1K 189 3
                                    

"Hoam.. Ngantuk sekali" gumamku sembari menutup mata.

Padahal jam masih menunjukkan pukul 5 sore. Kenan yang duduk di sebelahku terlihat menoleh.

"Tidur saja kalau begitu"

Aku mengangguk dan meletakkan stik ps diatas meja lalu berjalan menuju kasurku.

*Buk*

"Nyaman sekali" gumamku setelah jatuh keatas kasur.

Aku mengambil guling dan memeluknya lalu mulai menutup mata. Tak lama aku mendengar suara langkah mendekat dan merasakan seseorang mengusap kepalaku.

"Aku akan pulang Cell beristirahatlah"

Kenan?.

Aku bergeser dan berguling membelakanginya, setelah itu aku mulai masuk kedalam mimpi.
.
.
.
.

Aku menyerngit merasakan dingin di pipiku, lalu kening dan pipi kanan. Saat membuka mata aku mendelik melihat Cris sedang menatapku.

"Apa yang k-"

Aku segera bangun dan menatap tanganku yang mengusap sebelah pipiku.

Cat warna hijau.

Aku mendongak dan menemukan Cris yang sudah berlari menjauh.

"SIALAN KAU KEMARII!" teriakku mengelegar.

"Hahaha turunlah Cell makan malam sudah siap jangan lupa cuci wajahmu terlebih dulu" katanya.

Aku mendengus dan segera turun dari kasur. Aku turun dan mendapati ayah tampan, Cris dan tunggu dulu tiga orang yang tidak asing.

Aku mengalihkan tatapanku saat menatap gadis yang sangat aku kenal di depan. Aku segera turun dan duduk di sebelah Cris.

"Maafkan aku yang terlambat dan membuat kalian menunggu" kataku pelan.

"Tidak papa kau pasti kelelahan hari ini kan Cell?" tanya wanita di depan.

Aku mencoba tersenyum dan mengangguk, lalu kami mulai memakan makan malamnya.

Aku melirik gadis yang sedari tadi mencuri pandang kearah Cris. Yuki, ya mereka adalah tuan Demitri, nyonya Demitri dan Yuki.

Ada apa sampai mereka datang kemari?. Aku melirik Ayah tampan yang juga tengan menatapku.

Mungkinkah bisnis? Atau jangan-jangan acara perjodohan?.

"Terimakasih tuan Gael atas hidangan makan malamnya" kata Nyonya Demitri sembari tersenyum manis.

"Tidak masalah, kalian sudah datang jauh-jauh kemari bagaimana aku tidak menjamu kalian dengan makanan khas keluarga Dramcon" kata Ayah tampan.

Wah... Aku menelan daging kambing dengan cepat. Ini makanan khas keluarga Dramcon?. Kenapa aku baru mengetahuinya padahal dulu aku sering sekali memakannya.

"Cell bagaimana dengan pendidikanmu?" tanya Tuan Dramcon.

Aku tersenyum "Aku sudah menyelesaikannya Uncle, sekitar satu tahun yang lalu" jawabku.

Dia terlihat terkejut namun segera tersenyum.

"Kau pintar seperti ayahmu" ucapnya.

"Tentu saja" kekehku pelan.

"Jadi rencanamu selanjutnya bagaimana?" tanyanya lagi.

"Aku ingin membuka galeri seni dan toko lukisan, disana aku akan menjual karyaku dan jika ada yang ingin aku lukis aku bisa membuatnya" kataku.

"Bukannya lebih baik kau melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi?" tanya Nyonya Demitri.

"Selain menjadi seniman aku juga ingin menjadi orang yang damai, dan aku rasa aku sudah cukup dengan gelar kehormatan dan lulusan terbaik"

ALSTROEMERIA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang