbalik dan mencium pipinya.

Dia terkejut namun segera tersenyum kearahku, jangan jadi Abang adek inces ya;v.

Aku berjalan di lorong mencari keberadaan Kenan, ternyata dia tengah duduk menatap kearah matahari terbenam. Aku segera menghampirinya.

ALSTROEMERIA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang