Aku duduk sembari menatap kearah luar. Di luar kamarku banyak sekali bodyguard yang berjaga. Aku terdiam, kenapa ini semua terjadi?.
"Cell makanlah" itu suara Kenan.
Kenan dan Raiden memutuskan untuk ikut ke mansionku. Yuri dan David juga ada disini, mereka membantu mencari ayah tampan.
Aku menatap Kenan dan menggeleng pelan. Dia terlihat berjalan duduk di sampingku.
"Cell kau harus makan" kata Raiden yang ada di sebrang."Bagimana aku bisa makan? Ayahku aku bahkan tidak tau apakah dia sudah makan di luar sana" kataku sembari menahan tangis.
"Setidaknya kau harus mengisi staminamu, kau mau mencari ayahmu kan? Kita akan mencarinya besok dan sekarang kau harus makan Cell jangan sampai kau sakit" kata Kenan.
"Ayahmu tidak akan senang jika tau anaknya belum makan karenanya" kata Raiden.
Aku menunduk, setetes air mataku turun. Aku kemudian mengangguk dan menatap Kenan. Kenan tersenyum dan mengangkat satu sendok bubur untukku.
Aku memakannya perlahan, ayah tampan aku harap kau baik-baik saja disana. Kau pasti akan aku temukan.
Setelah makan kita bertiga duduk di ruang keluarga bersama yang lainnya. Kita tengah berfikir kemungkinan yang terjadi, siapa yang menculik ayah tampan.
Aku mendengarkan Jack yang tengah menjelaskan kronologi kejadiannya. Aku juga mendengarkan Jelo yang tengah mencari ayah tampan.
Aku memejamkan kedua mataku, kejadian ini aku tidak mengingatnya sama sekali. Seharusnya aku dulu menulisnya di buku harianku!. Sial, aku menghela nafas, Tuan Gael sebelum kematian Cell dia memang berencana untuk pergi mengunjungi cabang perusahaan di luar negri. Dia hanya akan mengeceknya dan segera pulang dengan jet pribadinya.
Setelah itu...aku mengerutkan keningku, ayolah Daisy!. Ingat-ingat....
"Aku tau" seruku.
Semua orang menatapku dengan wajah terkejut, aku menggaruk sebelah pipiku dan tersenyum canggung.
"Jack bisa tampilkan rekaman Cctv terakhir ayah terlihat?" tanyaku.
Dia segera mengangguk dan memutar remakannya di televisi. Aku mengamati pergerakan mobil hitam berisikan ayah tampan di layar.
Jalanan terlihat sangat ramai, banyak sekali kendaraan yang lalu lalang disana. Aku mengigit kukuku dan menajamkan penglihatanku.
"Nona tidak ada apa-apa di rek-"
"Itu dia! Plat putih" kataku, aku merebut remot di tangan Jack dan mengulang rekaman tadi.
"Lihat ada dua mobil berplat putih yang mengikuti ayah tampan dan Ham, lihat mereka bahkan tidak berbelok seperti pengendara lain." kataku.
"Tapi itu bisa saja karena mereka akan pergi ke kota Xoord" kata Yuri.
Aku menggeleng dan berdiri di depan televisi.
"Begini, anggap saja ada sebuah tahanan yang kabur dari penjara" kataku.
"Dua mobil polisi berada di belakangnya, mereka pasti akan mengikutinya dari jauh dan mencoba berbaur dengan mobil di sekitarnya. Jika mereka dua plat putih itu akan pergi ke kota Xoord seharusnya mereka akan menggunakan satu mobil saja, kenapa?"
Aku menghentikan rekamannya saat kedua mobil itu terlihat jelas di layar.
"Satu pengendara dan dua pengendara, kenapa mereka tidak menggunakan satu mobil saja?" tanyaku.
"Dan, lihat gerakan tangan pria satu ini, dia memakai benda di telinganya dan terlihat sedang mengkode sesuatu pada dua orang yang ada di mobil satunya" kataku.
"Dan anehnya cctv di persimpangan jalan selanjutnya rusak"
"Polisi tidak mungkin membiarkan cctv persimpangan jalan rusak, pasti itu baru saja terjadi" kataku.
Semua orang mengangguk, aku tersenyum kemudian teringat sesuatu. Aku berbalik dan menatap mobil ber plat putih di layar televisi. Aku juga melihat mereka saat ayah tampan masuk kedalam rumah sakit.
"Tapi siapa yang memiliki plat putih di kota ini?" tanya Kenan.
"Ada satu" kata Jack.
Aku menatapnya dan kita berucap secara bersamaan "Keluarga Herold".
"Musuh bebuyutan ayah" lanjutku.
Ah sial sekali kenapa aku melupakan pria itu!. Aku menatap Kenan dan Raiden, mereka terlihat terkejut namun mereka menatapku dengan tatapan aneh.
"Aku akan membantu kalian" kata Raiden.
"Cell kau tidur saja ini sudah malam" kata Yuri.
Tidak, hei aku ingin ikut mencari..
"Kenan antar Cell ke kamarnya" kata David sembari berdiri.
Aku menggeleng, ayolah!!.
"Ayo Cell" kata Kenan sembari menarikku menuju kamarku.
"Tidurlah Cell, aku akan menunggumu disini"
Aku menggeleng, bagaimana aku bisa tidur?. Mereka bahkan tidak tau dimana kediaman Herold. Aku tau! Aku bisa membantu mereka tapi kenapa mereka malah menyuruhku untuk tidur?.
"Cell tidur lah" kata Kenan, dia berjalan mendekat dan duduk di sampingku.
"Apa kau ketakutan?"
Aku mengangguk
"Aku takut ayah dia-""Berhenti berfikir negatif Cell berfikirlah positif, semua orang sedang mencarinya"
Itu masalahnya Kenan, mereka bahkan tidak tau dimana letak mansion Keluarga Herold kan!.
"Tap-"
"Tidur Cell"
Aku mendengus dan langsung menjatuhkan diriku diatas kasur.
"Kenan"
"Hm"
"Apa alasan kalian berdua menyuruhku mengakhiri hubunganku dan Will?" tanyaku.
Kenan menatapku dan menggeleng.
"Kau akan tau nanti" katanya.
Ck, aneh sekali! Kau tinggal katakan sekarang apa susahnya. Jangan membuatku bertambah penasaran.
"Tidurlah Cell ini sudah malam" kata Kenan.
Aku mendengus, dan beralih menatap langit-langit kamar. Ada sesuatu yang mengganjal di hatiku tapi apa?.
Aku tersadar dari lamunanku setelah merasakan usapan pelan di dahiku. Aku melirik kearah Kenan yang duduk di sebelahku.
"Kau tidak perlu khawatir, ayahmu pasti akan di temukan" katanya.
"Kita akan selalu berada disampingmu Cell"
"Tidurlah"
Aku mengangguk dan mulai menutup mataku, aku merasakan usapan di keningku terhenti.
"Aku harap kau akan baik-baik saja setelah ini"
Hei apa dia seorang peramal? Dia membicarakan soal apa!.
"Aku akan selalu ada di sisimu" bisiknya.
"Mimpi indah Cell"
Aku mengantuk sekali, mimpi indah juga Kenan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALSTROEMERIA [TAMAT]
Fantasy•...• Cerita ini akan mengisahkan perjuangan Daisy dalam mengubah takdir kehidupan Cellyn yang tragis. Cellyn, gadis yang memerankan peran antagonis di cerita ini. Apakah Daisy bisa mengubah takdir hidup Cell? Atau dia malah menjadi seorang yang s...