S² RAIDEN

1.2K 189 3
                                    

Aku duduk menunggu pesanan, Raiden membawaku kedalam restoran. Padahal aku ingin makan di kantin rumah sakit saja.

Aku menatap sekitar yang masih sepi, tentu saja kebanyakan dari mereka sedang bekerja sekarang. Dan restoran ini juga baru saja buka.

"Cell"

"Hm?" aku mendongak dan menatap Raiden di depan.

"Kenapa dulu kau pergi?" tanyanya.

Aku menatapnya sejenak lalu berdehem pelan.

"Aku butuh waktu sendiri... Ya dan seperti yang sudah aku tulis di surat" kataku.

Setelah itu kami sama-sama diam. Aku melirik kearah Raiden yang masih menatapku.

"Apa kau risih saat aku berdekatan denganmu? Kau bisa mengatakannya aku nanti akan menjauh tidak perlu sampai kabur ke luar negri seperti itu"

Aku menatapnya lalu menggeleng, bukan itu.

"Apa ada seseorang yang mengancammu Cell? Agar kau menjauhiku?" tanyanya.

Aku kembali menggeleng, bukan itu juga.

"Setidaknya kau harus memikirkan Kenan" kata Raiden.

Aku menunduk menatap kedua tanganku yang berada diatas meja.

"Aku memang egois kan?" tanyaku.

"Kau menjadi seperti ini karena aku" tambahku lalu menatapnya.

Terlihat Raiden menggeleng, namun percayalah jika aku tidak berniat merubah takdir Cell maka kau tidak akan seperti ini Raiden.

"Jangan menatapku dengan wajah bersalah seperti itu"

Aku segera menunduk dan menghapus air mataku dengan cepat.

"Apa kau marah padaku Rai?" cicitku pelan.

*Puk*

Aku mendongak dan menatap kembali Raiden yang sebelah tangannya kini bertengger di atas kepalaku.

"Marahpun tidak akan berguna, kau memang pintar Cell namun juga bodoh. Jangan salahkan dirimu sendiri, kau lihat sampai sekarang aku baik-baik saja yang berarti aku bisa melewati itu semua dengan baik"

Aku mengangguk kemudian senyuman Raiden terlihat.

"Aku hanya meminta jangan ambil keputusan seperti itu lagi, aku ini sahabatmu Cell berceritalah jika kau memiliki masalah" kata Raiden kemudian menarik tangnnya kembali.

Aku mengangguk dan makanan datang, kita segera memakan pesanan yang sebelumnya kita pesan.

Aku menghela nafas dan memakan sarapan ku ini.

Kabur dari masalah memang tidak akan dapat menyelesaikan masalah itu sendiri.

Dan aku melakukan hal bodoh itu.

"Wah siapa yang kita temui disini"

Aku mengangkat wajahku dan menatap seorang pria yang tidak asing. Aku melirik Yuki yang berada di sebelah Dean.

Gadis itu masih berteman dengan Dean?. Dan lihatlah tatapannya itu...

"Dean lama tidak bertemu wajahmu bertambah jelek saja" sindirku.

Dean justru tertawa lalu bersedekap dada menatapku dengan wajah tengil seperti biasanya.

"Bukankah sudah aku ingatkan dulu kenapa kau mengabaikan peringatanku itu?" tanyanya.

Aku memakan satu suapan terakhir sarapanku lalu menatap Dean.

"Kau masih sama seperti dulu, meninggalkan kesan buruk saat pertama kali bertemu" ucapku lalu berdiri.

ALSTROEMERIA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang