PERASAAN INI

1.1K 192 2
                                    

Aku masih tertawa dan segera menghentikan tawaku ketika Will berdiri di depanku. Dia menyoroti wajah ku dan mengusap pelan cairan yang ada di kedua pipiku.

"Kau bahagia sekali" katanya.

Aku teridam, jaraknya sangat dekat. Aku bahkan menahan nafasku beberapa saat karena jarak kami yang sangat dekat.

Will kemudian mundur dan beralih menyoroti wajahnya sendiri dengan senter di tangannya.

"Apa?" tanyaku yang bingung dengan sikapnya.

"Ck, besihkan nodanya" katanya.

Ah,, aku mengangguk dan mengambil tissu ditangannya dan mulai mengelap pelan cairan di wajahnya. William terlihat menutup matanya menikmati usapanku. Aku menyentuh pipinya, beralih ke bawah sudut bibirnya. Dia sangat tampan jika dilihat secara dekat seperti ini.

Sampai suara teriakan kembali tersengar, aku terkejut dan langsung memeluk erat leher William.

"Aaaaaa"

William sempat terhuyung kebelakang, beruntung dia memiliki keseimbangan yang baik. Posisi kita berdua kini malah berpelukan. Aku terdiam, dan merasakan malu... Ditambah degub jantungku yang berdetak dengan cepat. Ah sial..

"Cell, kau mau sampai kapan memelukku seperti ini?"

Aku segera melepaskan pelukannya dan mengalihkan pandanganku kearah lain. Astaga memalukan sekali kau Daisy!.

"Kau ini lucu sekali" katanya sembari tertawa. Aku mendengus pelan, sangat menyebalkan!.

William kembali mengenggam tanganku dan kita berdua keluar dari rumah hantu tersebut. Setelah berada di luar aku melihat pasangan mesum tadi sedang berdiri dengan wajah tertunduk karena dimarahi oleh seseorang sepertinya mereka terciduk saat keluar dengan pakaian yang acak-acakan seperti itu.

"Cell kau mau kemana lagi?" tanya Will.

"Terserah kau saja Will" kataku sembari menatapnya. Will mengangguk dan membawaku pergi dari sana. Setelah itu aku menyesal telah mengucapkan kata-kata tadi.

Dia membawaku keatas jembatan kaca yang ada diatas bangunan. Ini gila, aku terdiam sembari menggeleng menatap horor William yang ada didepan.

Aku memegang erat pinggir jembatan dan berteriak kecil saat angin berhembus membuat rambut pirangku berterbangan.

"Ayolah Cell ini menyenangkan"

Menyenangkan?! Kau gila William!.

Aku menggeleng sembari menutup kedua mataku. William terkekeh dan mendekatiku, dia menarikku pelan.

"Tidak! Tidak mauu" kataku.

"Ayolah Cell aku akan memegangimu"

"Tidak mauu aku takut huaa... Willll!!!"

Dia menarikku dan membuatku memeluknya erat. Aku masih mendengarnya tertawa, dia sangat jahat!. Atau ini adalah balas dendamnya karena tadi aku membawanya kedalam rumah hantu itu?.

Aku menjerit saat William mendorongku. Aku menggeleng dan memeluknya erat. Jangan buat aku jantungan disini sialan!. Aku mengabaikan beberapa pengunjung yang menatap kita berdua. Tak banyak juga para pengunjung yang berteriak membuatku bertambah takut.

"Will jangan dilepasss" kataku setelah melihatnya mencoba melepaskan tanganku yang melingkar di pinggangnya.

"Haha baiklah" katanya sembari mendongakkan wajahku agar menatapnya.

Aku menatapnya dengan mata berkaca-kaca. Dia menggeleng dan mengusap pelan pipiku.

"Kita sudah berada disini tidak bisa kembali lagi" katanya.

ALSTROEMERIA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang