RAIDEN DAN TANGISANNYA

2K 395 9
                                    

Aku menatap takut sembari mengenggam erat ponsel yang menjadi satu-satunya sumber cahaya di tanganku.

"Raiden kau disini kan!" teriakku.

Aku berjalan sesekali mengaduh kesakitan karena kakiku menginjak ranting pohon yang runcing.

Sampai aku tiba di sebuah danau. Aku menatap takjub danau di depan, sangat indah!. Aku kembali tersadar akan tujuanku disini.

Aku mengedarkan pandangan dan menemukan seorang pria berdiri di jembatan danau. Apakah itu Raiden? Bukan hantu kan?. Apa dia mau bunuh diri?!.

"RAIDENN"

Aku berlari kearahnya membuang dua sepatuku.  Aku mendekat dan menatap wajah Raiden yang penuh dengan air mata. Oh tidak dia sangat kacau.

"Cell" panggilnya dengan suara parau.

"Cih kenapa kau malah disini!"

"Disini menakutkan apa kau tidak takut?"

Raiden hanya diam dan menatapku. Aku kembali mengamati pria di depanku ini dengan teliti. Rambut acak-acakan, baju yang robek, tangan yang astaga penuh darah?. Apa dia baru saja berubah menjadi manusia serigala?.

"Raiden tanganmu"

Aku begerak maju namun pria itu mundur. Aku menatapnya lekat, ada apa ini?.

"Hidupku hancur Cell"

Aku mengatupkan bibirku rapat-rapat, tidak Raiden kau tidak boleh seperti ini.

"Ayah dia menikah lagi! Dia melupakan bunda"

"Aku membencinya! Dia tidak memikirkan perasaanku. Dia hanya memikirkan perasaan wanita itu"

"Dan anaknya" lanjutnya.

Raiden jangan seperti ini, aku menjadi merasa bersalah padamu.

"Aku lelah Cell"

"Aku lelah dengan semua ini! Dia mengirimku ke luar negri selama enam tahun tanpa mengunjungiku sama sekali"

Benarkah? Tapi di dalam novel dia juga ikut pindah. Apa alurnya berubah sangat jauh?.

"Dia tidak pernah menganggapku sebagai anaknya! Dia justru menyayangi gadis itu. Gadis yang merebut semuanya dariku. Dia yang menyarankan agar ayah menikah dengan ibunya!"

Setetes air mata Raiden turun, tidak seharusnya seperti ini. Tuan Demitri seharusnya menikah dengan seorang dokter cantik yang belum menikah sebelumnya.

Raiden maafkan aku, karena diriku kau jadi seperti ini.

"Maafkan aku Cell"

Aku menggeleng, jangan lakukan itu Raiden!.

Aku menarik tangannya dan menaruh pecahan kaca yang ia pegang keleherku sendiri. Dia terlihat terkejut, aku menatapnya lekat. Ini salahku jadi biarkan aku yang mati terlebih dulu.

"Cell lepaskan! Apa yang kau lakukan!"

"Kau mau mengakhiri hidupmu kan?" tanyaku.

"Bunuh aku terlebih dulu"

"Cell lepaskan! Ini bukan urusanmu"

Ini urusanku Raiden ini semua karena diriku yang egois ingin mengubah nasib Cellyn.

"Kau temanku Raiden! Sadarlah!! Apa dengan bunuh diri kau akan terbebas dari semua ini?"

"Lalu bagaimana denganku? Bagaimana? Kau mau meninggalkanku! Kau dulu yang memintaku agar jangan meninggalkanmu tapi sekarang kau sendiri yang ingin meninggalkanku"

ALSTROEMERIA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang