1K 191 2
                                    

Selesai makan aku duduk diatas sofa di sebrang ada Kenan yang tengah duduk.

"Jadi kenapa kau kesini pagi-pagi buta?" tanyanya.

"Ah sebenarnya aku ingin mengajakmu kerumah Raiden" kataku pelan.

"Kau sepertinya sangat kelelahan, lain kali aku tidak akan merepotkanmu aku akan langsung kerumah Raiden" kataku.

"Pagi-pagi seperti itu?" tanyanya.

Aku mengangguk, aku berniat membuatkan sarapan untuk Raiden awalnya..

Apa salah? Ekspresi Kenan berubah sekarang.

"Kenapa?" tanyaku.

Dia berdiri dan mendekat padaku, dia berjongkok di depanku dan mengambil sebelah tanganku setelah aku menelan brownis.

"Kau harus mengajakku" katanya sembari membersihkan tanganku.

Aku menatapnya bingung, lalu dia mendongak menatapku lekat.

"Aku takut kau akan terculik saat pergi kesana sendirian"

Bibirku berkedut melihat Kenan yang sekarang tersenyum. Apa dia pikir aku ini tidak bisa menjaga diriku sendiri?.

Dia bangkit dan mengusap kepalaku.

"Ayo, tapi sepertinya dia sudah berada di kantor" katanya.

"Kau tidak pergi ke kantor Ken?"

Aku takut menganggunya, dia seroang CEO sekarang yang pasti sangat sibuk.

"Tentu saja setelah bertemu dengan Raiden, aku akan bersiap tunggu 5 menit jangan kemana-mana"

Dia melangkah menjauh menaiki tangga, aku hanya bisa mengangguk. Benar saja setelah lima menit dia kembali dengan pakaian jas lengkap.

Aku segera berdiri saat dia mendekat.

"Ayo" ajakku, dia mengangguk dan kami berdua keluar dari rumahnya.

Aku duduk di jok penumpang dan menatap jalanan yang ramai. Aku melirik kearah Kenan, dia hanya tidur lima jam apa tidak papa?.

"Kenapa kau melihatku dengan tatapan sepeti itu Cell?" tanyanya.

Aku mengerjap pelan kemudian menggeleng.

"Kau selalu pulang pagi dan kurang tidur seperti ini?" tanyaku.

"Kadang-kadang saja, aku suka bekerja untuk mengalihkan pikiranku" katanya.

Aku menghela nafas dan mengangguk lalu menatapnya.

"Tapi berjanjilah jangan terlalu sering begadang, kesehatanmu juga penting" kataku mencoba menasehatinya.

"Dulu aku tidak bisa tidur karena selalu bermimpi buruk, sejak saat itu aku jarang tertidur" katanya.

Mimpi buruk?.

"Tapi berkat kau datang pagi tadi mimpi buruk itu berganti menjadi mimpi indah" katanya.

"Sejak kapan kau mulai bermimpi buruk?" tanyaku mencoba mengabaikan degub jantung sialan yang berdegub dengan cepat.

"Sejak kau pergi" katanya.

Aku menyerngit, mimpi buruk seperti apa memangnya?.

"Sudah sampai ayo turun"

Aku mengangguk dan segera turun dari mobil. Aku melihat bangunan perusahaan Raiden dengan wajah kagum.

"Tinggi sekali" gumamku.

"Ya dia memang sangat ambisius, ayo masuk banyak yang memperhatikanmu" katanya sembari menarikku masuk kedalam.

Memang benar ada beberapa pria yang menatapku, aku melirik Kenan yang menampilkan wajah dinginnya.

ALSTROEMERIA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang