MASALAH LAIN

1.1K 236 10
                                    

Setelah bubur ayamnya habis aku membujuk Kenan agar pria itu mau meminum obat. Namun ternyata sangat susah.

"Kenan minum obatnya dulu agar kau cepat sembuh" kataku.

Dia menggeleng sembari menatapku sayu. Arghh... Pria ini.

"Kenan ayolahh" kataku sembari mengangkat obat ditanganku.

"Tidak mau Cell"

Aku menghela nafas dan menatapnya intens. Kalau begini mari keluarkan jurus rahasiaku.

"Kau boleh meminta apapun asal kau mau meminum obatnya" kataku dengan berat hati.

"Apapun?"

Aku mengangguk sudahlah cepat! Katakan apa maumu dan minum obat ini.

"Kalau begitu temani aku seharian ini" katanya.
Hanya itu saja? Tidak masalah.

"Baiklah sekarang minum obatnya" kataku.

Dia mengangguk dan mendekatiku, aku memberinya dua pill obat dan dia langsung meminumnya. Aku hanya diam sembari menatap Kenan.

"Aku akan membereskan ini" kataku sembari menatap kearah meja.

"Tidak biar aku saja" kata Kenan sembari mengambil mangkuk dan sampah bubur diatas meja.

Aku menatapnya yang berjalan keluar, aku beralih menatap kesekitar. Tatapanku terhenti pada lukisan yang masih tertutupi kain putih. Sebenarnya lukisan siapa itu?.

Aku mendekati lukisannya dan berdiri tepat di depan lukisan itu. Namun tatapanku malah jatuh pada sebuah note kecil yang tertempel di dinding. Aku beralih menghampiri note itu, aku membacanya dan terdiam.

Jadilah sukses agar Cellyn mau bersamamu.

Aku langsung mengalihkan pandanganku keluar jendela saat mendengar langkah mendekat. Aku menatap pohon mangga di depan.

"Cell?"

"Hm"

Aku merasakan Kenan berdiri disampingku, aku masih menatap kearah pohon di depan.

"Apa kau benar-benar mencintai Will?"

Pertanyaan ini lagi, aku menghembuskan nafasku perlahan dan beralih menatap Kenan.

"Kenapa memangnya?" tanyaku.

Dia diam, hanya menatapku lekat.

"Apa kau mencintaiku Kenan?" tanyaku.

Aku melihat keterkejutan didalam ekspresinya walaupun hanya sebentar, dia kembali menormalkan ekspresinya sebelum berkata...

"Tidak"

Aku tersenyum dan langsung mengalihkan pandanganku kembali ke pohon mangga di depan.

"Baguslah" kataku pelan.

Kenapa dadaku terasa sesak sekali?. Tidak boleh seperti ini.

"Kau harus tidur Ken" kataku.

Aku mendengar langkah kakinya dan suara tempat tidur yang berdecit. Aku masih menatap pohon mangga di depan sampai beberapa saat.

Aku berbalik dan menatap Kenan yang sudah menutup mata diatas tempat tidurnya. Aku mendekatinya dan menyeret kursi belajarnya ke samping ranjang. Aku duduk disana sembari menatap wajah Kenan yang tertidur.

"Cepatlah sembuh" kataku.

Aku bersender pada kursi belajarnya dan menutup mataku, jujur saja semalam aku kurang tidur. Membuatku dengan cepat terlelap, saat baru saja menutup mata aku merasakan seseorang mengangkatku.

ALSTROEMERIA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang