KESEPAKATAN

1.2K 228 4
                                    

Kenan, Raiden dan Will langsung menghampiriku. Will menarikku agar bangun dan Kenan dia menatap tajam Yuki yang kini menunduk.

"Apa sakit Cell? Dimana??" tanya Raiden.

Aku menggeleng, namun Will terdengar menghela nafas.

"Apa maksudmu tadi Yuki?" tanyaku.

"Kau bilang aku merebut mereka darimu?" lanjutku lagi.

Yuki hanya diam sembari menunduk, tak lama setelah itu dia mengangkat wajahnya dan mengangguk.

"Hei. Mereka sahabatku! Sebelum ada kau" kataku sembari menunjuknya.

"Dan kau bilang aku merebut mereka darimu?! Lucu sekali" kataku sembari tertawa.

Sampai aku meneteskan air mataku, aku menghapusnya kasar dan kembali menatap Yuki.

"Kau pasti menyukai Kenan kan?" tanyaku.

"Kau bisa mengejarnya, tapi jangan gunakan aku sebagai kambing hitammu" kataku pelan.

Kenan berbalik menatapku sembari menggeleng.

"Aku tidak akan melarang kau dekat dengan Kenan, tenang saja aku tidak akan melarangnya" kataku sembari menahan tangis.

"Tapi kenapa kau malah menuduhku seperti ini?!" bentakku.

"Agar kau dikasihani? Agar mereka semua membenciku dan kau bisa dengan mudah mendekati Kenan?" tanyaku sembari menunjuk teman sekelasku satu.

"Licik sekali kau Yuki" lirihku.

"Cell" panggil Kenan lirih.

"Ini yang aku takutkan Ken, Rai.. Mereka yang menyukaimu akan menggunakanku sebagai kambing hitam mereka agar mereka mudah mendapatkan kalian" kataku sembari menatap mereka berdua.

"Cell" panggil Raiden.

Aku menggeleng dan mencengkram erat lengan William. Will tolong bawa aku pergi dari sini.

"Selesaikan masalah kalian bertiga" kata William sembari menarikku menjauh dari mereka.

"Cell" panggil Kenan.

"Kita selesaikan ini dulu" kata Raiden.

Aku menahan air mataku saat keluar dari kelas, melihat ada banyak orang yang berada di luar membuatku menunduk.

"Cell jangan menunduk" kata William.

Dia kemudian membawaku ke taman belakang yang sepi. Saat aku duduk airmataku yang tadi aku tahan menetes.

"Kenapa hiks kenapa Yuki melakukan ini semua padaku" kataku sembari menangis.

William menggeleng dan mengusap air mataku.

"Jangan membuang air matamu untuk hal yang tidak berguna seperti ini" katanya.

"Aku bingung hiks.. Aku harus bagaimana Will" kataku lirih.

"Cell aku bisa membantumu" katanya.

Aku menatapnya dengan mata berkaca-kaca. Awas saja kalau kau menyarankan hal yang tidak berguna.

"Jadilah kekasihku" katanya.

Aku terdiam dan semakin kencang menangis, bantuan macam apa itu Will?!.

"Hei tenang kan dirimu dulu" Kata Will. Dia memelukku dan mengusap punggungku pelan.

Bagaimana aku bisa tenang, kau menawarkan bantuan yang sangat gila.

"Cell, aku dan kau sama-sama untung dengan ini" kata Will.

Untung bagaimana!.

"Kau bisa terlepas dari mereka dan aku juga bisa terlepas dari Rose" lanjutnya.

Benar juga.

Aku mengangguk pelan di sela-sela tangisanku. Setelah beberapa saat tangisanku akhirnya reda. Dan Will melepas pelukannya.

"Jadi bagaimana?" tanyanya.

Aku menatapnya lama dan mengangguk, tidak ada salahnya juga kan?. Dia untung aku juga untung dari kesepakatan ini.

Dia tersenyum dan mengusap air mataku.
"Kalau begitu kita akan melakukannya di depan mereka dan bersikap biasa saja di belakang mereka kan?" tanyaku.

Will mengangguk dan menjauhkan tangannya dari wajahku. Aku mengangguk dan menatap kearah danau di depan. Aku menghirup udara sebanyak mungkin lalu menghembuskannya secara perlahan.

Dengan begini juga aku akan dengan mudah menjauh dari mereka. Membiarkan mereka memiliki kekasih. Benar juga, ada untungnya juga.

"Kau pasti laparkan Cell? Mau ke kantin?" tanyanya.

Aku mengangguk dan segera pergi kekantin bersamanya. Sepanjang perjalanan banyak pasang mata yang menatap kami berdua, Bagaimana tidak sedari tadi Will terus menggenggam tanganku dan tersenyum manis. Aku mendengus dia terlalu mendalami peran ini.

Kita berdua masuk kedalam kantin, terlihat ada Kenan dan Raiden di mejanya. Ada Eve dan Jim juga disana. Serta ada Rose dan gengnya yang duduk di dekat Kenan dan Raiden.

Will membawaku menuju kearah meja dimana teman-temannya tengah tersenyum menatap kami berdua.

"Wah Cell hidungmu sangat merah" kata Lea, salah satu teman Will.

Aku mengerucutkan bibirku dan duduk saat Will menarikku untuk duduk di sampingnya. Will sekarang beralih menatapku sembari tersenyum.

"Kau mau pesan apa?" tanyanya.

"Bakso" kataku.

Will mengangguk dan segera memesan, saat makanan datang aku segera menyantapnya namun sendok dan garpu yang baru aku pegang Will rebut.

Dia menyuapiku membuat semua mata menatapku dengan wajah terkejut. Tak jarang ada juga yang tersenyum malu atas tindakan pria di sampingku ini. Padahal Will menyuapiku tapi kenapa ada banyak siswi yang tersipu malu.

Aku mengunyah dua potong bakso yang membuat pipi kanan dan kiriku menggembung. Will tertawa pelan dan mengusap keningku yang berponi. Dia kemudian mengatakan sesuatu yang hampir saja membuatku menyemburkan bakso yang ada di dalam mulutku.

"Kekasihku ini sangat lucu"

Will kau membuat suasana di kantin menjadi hening. Bahkan ada seseorang yang tersedak makanannya sendiri. Dia Rose, aku mencoba tersenyum dan menelan baksoku dengan susah payah.

"Kalian berdua..." Lea menatap kami berdua dengan mata membulat kemudian dia tersenyum senang.

"Akhirnyaa!! Astagaa kita mempunyai mantu yang sangat cantik" teriak Lea pada para sahabatnya.

"Wah makan sepuas kalian dan Will yang akan membayarnya" kata seorang pria.

Aku mendelik dan menatap Will yang justru tersenyum.

"Will kau-"

"Tidak papa aku tidak akan bangkrut" katanya.

"Heii hanya kelas kami, kalian jangan berfikir akan mendapatkan makan gratis hari ini" teriak seorang gadis sembari menatap sekitar dengan wajah sombongnya.

Di sebrang Eve menatap tak percaya padaku. Namun dia tersenyum dan mengangkat dua jempolnya keudara. Jim dia hanya mengangguk padaku sembari tersenyum menyebalkan.

Rose terlihat menatapku tajam, aku hanya menatapnya datar sembari menyeruput es di depanku. Aku tak berani menatap wajah Kenan dan Raiden. Tidak untuk saat ini.

"Buka mulutmu lagi" kata Kenan sembari menyodorkan sepotong bakso di depan mulutku.

Aku membuka mulut dan mulai memakan bakso yang Will suapkan. Maafkan aku Kenan, Raiden... Dengan ini aku harap kalian akan dapat menjauh sedikit dariku.

Demi masa depan kalian, dengan adanya aku disisi kalian maka itu akan membuat kalian berdua tidak melirik gadis lain. Maafkan aku.

"Cepat habiskan sebentar lagi bel" kata Kenan.

Aku mengangguk dan mengunyah bakso dengan semangat. Will juga memakan bakso di tangannya, baiklah kita memerankan peran pertama kita dengan sangat baikkan?.

ALSTROEMERIA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang