MASIH BERSAMA WILL [1]

1K 169 0
                                    

Aku keluar dari mobil William. Malam ini kita berencana akan melakukan kemping di salah satu objek wisata kemping terkenal di kota ini. Sebenarnya bukan tanpa alasan kita berdua menghabiskan waktu bersama. Kita melakukan ini sebagai salam perpisahan.

Kita memutuskan untuk menyudahi perjanjian satu bulan yang lalu. Will dia akan fokus untuk mendapatkan nilai sempurna di pelatihan ujiannya dan aku yang memutuskan untuk mengakhiri hubungan bohongan ini.

Aku duduk di depan api unggun, Will sedang menyiapkan makan malam untuk kita berdua. Udara disini lumayan dingin dan jangan kalian kira hanya ada kita berdua disini. Banyak juga para remaja yang memang sedang menghabiskan waktu holiday di sini entah bersama kekasihnya atau dengan teman-temannya.

Aku melihat William duduk di sebelahku dan memberikan ayam panggang. Aku segera memakannya pelan. Sembari menikmati pemandangan perbukitan malam yang sangat indah.

"Will terimakasih" kataku.

Aku meletakkan ayam panggang yang sudah tak bersisa diatas meja kecil disampingku. Aku beralih mengambil segelas teh hangat dan meminumnya.

Aku kini menatap Will yang sudah selesai juga dengan makan malamnya. Dia terlihat menatapku, aku tersenyum.

"Terimakasih karena kau sudah membantuku, dan sekarang aku harap kau bisa menjalani kehidupan normalmu kembali. Rose dia sudah pindah dan masalah Kenan serta Raiden mereka juga sudah tidak terlalu dekat denganku. Mereka berdua mulai berkencan, walaupun itu paksaan dariku" kataku.

"Kau harus fokus pada belajarmu, aku dengar kau ingin menjadi seorang tentara" lanjutku.

Aku tersenyum saat dia tidak merespon perkataanku.

"Kau harus mendapatkan nilai yang sempurna saat ujian nanti" lanjutku.

Aku sekarang menatapnya dalam diam. Kenapa aku merasa sesak?, seperti akan kehilangannya saja. Kau berpikir apa Daisy dia bahkan hanya kekasih pura-puramu.

Aku mengalihkan pandanganku, kini aku menatap api di depanku. Kayu bakarnya mulai hangus terbakar.

"Cell" panggilnya.

"Hm" aku menyahut tanpa ingin menatapnya, aku tengah asik melihat kumbang di depanku yang sedang berjalan diatas kayu yang belum terbakar.

"Bagaimana jika aku mencintaimu?"

Aku langsung menatapnya, apa katanya tadi? Dia mencintaiku?.

"Will kau-"

"Aku serius Cell" potongnya.

Aku menatapnya lekat, mencari kebohongan di kedua matanya. Siapa tau dia sedang mengerjaiku kan?. Namun aku tidak melihat adanya kebohongan disana.

"Apa kau juga mencintaiku?" tanyanya.

"Tidak setidaknya apa kau menyukaiku Cell?"

Aku menatapnya dengan wajah bingung, bagaimana ini? Aku sendiri saja tidak tau dengan perasaanku.

"A-aku tidak tau" kataku sembari terbata.

William mengambil sebelah tanganku dan meletakkannya di dadanya. Aku merasakan degub jantungnya yang berdetak dengan kencang.

"Kau merasakannya?" tanyanya. Aku mengangguk, tentu saja ini sangat terasa.

"Cell, aku tau kau belum mencintaiku. Tapi beri aku waktu agar bisa meyakinkanmu kalau aku benar-benar mencintaimu" katanya.

Aku terdiam ada glenyeran aneh di dalam dadaku. Seolah ada banyak kupu-kupu yang ingin terbang keluar dari perutku ini.

"Kau memerah Cell" katanya lalu terkekeh geli.

ALSTROEMERIA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang