Aku berdiri dengan malas mendengarkan ceramah kepala sekolah didepan. Aku mendengus, dia berbicara dari matahari yang awalnya ada di timur sekarang sudah mulai naik keatas kepala.
Aku menatap sekitar, menatap murid-murid yang menggerutu kepanasan. Tiba-tiba seseorang menarikku kebelakang. Dia Will, dia menarikku menuju barisannya.
Hei kau ini...
"Will apa yang kau lakukan" bisikku saat sudah ada di barisan kelasnya.
"Kau pasti kepanasan kan?" tanyanya.
Dia kemudian berdiri di belakangku menghalangi cahaya matahari. Aku menghela nafas dan bersikap seperti biasa saja. Walaupun ada banyak pasang mata yang menatap kami berdua.
"Cell minumlah"
Aku menatapnya tak percaya gadis ini membawa es kelapa muda! Dari mana datangnya es ini?.
Aku mengambilnya dan mengucapkan terimakasih. Aku meminumnya sedikit, kemudian menghela nafas lega setidaknya aku tidak akan kehausan lagi. Aku menutup mataku sembari menikmati es kelapa ditanganku sampai aku merasakan angin sepoi-sepoi menerpa wajahku.
Aku membuka mata dan melihat kipas kecil berputar tepat di depan wajahku. Aku mendongak dan menatap wajah Will dari bawah.
"Segar?" tanyanya.
Aku tersenyum dan mengangguk dengan semangat. Jika di pikir-pikir kini aku terasa seperti sedang berada di pantai dengan segelaa es kelapa ditanganku..
Saking asiknya menyeruput Es kelapa dan berkhayal aku sampai tidak menyadari tubuhku bersender pada tubuh Will. Bahkan tangan Will melingkar di perutku.
Aku sangat senang karena teman-teman Will seperti sedang melindungiku dari tatapan para guru di depan. Dengan tubuh semungil ini aku bisa dengan mudah berlindung di balik tubuh teman-teman Will di depanku.
"Kau mau?" tawarku pada Will.
Aku sampai lupa menawarkannya pada pria ini.
Will menunduk dan menyeruput es ditanganku dan kembali berdiri tegak. Aku tersenyum dan kembali menikmati es kelapa di tanganku. Aku menatap sekitar sampai tatapanku bertemu dengan Rose. Dia terlihat sangat marah... Aku tersenyum menggodanya.
"Will lihatlah wajah mantan terindahmu itu" bisikku.
"Kau punya rencana licik Cell? Seperti ini?"
Dia menaruh dagunya diatas kepalaku dan mengecupnya pelan. Aku terdiam merasakan sensasi geli di ubun-ubunku. Hei pria ini..
"Atau seperti ini?" dia mendongakkan wajahku dan mencium keningku secepat kilat.
Aku melotot pria ini!!!!.
"Ck, kau..."
Aku bergerak maju dan mencoba lepas darinya namun sayang sekali dia malah menarikku dan tidak membiarkanku pergi kemanapun.
Aku mendengus dan kembali menghabiskan es kelapa di tanganku. Aku melirik kearah Rose yang sudah memerah disana. Aku tertawa jahat di dalam hati.
Setelah upacara aku duduk diatas bangku taman, menatap kearah lapangan yang mulai ramai oleh para murid.
"Cell kau mau menontonnya?" tanya Eve yang duduk di sebelahku.
Aku menggeleng lebih nyaman disini, tidak panas dan sangat segar. Eve mengangguk dan segera berdiri menghampiri Jim yang sudah menunggunya di depan.
"Huaa lebih baik aku tidur saja" kataku.
Aku menatap kembali kearah lapangan, disana ada Yuki yang mengikuti lomba tarik tambang. Aku menguap lebar dan mengamati ekspresinya. Dia terlihat sangat bahagia berada di sebelah Kenan yang menjadi wasit.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALSTROEMERIA [TAMAT]
Fantasy•...• Cerita ini akan mengisahkan perjuangan Daisy dalam mengubah takdir kehidupan Cellyn yang tragis. Cellyn, gadis yang memerankan peran antagonis di cerita ini. Apakah Daisy bisa mengubah takdir hidup Cell? Atau dia malah menjadi seorang yang s...